visitaaponce.com

Penularan Mpox di Transpotasi Publik Tergolong Kecil

Penularan Mpox di Transpotasi Publik Tergolong Kecil
Petugas kesehatan memberikan imbauan waspadai penularn Mpox(Antara/Shulthony Hasanuddin)

PENULARAN cacar monyet atau mpox tergolong kecil atau masih bisa dihindari. Meski begitu masyarakat juga perlu waspada dan kehati-hatian terutama soal droplet.

"Penularan melalui tempat duduk bergantian saat di transportasi publik tergolong kecil kemungkinananya. Namun perlu diantisipasi penularan secara droplet pada tempat yang berkerumun," jelas Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) Dr. dr I Gusti Nyoman Darmaputra saat dihubungi, Sabtu (4/11).

Droplet menjadi salah satu media yang ditularkan saat seorang yang terinfeksi batuk/bersin. Maka ada cairan yang berpindah.

Baca juga : Cegah Penularan Cacar Monyet, Edukasi di Populasi Kunci Perlu Ditingkatkan

Sementara antar kulit (skin to skin) umumnya tidak menular. Kecuali, ada cairan yang berpindah dari orang terinfeksi, sehingga jika seseorang salaman tanpa ada cairan atau luka maka umumnya aman.

"Lebih utama harus ada kontak dengan cairan tubuh atau luka penderita," ucapnya.

Mekanisme penularan antar manusia bisa terjadi karena beberapa hal seperti skin to skin, droplet, ciuman, hubungan seksual, hingga oral seks.

Baca juga : Pemprov DKI Diminta Terjun Sosialisasi Pencegahan Cacar Monyet

Sementara itu, Ketua Satgas Mpox PB IDI Dr Hanny Nilasari menjelaskan masa inkubasi mpox berlangsung sekitar 1-21 hari. Adapun gejala umum mpox seperti ruam, lesi kulit, demam, sakit kepala dan tenggorokan, nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

"Bagi sebagian orang, gejala pertama Mpox adalah ruam atau lesi kulit, sementara yang lain mungkin memiliki gejala berbeda pada awalnya," ujar Hanny.

Lesi kulit muncul sebagai lentingan berisi cairan yang dapat terasa gatal atau nyeri. Lesi kulit dapat berkembang di seluruh tubuh, seperti telapak tangan dan telapak kaki, wajah, mulut, daerah genital, dan anus. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat