visitaaponce.com

Program Water Credit Buka Akses Warga Terhadap Air Minum dan Sanitasi

Program Water Credit Buka Akses Warga Terhadap Air Minum dan Sanitasi
Warga melakukan aktivitas mencuci piring dari program Water Credt(Dok. Water.org)

SALAH satu program prioritas pemerintah hingga 2024 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah mewujudkan 90% akses sanitasi layak, termasuk di dalamnya 15% rumah tangga memiliki akses sanitasi aman, serta penurunan angka BABS hingga 0%.

Target itu sejalan dengan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu penyediaan akses air minum dan sanitasi aman serta berkelanjutan bagi masyarakat. Salah satu solusi yang efektif dan mulai diterapkan di berbagai daerah di Indonesia dalam mencapai target ini adalah water credit.

Water credit merupakan inisiatif pembiayaan oleh lembaga keuangan kepada Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) untuk meningkatkan cakupan dan kualitas layanan akses air minum dan sanitasi di wilayah pelayanan. 

Baca juga : Air Minum dan Sanitasi Perlu Jadi Perhatian Capres-Cawapres

Selain kelompok pengelola bentukan pemerintah melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), terdapat juga kelompok serupa yang dibentuk melalui CSR, swadaya masyarakat, atau sumber dana pihak ketiga lainnya yang turut mendapatkan pembiayaan serupa.

Inisiatif water credit diharapkan tidak hanya dapat menjangkau lebih banyak masyarakat untuk mendapatkan akses air minum dan sanitasi, tetapi juga dapat secara langsung memberdayakan penerimanya dan menjaga keberlanjutan fasilitas terbangun.

Team Lead Partnership Account Water.org Indonesia Rachmad Hidayat mengatakan, skema water credit dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air minum dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terhenti apabila donasinya tidak berlanjut. 

Baca juga : Exxon Mobil dan YTBN Bangun Fasilitas Sanitasi Bagi Warga di Tuban, Jatim

Program ini memang menekankan kontribusi masyarakat secara langsung dalam penyediaan akses air minum dan sanitasi, agar muncul rasa kepemilikan dan tanggung jawab. Melalui skema water credit ini, terbuka peluang bagi lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan di sektor air dan sanitasi,” ujar Rachmad.

Salah satu contoh keberhasilan water credit terjadi di Jawa Timur. Difasilitasi Danone-AQUA dan Water.org Indonesia, Bank UMKM Jawa Timur menjadi lembaga yang turut mengembangkan inisiatif water credit. 

Sejak 2018, program itu telah menyalurkan 123 pinjaman kepada lebih dari 100 KSPAMS di Jawa Timur, dan hingga 2023, total dana yang disalurkan mencapai Rp5,5 milyar. 

Baca juga : Indonesia Hadirkan Tata Kelola Air Pamsimas dan Sanimas di World Water Forum 2024

Pendanaan tersebut berhasil menambah sekitar 1.500 Sambungan Rumah (SR) yang dapat memenuhi kebutuhan air setidaknya bagi 6.000 jiwa.

“Waktu baru dibentuk pada tahun 2015, kami hanya memiliki 80 Sambungan Rumah (SR), sekarang kami sudah mampu melayani lebih dari 533 rumah tangga. Salah satu faktor pendorong adalah water credit dari Bank UMKM Jawa Timur. Melalui kucuran dana tersebut, kami berhasil melakukan penambahan sekitar 150-an SR,” terang Kasio, Pengurus KSPAMS Handarbeni, Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Inisiatif water credit terbukti memberikan manfaat langsung ke masyarakat, terutama dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. 

Baca juga : ACC Resmikan Kantor Cabang Syariah di Bukittinggi, Sumbar

"Warga jadi terbiasa mandi dua kali sehari, cuci tangan, dan membuat jamban sehingga tidak lagi buang air besar sembarangan," papar Mardi, warga Desa Puhkerep.

Dampak tidak langsung adalah meningkatnya produktivitas dan penghasilan. Banyak warga yang membuka jasa usaha laundry, bengkel, atau pabrik batako. Pemilik warung juga lebih produktif karena tidak perlu menutup warung dikarenakan harus mengambil air dari lokasi yang terlalu jauh. 

Perluasan cakupan layanan tersebut juga menambah jumlah petani dan peternak, antara lain ternak kambing dan ayam, maupun sekadar memanfaatkan halaman rumah untuk menanam sayuran.

Baca juga : CSR BAF United for Care Turut Tingkatkan Kesejahteraan Anak Indonesia

Dengan semua kemudahan tersebut, pelanggan kini hanya membayar Rp1.000/m3 atau hanya Rp15.000-Rp20.000 per bulan. Jika dibandingkan warga yang tidak menggunakan layanan SPAM, dimana mereka mengeluarkan biaya Rp100.000 per bulan untuk membeli air galon, maka ada penghematan yang signifikan.

Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan program itu sejalan dengan strategi keberlanjutan Danone Indonesia yang tertuang dalam Danone Impact Journey. 

“Kami percaya bahwa ketersediaan akses air minum dan sanitasi dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga mampu memiliki kualitas hidup yang baik. Upaya Danone-AQUA dalam meningkatkan akses air minum, sanitasi dan penyehatan lingkungan diterjemahkan melalui program WASH (Water Access, Sanitation and Hygiene),” katanya.

Baca juga : Kerja Sama dengan Kiva, Coca-Cola Foundation Bantu 43 Ribu Wirausaha di Indonesia

Program water credit dan kolaborasi bersama Water.org telah berkontribusi secara signifikan terhadap keseluruhan program WASH Danone-AQUA di Indonesia. 

“Hingga saat ini, program kolaborasi Danone-AQUA dan Water.org melalui skema water credit telah memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung hingga lebih dari 230 ribu penerima manfaat. Sementara total penerima manfaat yang kami perkirakan untuk program WASH kami di seluruh Indonesia hingga saat ini telah mencapai 520 ribu orang,” tambah Karyanto.

Karyanto mengungkapkan skema Water Credit juga sedang dikembangkan untuk lembaga pendidikan Pesantren. 

Baca juga : Kolaborasi Antar BUMN, Pertamina Dukung Peningkatan Kualitas Sanitasi Komunal Warga Kelurahan Rawa Barat 

“Saat ini kami pun tengah berupaya mengembangkan akses air minum dan sanitasi di sejumlah pesantren yang masih memiliki keterbatasan fasilitas,” tutup Karyanto. 

Melalui program itu, Pondok Pesantren yang memerlukan biaya untuk membangun sarana air minum dan sanitasi dapat mengajukan pembiayaan ke BPRS HIK Parahyangan dengan beberapa kemudahan. 

Program water credit untuk pesantren telah diawali dengan pencairan pembiayaan air dan sanitasi bagi 4 pesantren di Jawa Barat dengan total jumlah santri sebanyak 486 orang. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat