visitaaponce.com

Daerah Terpencil Minim Fasilitas Kesehatan Memadai

Daerah Terpencil Minim Fasilitas Kesehatan Memadai
Ilustrasi fasilitas kesehatan.(ANTARA/FAUZAN)

MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa banyak wilayah-wilayah terpencil Indonesia yang belum memiliki fasilitas kesehatan memadai.

“Saya kemarin ke daerah Kabupaten Yahukimo, Papua pegunungan, kita memang kondisinya masih memprihatinkan. Di sana itu rumah sakitnya tipe D, dan satu-satunya RS di kabupaten itu,” kata Muhadjir dalam acara Germas Award di Jakarta Pusat, Selasa (14/11).

Ia pun menjabarkan, RS di Kabupaten Yahukimo hanya memiliki empat dokter, yakni dua dokter umum dan dua dokter spesialis anastesi.

Muhadjir mengaku, dengan angka cakupan kesehatan semesta sebesar 98% belum sebanding dengan pelayanan bagi masyarakat, khususnya di wilayah terpencil.

“Ada alokasi penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah, kalau tidak terserap dan diklaim BPJS, itu bukan karena yang diberi PBI itu sehat, tapi karena di tempat itu gak ada fasilitas kesehata yang memadai,” beber dia.

Karena itu, Muhadjir mendukung penuh upaya transformasi kesehatan yang diinisiasi Kementerian Kesehatan. Hal itu diharapkannya sefera menciptakan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas bagi masyarakat.

Baca juga:

> Tantangan Pemerataan dan Kualitas SDM Kesehatan Harus Dijawab dengan Langkah Nyata

Polusi Udara Picu Asma, Puskesmas Jadi Garda Terdepan Pelayanan Terpadu

“Selain itu, kita harus upayakan agar masyarakat jangan sakit. Harus ada pola hidup sehat dan prima. Ini harus diterapkan,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Abdullah Azwar Anas mengungkapkan, pihaknya terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dan guru di wilayah-wilayah terpencil.

Jka dulu ASN banyak yang mengajukan pindah tugas dari wilayah-wilayah seperti Papua dan Maluku ke kota karena kurangnya insentif, saat ini pemerintah berupaya untuk memenuhi tunjangan ASN yang bertugas di wilayah terpencil.

“Kalau dulu di daerah 3T lebih dari 100 ribu formasi ASN kosong karena gak ada insentif, ke depa mereka yang di 3T naik pangkatnya lebih cepat 2 tahun dari yang di kota-kota besar,” ucap Abdullah.

“Ada insentif khusus di daerah terpencil agar ada tenaga kesehatan dan guru hebat yang dapat membangun bangsa,” pungkas dia. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat