Pasien Cacar Monyet Meninggal Karena Komorbid berat
![Pasien Cacar Monyet Meninggal Karena Komorbid berat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/85c1971ce05c74f25b4c902a04f63814.jpg)
DOKTER Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Lie Khie Chen mengatakan bahwa penyebab kematian satu pasien Mpox disebabkan bukan karena infeksi pada cacar monyet melainkan adanya bawaan komorbid yang berat.
“RSCM menerima pasien rujukan. Pasien Mpox yang dirujuk ke RSCM ini memiliki komorbid berat, saat dirawat memang pasien ini berkomplikasi dengan kondisi kesehatan yang bermasalah sehingga harus menjalani operasi. Sehingga penyebab utama meninggalnya pasien bukan karena mpox melainkan komorbid berat,” ungkapanya.
Khie Chen mengatakan bahwa penyakit cacar monyet sebenarnya memiliki risiko fatalitas yang tergolong rendah sehingga masyarakat tidak perlu khawatir namun harus tetap waspada.
Baca juga : Kemenkes Catat 57 Kasus MPox di Indonesia, Terbanyak di DKI Jakarta
“Bahwa angka kematian kasus mpox umumnya sangat kecil dan kondisi dari para pasien yang dirawat tentu saja tidak bisa disamakan. Masyarakat tidak perlu khawatir karena kasus mpox secara umum bisa diatasi dan dengan tingkat kematian yang sangat kecil,” jelasnya
Baca juga : Bukan cuma Jakarta, 51 Kasus Cacar Monyet Menyebar di 5 Provinsi
Khie Chen menjelaskan pasien yang meninggal tersebut sebelumnya memiliki gangguan organ tubuh sehingga menghambat sistem aliran usus dan harus dioperasi.
“Sebelum di bawa ke RSCM sudah sempat berobat di rumah sakit lain selama empat minggu sebelum dirujuk ke RSCM, pasien ini memiliki gangguan aliran usus sehingga harus dilakukan operasi, tetapi terjadi komplikasi yang cukup parah sehingga tidak bisa terselamatkan. Sejauh ini upaya kami sudah dimaksimalkan namun kondisi komorbid memberatkan kondisi pasien,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas MPox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari menyampaikan bahwa secara teori, penularan mpox dapat terjadi melalui kontak erat terutama akibat kontak seksual.
“Kontak seksual dengan seseorang yang terkena mpox sangat beresiko tinggi menularkan mpox karena ada pertukaran antara cairan yang dihasilkan, hal itu yang menyebabkan perpindahan virus dari tubuh seorang. Untuk semburan nafas dan udara tidak beresiko namun harus tetap menjaga jarak dengan pasien,” jelasnya.
Selain itu, pencegahan penularan juga dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak fisik dengan pasien terduga MPox. Hindari pula penggunaan barang secara bersama, seperti handuk, pakaian, alat mandi, ataupun perlengkapan tidur. (Z-8)
Terkini Lainnya
Mayoritas Jemaah Haji Punya Komorbid, Diimbau tidak Paksakan Diri di Tanah Suci
Masyarakat Disarankan tetap Vaksinasi Booster Covid-19
16 Petugas Pengawas Pemilu Jawa Barat Meninggal, 390 Orang Rawat Jalan
Ayo Rayakan Tahun Naga Kayu dengan Kesehatan Prima
Kasus Covid-19 Meningkat, Orang dengan Komorbid perlu Waspada
Ini Tata Cara Isoman di Rumah Saat Terinfeksi Cacar Monyet
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap