Rokok Batangan Jadi Pemicu Kenaikan Prevalensi Perokok Remaja
![Rokok Batangan Jadi Pemicu Kenaikan Prevalensi Perokok Remaja](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/5d23d9ead41ca7700ffe01d6f7e16a1e.jpg)
ANGKA konsumsi rokok pada remaja di Indonesia sangat tinggi. Banyak penelitian sebelumnya mengungkap bahwa keterjangkauan rokok menjadi tantangan utama dalam upaya menurunkan prevalensi perokok muda di negeri ini. Produk tembakau dijual dengan harga sangat murah dan bisa diecer.
CISDI mendapati 70% koresponden riset yaitu siswa SMP-SMA mengakui membeli rokok batangan saat mencoba rokok pertama kali dan pada pembelian di 30 hari terakhir saat diinterview. Pembelian rokok batangan oleh remaja berhubungan dengan kebiasaan merokok tidak rutin serta merokok 5 batang atau kurang per hari.
“Dengan pola merokok ini, dapat dikatakan konsumsi rokok batangan berhubungan dengan tahap eksperimen pada remaja, sebuah tahapan yang menggiring seseorang menjadi pecandu dan rutin merokok,” kata Chief of Research and Policy CISDI Olivia Herlinda, Selasa (12/12).
Baca juga : Karena Rokok, Orang Indonesia Kena Kanker Paru 10 Tahun Lebih Dulu
Riset menunjukkan remaja tergoda untuk membeli rokok terus-menerus karena rokok batangan dijual, dipromosikan secara masif, dan tersedia di sekitar. Hasil focus group discussion (FGD) dengan 49 remaja menunjukkan mereka memperoleh rokok di kios-kios sekitar sekolah dengan harga paling rendah sekitar Rp1.000 per batang.
Pembelian rokok batangan murah secara berulang membuat remaja akhirnya mengeluarkan uang antara Rp30 ribu hingga Rp200 ribu setiap minggu. Jumlah ini setara dengan separuh pengeluaran per kapita mingguan rata-rata penduduk Indonesia.
Baca juga : Jumlah Perokok Indonesia Bertambah 8,8 Juta dalam 10 Tahun
“Penjualan rokok batangan membuat remaja bisa membeli rokok dengan uang jajan harian. Rokok yang sudah murah menjadi lebih terjangkau lagi karena diecer. Bayangkan betapa besarnya alokasi untuk belanja rokok. Padahal, mereka seharusnya bisa menggunakan dana ini untuk kebutuhan esensial seperti membeli makanan bergizi,” tegas Olivia.
Mudahnya remaja mendapatkan rokok batangan dikarenakan tidak adanya aturan pelarangan penjualan secara eceran dan lemahnya kepatuhan serta penegakan hukum tentang pelarangan penjualan kepada anak di bawah 18 tahun. Sebagian besar kios tidak melakukan pengecekan identitas pembeli rokok.
Itu tergambar dari pengakuan remaja yang jarang diminta menunjukkan kartu tanda pengenal atau identitas saat membeli rokok di warung, kios, toserba bahkan minimarket. Akibatnya, anak dibawah umur pun bisa bebas membeli dan mengkonsumsi rokok.
Kenaikan harga jual rokok bisa mempercepat seseorang berhenti merokok. Sebab, terdapat hubungan sangat kuat antara harga jual rokok dengan keputusan perokok untuk berhenti. Peningkatan harga rokok yang signifikan atau tinggi dapat menekan prevalensi merokok di Indonesia.
Melalui penerapan kebijakan kenaikan cukai, pemerintah bisa mengerek harga jual rokok di pasaran. Sayangnya, kebijakan kenaikan harga rokok naik selama ini, tidak cukup efektif, contohnya; perhitungan relative income price atau proporsi GDP per kapita untuk membeli 100 bungkus rokok menunjukkan harga rokok pada 2021 justru 3,6 kali lebih terjangkau dibandingkan 1998. Ini artinya, terdapat ruang sangat luas bagi pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok lebih tinggi lagi.
“Di samping itu, struktur cukai rokok di Indonesia yang rumit, juga membuat kenaikan cukai tidak berdampak signifikan terhadap konsumsi rokok, dikarenakan konsumen bisa beralih ke produk yang lebih murah ketika terjadi kenaikan cukai,” kata Olivia.
Sebagai tambahan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2022 menjelaskan cukai hasil tembakau hingga hari ini terdiri atas delapan lapisan tarif. Di sisi lain, masih ditemukan juga potensi konsumen beralih membeli rokok batangan ataupun rokok ilegal.
Oleh karena itu, CISDI merekomendasikan pemerintah untuk tingkatkan kenaikan cukai rokok dengan signifikan. Survei yang dilakukan PRAKARSA pada 2018 menyebutkan 32% perokok akan berhenti merokok ketika kenaikan harga jual rokok mencapai 100%.
Selanjutnya, pemerintah diminta untuk sederhanakan struktur tarif cukai. Penyederhanaan akan mencegah perokok beralih ke rokok lebih murah dalam struktur tarif yang berbeda.
Pemerintah juga harus melarang penjualan rokok batangan. Larangan akan mencegah perokok beralih ke rokok batangan ketika terjadi kenaikan harga.
Aparat penegak hukum juga harus berikan sanksi atas pelanggaran penjualan produk tembakau pada remaja di bawah usia 18 tahun. Indonesia sudah memiliki aturan jelas mengenai pelarangan penjualan produk tembakau bagi remaja berusia di bawah 18 tahun yang tidak dipatuhi oleh penjual.
Selain itu, pemerintah harus mewajibkan penjual memiliki lisensi. Berkaca dari negara lain, penerapan lisensi efektif dapat mengontrol ketat penjualan rokok di level akar rumput.
Pemerintah juga harus melawan peredaran rokok ilegal. Rokok ilegal buruk bagi pemasukan negara dari cukai dan karena murah mendorong perokok untuk tetap merokok.
Terakhir dan yang paling penting mempomosikan program berhenti merokok. Gunakan cukai rokok dan berbagai lini komunikasi untuk mengedukasi dampak buruk konsumsi rokok dan konseling untuk berhenti merokok. (Z-5)
Terkini Lainnya
Rokok dan Kanker Paru
Penerimaan Cukai Rokok Turun Bukan Berarti Kurangi Konsumsi Rokok Masyarakat
Dibutuhkan Regulasi Inovatif Tekan Perokok Remaja
Belajar dari Negara Lain Turunkan Perokok Anak
Karena Rokok, Orang Indonesia Kena Kanker Paru 10 Tahun Lebih Dulu
12 Ormas Desak RPP Kesehatan Disahkan untuk Lindungi Anak dari Rokok
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Kenali Jenis Batuk, Waspada Jika Kerap Terjadi pada Malam Hari
Mumpung belum Telat, Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah sejak Usia 35-40 Tahun
Perokok Tiga Kali Lebih Tinggi Terancam Masalah Kesehatan Ketimbang Orang yang tidak Merokok
Konsumen Beralih ke Rokok yang Lebih Murah, Instrumen Cukai belum Berhasil
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap