visitaaponce.com

Cegah Penularan Mpox, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Gandeng LSM

Cegah Penularan Mpox, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Gandeng LSM
Ilustrasi gejala yang muncul pada tubuh penderita cacar monyet atau mpox.(Freepik)

EPIDEMIOLOG Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyarankan pemerintah menggandeng NGO atau LSM yang kerap menjangkau komunitas penyuka sesama jenis (LGBT) untuk menyosialisasikan pencegahan penularan penyakit cacar monyet (mpox).

Pencegahan penularan penyakit cacar monyet pun sejak sekarang harus dikombinasikan dengan sosialisasi pencegahan penularan HIV serta penyakit menular seksual. Sebab, sejauh ini penyakit 'Mpox' hanya ditemukan dalam komunitas tertutup seperti komunitas penyuka sesama jenis. Selain itu, kasus 'Mpox' hingga saat ini seluruhnya disebabkan kontak seksual.

"Untuk mencegah penularannya sekali lagi penularan ini ada di kelompok yang berisiko tinggi ya jadi kombinasi sinergitas antara program HIV, penyakit menular seksial dan 'Mpox' ini harus dilakukan pemerintah. Menjangkau kelompok ini dengan NGO dan LSM yang biasa menjangkau mereka," ungkap Dicky saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (1/11).

Baca juga: Surveilans di Kelompok Homoseksual Harus Ditingkatkan untuk Tekan Penularan Cacar Monyet

Ia juga menilai ketertutupan kelompok berprilaku seksual berisiko ini juga dapat mengakibatkan hal lain semisal terlambatnya penyakit ini dideteksi sehingga penularannya dinilai akan menjadi lebih cepat dibandingkan yang bisa diprediksi pemerintah. 

Dicky juga khawatir, para pelaku seksual berisiko ini dapat menularkan penyakit cacar monyet pada pasangan resminya.

Baca juga: Cegah Penularan Cacar Monyet, Edukasi di Populasi Kunci Perlu Ditingkatkan

"Misal kepada istrinya atau anaknya. Kalau kena anak kecil berusia di bawah satu tahun ini berbahaya karena fatalitasnya cukup tinggi. Jadi harus segera dilakukan pencegahan," jelas Dicky.

Hadirnya penyakit ini di Jakarta, Banteng, dan Bandung pun dinilainya wajar karena prilaku seksual berisiko seperti penyuka sesama jenis kini sudah banyak dijumpai di berbagai kota-kota besar. 

"Sejak tahun lalu saya sampaikan, tidak kaget lagi kalau nantinya muncul di kota lain selain Jakarta. Itu sangat mungkin," tandasnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat