visitaaponce.com

Pengawasan 3 Gunung Aktif Diperketat

Pengawasan 3 Gunung Aktif Diperketat
Aktifitas vulkanik 3 guning dibantau(Antara)

PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, aktivitas vulkanik Gunung Merapi, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Merapi berdasarkan pengamatan hingga pagi ini Rabu (6/11) pukul 06.00 WIB. Adapun, status Gunung Marapi masih berada pada status waspada level II.

“Teramati asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 400 m di atas puncak kawah. Asap condong ke arah barat daya dan barat laut,” ungkap Kepala PVMBG Hendra Gunawan melalui laporan tertulis PVMBG, Rabu (6/12).

Kendati demikian, data kegempaan tidak menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Secara perhitungan data, jumlah letusan tercatat telah terjadi sebanyak 6 kali dengan amplitudo 3.9-33.6 mm dan durasi 30-49 detik. Selain itu, terjadi gempa hembusan sebanyak 18 kali dengan amplitudo 1.5 hingga 11.6 mm dengan lama gempa 25-60 detik.

Baca juga: Pemkab Tanah Datar Tetapkan Masa Tanggap Darurat 7 Hari Akibat Erupsi Gunung Marapi

“Pengamatan visual, kolom erupsi tidak teramati dengan baik karena tertutup kabut,” kata Hendra.

Hendra menegaskan, status Gunung Marapi masih berada pada level II (Waspada) membuat peraturan awal terkait larangan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 Km dari kawah/puncak tetap berlaku, sehingga masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan menaiki puncak.

Baca juga: 75 Pendaki Gunung Marapi Berhasil Ditemukan

“PVMBG akan terus melakukan pemantauan dan monitoring aktivitas ketiga gunungapi tersebut dan jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” jelasnya.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan aktivitas erupsi Gunung Marapi yang telah berstatus Waspada atau level II sejak 2011 itu sempat meningkat pada 7 Januari 2023, sehingga pihak berwenang menutup sementara jalur pendakian.

Akan tetapi, PLH BKSD Sumatera Barat, Dian Indriati mengatakan pihaknya kembali membuka jalur pendakian ke Marapi pada 24 Juli 2023 karena adanya animo yang besar dari masyarakat melalui kesepakatan perwakilan pemerintah daerah dan masyarakat di 3 kabupaten meski gunung dengan ketinggian 2.885 meter ini masih berstatus Waspada.

“Reaktivasi itu dilakukan atas kesepakatan bersama untuk menunjang pariwisata di Sumatera Barat yang dituangkan dalam deklarasi dukungan berbagai pihak termasuk perwakilan beberapa pemerintah daerah dan warga setempat dari Kabupaten Agam, Tanah Datar, Wali Nagari, Batu Palano, dan Koto Baru serta pihak BPBD dan pusat vulkanologi,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia.

Dian mengatakan bahwa pihaknya memberikan izin pendakian Gunung Marapi sesuai SOP yang berlaku karena adanya kesepakatan dengan semua pihak terkait. Sejak izin pendakian dikeluarkan pada Juli 2023, tidak tercatat aktivitas signifikan pada Gunung Marapi.

“Pusat vulkanologi tidak mendeteksi adanya erupsi Gunung Marapi pada 3 Desember 2023, sejumlah pendaki yang selamat menyatakan "tidak ada tanda-tanda erupsi jadi dari petugas kami yang ada di lokasi menyampaikan bahwa letusan itu terjadi sangat tiba-tiba dan tidak ada tanda-tandanya,” jelasnya.

Kendati demikian, pakar vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman mengatakan tanda-tanda erupsi dari aktivitas vulkanik Gunung Marapi sangat sulit diprediksi sehingga cara utama untuk meniadakan korban yaitu memahami aturan dan jangan mengabaikan prosedur keselamatan.

“Harus patuhi aturan yang sudah dikeluarkan karena jika tidak dapat berakibat fatal apalagi ketika bersanding dengan gunung yang berkarakter seperti Marapi. Kejadian serupa bisa juga terjadi di gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia,” ungkapnya.

Selain itu, Dian mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi lebih lanjut terkait reaktivasi gunung Marapi salah satunya dengan memperketat pengawasan secara teknis dan prosedural.

“Secara prosedur sudah terdapat aturan bagi pendaki bahwa aktivitas pendakian ada pembatasan yaitu pada hari bisa cukup dengan 100 orang, dan hari libur maksimal 150 orang. Selain itu, pendakian juga hanya dilakukan pada pukul 08-16.00 WIB,” jelasnya.

Gunung Merapi dan Gunung Anak Krakatau berada pada Siaga Level III

Selain Gunung Marapi, ada beberapa gunung api di Indonesia yang masih dalam status siaga yaitu Gunung Merapi dan Gunung Anak Krakatau yang berada pada Level III.

“Aktivitas vulkanik Gunung Merapi (2968 mdpl) yang berada di Jawa Tengah-DIY secara visual teramati 15 kali guguran lava ke arah Barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter serta 4 kali guguran lava ke arah Selatan (Kali Boyong) dengan jarak luncur maksimum 1000 meter,"ujar Hendra Gunawan.

Hendra menjelaskan, potensi bahaya yang timbul saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,”jelas Hendra.

Selanjutnya untuk perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau, pemantauan petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau hingga pukul 09.53 WIB pagi ini teramati tinggi kolom abu ± 500 m di atas puncak (± 657 m di atas permukaan laut).

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 54 mm dan durasi ± 2 menit 37 detik,” ujar Hendra.

Dengan tidak terdengarnya suara dentuman, saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level III (SIAGA), Hendra menghimbau agar masyarakat tetap menjauh dari gunung api tersebut.

“Merekomendasikan masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki (untuk) tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif,” tandasnya. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat