visitaaponce.com

Masalah Emosi Si Kecil Pahami dan Hadapi dengan Hati dan Pikiran yang Tenang

Masalah Emosi Si Kecil: Pahami dan Hadapi dengan Hati dan Pikiran yang Tenang
Emosi yang tidak tertangani dengan baik ini kemudian berdampak negatif pada perkembangan si kecil.(Ist/Freepik)

MASALAH emosi seringkali menjadi masalah perkembangan yang cukup sulit dipahami ayah dan bunda. Tidak jarang ayah dan bunda kesulitan saat dihadapkan pada emosi berlebih yang dialami si kecil saat merasa sedih, marah, hingga frustrasi.

Emosi yang tidak tertangani dengan baik ini kemudian berdampak negatif pada perkembangan si kecil, seperti munculnya masalah perilaku seperti tantrum hingga agresi.

Dalam paparan yang disampaikan oleh psikolog sekaligus penulis buku anak dengan judul ‘Series Mengenal Emosi’, NP Putri Puspitaningrum, M. Psi., Psikolog kepada para orang tua penerima manfaat program Rumah Anak SIGAP Tanoto Foundation, emosi merupakan respon berupa perasaan terhadap situasi tertentu.

Baca juga: Dukung Perkembangan Anak, Fasilitator Rumah Anak SIGAP Ajak Para Ayah Ikut Berperan Aktif

“Ada banyak sekali jenis emosi mulai dari emosi dasar hingga emosi kompleks. Pada dasarnya, emosi sudah mulai berkembang sejak si Kecil lahir. Pada anak usia 0-1 tahun, si Kecil sedang berada pada tahap menyadari emosi dirinya sendiri dan orang lain. Maka tak heran, jika terkadang si Kecil akan tersenyum saat melihat Ayah atau Bunda tersenyum padanya,” ujar Putri.

Kemudian, di usia 1-3 tahun, si Kecil akan mengalami tahap ekspresi emosi. Ia sedang berusaha mengenali emosi serta batasan dalam mengekspresikan emosinya.

Jadi wajar pada usia ini, ekspresi emosi si Kecil terkadang belum dapat diatur dengan baik. Apalagi jika kemampuan bahasa ekspresifnya juga sedang berkembang.

Baca juga: PGPAUD FIP UPI dan Tanoto Foundation Gelar Seminar Sosialisasi MBKM

“Dalam menghadapi tahapan ini, Ayah dan Bunda perlu paham dan berempati pada si Kecil. Si kecil membutuhkan usaha dua kali lipat lebih besar saat mengekspresikan emosi karena ia sekaligus belajar meregulasi dan juga mengomunikasikan emosinya,” lanjutnya.

Tentu ini bukan hal yang mudah untuk menangani masalah emosi si Kecil di usia tersebut, namun ayah dan bunda dapat menggunakan strategi STARR berikut ini untuk dapat menangani masalah emosi si Kecil dengan hati dan pikiran yang tenang:

1. Stop

Saat si Kecil mengalami emosi berlebihan, seperti tantrum, Ayah dan Bunda perlu berhenti sejenak. Ayah dan Bunda tidak perlu buru-buru merespons. Beri jeda untuk berpikir dan mengelola emosi diri sendiri terlebih dahulu.

2. Tenang

Kemudian, Ayah dan Bunda sebaiknya menenangkan diri. Minimal 1 menit saja dengan tarik napas dan menyadari kondisi sekitar. Dengan begitu, rasa panik Ayah dan Bunda akan berkurang dan bisa lebih rileks untuk menghadapi si Kecil.

3. Aman

Setelah Ayah dan Bunda tenang, pastikan si Kecil dalam kondisi aman dengan lingkungan sekitar yang juga cukup aman. Jika masalah emosi si Kecil terjadi di tempat umum, bawa si Kecil ke tempat yang lebih sepi dan tenang.

4. Ruang

Kemudian, beri ruang untuk si Kecil mengekspresikan emosinya dengan aman. Misalnya, jika si Kecil perlu mengekspresikan diri dengan memukul, Ayah dan Bunda bisa beri bantal untuk dipukul.

Secara bertahap, cara mengekspresikan emosinya bisa diubah pada hal yang lebih baik. Terpenting, pastikan si Kecil tidak melukai dirinya sendiri, orang lain, ataupun merusak benda-benda di sekitar saat mengekspresikan emosi.

5. Regulasi

Setelah si Kecil cukup tenang dan telah mengekspresikan emosinya, ayah dan Bunda bisa membantu si Kecil meregulasi emosinya dengan berbagai cara seperti tarik napas seolah-olah mencium wangi bunga, mengelus dada, hingga minum segelas air. Setelah lebih tenang, Ayah dan Bunda bisa membantu si Kecil mengenali emosinya dan bersama-sama mencari cara yang tepat jika masalah emosi terjadi di lain waktu.

Dengan menerapkan strategi STARR, ayah dan bunda dapat membantu si kecil untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengelola emosi. 

Memahami dan membantu si Kecil mengelola emosi memang bukan hal yang mudah dilakukan, apalagi emosi si Kecil masih dalam masa tumbuh kembang.

Ayah dan bunda tidak perlu takut atau khawatir berlebihan jika melakukan kesalahan selama tetap berupaya yang terbaik untuk memahami emosi si kecil.

“Emosi adalah tentang rasa dan tidak ada wujud nyatanya jadi butuh proses komunikasi yang baik dan hangat antara orang tua dan si Kecil. Jadi tetap jaga komunikasi dengan si Kecil dan berikan contoh terbaik dalam menghadapi emosi, maka Ayah dan Bunda akan lebih mampu untuk menghadapi masalah emosi si Kecil dengan hati dan pikiran yang tenang,” tandas Putri.

Baca juga: Bermain Sambil Belajar, Jenis Permainan Sederhana Ini Banyak Manfaatnya untuk Anak Usia Dini

Rumah Anak SIGAP adalah bagian dari program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP), yang merupakan bentuk kemitraan antara Tanoto Foundation dengan pemerintah daerah, dan melibatkan masyarakat.

Rumah Anak SIGAP didirikan dengan mengembangkan model layanan yang bertujuan untuk membekali keluarga agar mampu memberikan pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak usia 0-3 tahun secara menyeluruh (holistik), serta terintegrasi dengan layanan kebutuhan esensial anak lainnya.

Ragam layanan yang tersedia di Rumah Anak SIGAP ditujukan untuk memastikan anak-anak usia 0-3 tahun berkembang sesuai dengan usia mereka, dengan meningkatkan keterampilan orang tua/pengasuh dalam praktik pengasuhan yang berbasis pemenuhan hak anak.

Layanan tersebut meliputi kegiatan kelompok pengasuhan tematik, kegiatan stimulasi dengan bermain, pendampingan individual (orang tua dan anak), kunjungan rumah, dan beragam kegiatan pendukung lainnya.(RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat