Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan Buka 16 Juta Tenaga Kerja
![Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan Buka 16 Juta Tenaga Kerja](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/793896b5b3df3c3b3981cd35f114e97c.jpg)
PENGOLAHAN komoditas kelapa sawit membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat. Sebab, sektor ini berkontribusi menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah menyampaikan, kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan
ekonomi di lndonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit telah
menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.
“SDM (Sumber Daya Manusia) Perkebunan Kelapa Sawit menjadi program yang penting dalam mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan. Sebab, ada sekitar 30% sampai 40% tanaman kita tidak produktif sudah tidak bisa dipanen lagi. Tentu ini membutuhkan SDM yang bisa mengelola dan menumbuhkan kembali 30% sampai 40% itu dan harus segera kita remajakan. Keterbatasan SDM harus kita pacu sehingga perkebunan ini bisa kita Kelola semakin modern,” ungkap Andi dalam keterangan yang diterima, Kamis (30/11).
Baca juga: Serikat Petani Dorong Hilirisasi Sawit Lewat Kelembagaan BUMDes
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan kelapa sawit lndonesia mencapai angka 14,99 juta hektare (ha) pada tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat 2,49% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya seluas 14,62% saja.
Andi menyebut, pemerintah sudah melakukan penguatan tata Kelola perkebunan kelapa sawit rakyat atau Satu Sawit Indonesia berkelanjutan. Dengan konsep satu regulasi yang mengatur hulu ke hilir kelapa sawit. Satu paket kelapa sawit untuk peremajaan kelapa sawit (PSR), Sertifikasi ISPO, Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan peningkatan kompetensi SDM. Konsep Satu Sawit ini juga melibatkan seluruh elemen dalam industri kelapa sawit melalui kerja inovatif dan kerja kolaboratif.
Baca juga: Wapres Minta Dukungan Yunani Hadapi Sikap Diskriminatif UE Soal Sawit
Andi menjelaskan, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk meremajakan petani kepala sawit salah satunya adalah menjangkau SDM petani swadaya. Melalui dana yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ada banyak pelatihan yang gelah diberikan pada 10.642 petani sawit sejak 2021 sampai 2023.
“Mulai dari hulu, atau budidaya menyiapkan benih, sampai ke hilir kita berikan pembekalan, Dan terus
kita perbaiki data perkebunan kita. Jenis pelatihan kita itu ada budidaya, panen, ISPO, informasi pasar, pengelolaan SARPAS, Teknik pemetaan ini untuk memudahkan kita melakukan seluruh rangkaian mulai PSR Peremajaan Sawit Rakyat sampai masa panen,” jelas dia.
Selain itu, lanjut dia, ada pula program beasiswa hingga Sarjana (S2) yang diberikan pada anak-anak pekebun sehingga kemampuan manajerial kebunnya meningkat dan mampu berdaya saing. Mereka yang diberikan beasiswa, diharapkan 60% bisa berbakti untuk kemajuan daerahnya, memberikan banyak pengetahuan sehingga pengelolaan perkebunan kelapa sawit ini bisa juga modern dan mandiri.
Program ini sudah berjalan sejak 2021. Pada 2021 sudah ada 660 orang mendapat beassiwa, 2022 ada 1.000 orang dan tahun 2023 meningkat menjadi 2.000. Rencananya, pada 2024 bisa meningkat ke angka 3.000 sampai 4.000 mahasiswa yang bisa kita danai oleh BPDPKS.
“Tahun ini ada 2.000 orang yang kita sekolahkan dari D3,D1, sampai S1. 2.000 orang yang kita terima dari seluruh Indonesia sudah ada perguruan-perguruan tinggi,” tambah dia.
Dalam hal ini, Kementan juga menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi yang ada. Seperti sekolah vokasi D3 IPB, INSTIPER, STIPER, politeknik ATI padang, UGM, Universitas Diponegoro.
“Untuk wilayah timur kami lagi menginisiasi UNHAS dan universitas cendrawasih agar juga bisa menerima mahasiswa-mahasiswa yang kita terima melalui pendanaan kelapa sawit,” tandas dia.
Terkini Lainnya
119 Hektare Sawah Rusak akibat Banjir di Sulawesi Tengah
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Waduk di Pantura Mengering, Ratusan Hektare Tanaman Pangan Terancam Gagal Panen
Konversi Lahan Tambang untuk Pertanian demi Ketahanan Pangan
Perlindungan dan Kesejahteraan bagi Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit
Satu Data Perkebunan, Langkah Strategis menuju Perkebunan Berkelanjutan
Yuk, Berkunjung ke Kebun Teh Taraju Tasikmalaya
PTPN IV Regional III Targetkan Produktivitas CPO Meningkat
Jaga Nilai Ekspor, Kementan Bangun Sistem Ketelusuran Komoditas Perkebunan dari Hulu Hingga Hilir
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap