visitaaponce.com

Letusan Gunung Marapi Berdampak Serius bagi Jalur Penerbangan

Letusan Gunung Marapi Berdampak Serius bagi Jalur Penerbangan
Semburan abu vulkanik dari Gunung Marapi(Antara)

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan bahwa erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat memiliki dampak serius bagi dunia penerbangan. Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada saat letusan, Minggu (3/12), semburan abu vulkanik mencapai ketinggian 5.891 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Abu vulkanik bergerak ke arah utara hingga barat dengan warna abu-abu dengan hingga hitam dan intensitas pekat. Kondisi ini membuat kode penerbangan berwarna merah," kata Guswanto dikutip dari laman resmi BMKG, Rabu (6/12).

Sesaat setelah letusan, semburan abu vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15.000 mdpl. Material itu bergerak ke arah barat dengan kecepatan 65 km per jam. Kemudian abu vulkanik kembali bergerak ke barat daya dan menyebar ke arah barat laut dengan kecepatan 28 km per jam pada ketinggian sekitar 9.000 mdpl. Saat itu, kode penerbangan masih merah.

Baca juga: 18 Pendaki di Marapi Meninggal, Evakuasi Tetap Dilakukan

Kemudian, pada 4 Desember pukul 08.52 WIB, aktivitas Gunung Marapi menurun sehingga kode penerbangannya berubah menjadi oranye.

Sementara itu, Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca dan model langsung, mengeluarkan Volcanic Ash Advisory VAA berupa poligon potensi area terdampak abu vulkanik. BMKG pun menerbitkan Sigmet sebagai panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak.

Guswanto mengatakan penentuan jalur lalu lintas penerbangan memang menjadi tanggung jawab otoritas penerbangan dan Air Traffic Controller (ATC). Namun, untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan di sepanjang jalur yang berpotensi terdampak letusan gunung berapi, BMKG selalu memperbaharui info melalui beberapa tipe laporan, seperti berita Sigmet WV, Aerodrome Warning, dan METAR.

Baca juga: Sudah 12 Tahun Gunung Marapi Berstatus Waspada, Karakteristiknya Sulit Diprediksi

"Sigmet merupakan berita yang diterbitkan oleh Meteorological Watch Office (MWO) selaku unit layanan yang memiliki tugas khusus di area Flight Information Region (FIR)," terangnya.

Hingga saat ini BMKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Marapi, baik pengamatan melalui citra satelit cuaca, maupun koordinasi dengan PVMBG, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, dan VAAC Darwin.

Berdasarkan citra satelit cuaca terkini aktivitas letusan Gunung Marapi teramati sebaran abu vulkanik bergerak ke arah Barat Daya dan berdasarkan berita SIGMET ketinggian ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai 4.000 mdpl. Bandara yang berpotensi terdampak abu vulkanik ialah Bandara Minangkabau.

"Selanjutnya BMKG menghimbau kepada setiap pelaku jasa penerbangan dapat melakukan update informasi mengenai perkembangan situasi dari kejadian letusan gunung Marapi baik yang dikeluarkan oleh BMKG maupun pihak-pihak yang terkait," tandas Guswanto. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat