visitaaponce.com

PB IDI 90 Penularan Cacar Monyet Melalui Kontak Seksual

PB IDI: 90% Penularan Cacar Monyet Melalui Kontak Seksual
Petugas kesehatan melakukan edukasi kewaspadan cacar monyet kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangsel, Banten, Rabu (1/11/2023).(Antara)

MASIH banyak masyarakat yang belum terinformasi dengan baik mengenai mpox atau cacar monyet. Untuk itu, perlu edukasi secara luas mengenai penyakit menular yang banyak menimpa kaum homoseksual ini.

Satu fakta yang perlu dipahami masyarakat adalah sekitar 90% penularan cacar monyet adalah melalui kontak erat dan terutama kontak seksual.

Untuk itu, Ketua Satgas Mpox Pengutus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari meminta masyarakat menghindari kontak fisik dengan pasien terduga mpox.

Baca juga : 35 Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di 3 Provinsi

Selain itu, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya.

"Untuk populasi risiko tinggi misalnya memiliki multipartner, dan kondisi imunokompromais seperti autoimun, penyakit kronis lainnya agar sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko. Hubungan seksual harus dilakukan dengan aman menggunakan kondom serta lakukan vaksinasi," kata Hanny dalam konferensi pers secara daring, Selasa (7/11).

Imbauan IDI kepada kelompok homoseksual

Baca juga : Cegah Penularan Mpox, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Gandeng LSM

Kepada masyarakat umum, terlebih bagi populasi LSL atau homoseksual, dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter apabila muncul gejala lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam.

Pada kasus terduga mpox PB IDI menganjurkan agar perlu dilakukan skrining/pemeriksaan awal berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis), pemeriksaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap, serta pemeriksaan swab yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting/ keropeng/ kelainan kulit.

"Penyediaan obat antivirus dan vaksin didesentralisasi di dinas kesehatan kabupaten atau kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta prioritas," ujar dia.

Baca juga : 5 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Di kesempatan yang sama Ketua Umum PB IDI, Moh. Adib Khumaidi mengatakan kemunculan mpox yang tidak terduga penyebaran kasusnya menunjukkan bahwa virus ini sudah beredar dalam tingkat yang diawasi sitem pengawasan.

"Pengalaman dari pandemi covid-19 memberi pelajaran untuk meningkatkan surveilans epidemiologi bagaimana di tingkat pertama layanan primer baik di puskesmas maupun dokter praktik mandiri maupun dokter spesialis harus segera memberikan laporan jika mendeteksi atau mendapatkan data yang berkaitan Mpox," ujarnya. (Z-4)

Baca juga : Kasus Ke-3 Cacar Monyet Ditemukan, Semuanya di Jakarta

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat