Finerenone, Harapan Baru Pasien Penyakit Ginjal Kronis
![Finerenone, Harapan Baru Pasien Penyakit Ginjal Kronis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/6318541f35e4b68d32c85a62ab85c5b3.jpg)
FINERENONE dinilai merupakan obat baru yang mampu membantu menangani penyakit ginjal kronis (PGK). Obat ini bisa membantu menghambat progresivitas dari penyakit ginjal kronis.
Berdasarkan penelitian The American Society of Nephrology (AS) Kidney Week 2021, terapi dengan finerenone mampu menurunkan risiko progresi PGK pada pasien diabetes tipe 2, serta menunjukkan penurunan kebutuhan dialisis (cuci darah) sebesar 36 persen. Finerenone mampu mencegah munculnya inflamasi dan fibrosis pada ginjal, yang merupakan faktor utama kerusakan struktur permanen ginjal yang berujung pada gagal ginjal dan cuci darah bagi pasien PGK dengan diabetes tipe 2.
Finerenone yang telah mendapat izin edar di Indonesia sejak 2023 dan baru diluncurkan 15 Januari 2024 itu merupakan inovasi dari Bayer, perusahaan global dengan kompetensi di bidang life science terkait kesehatan dan nutrisi. Jeff Lai, Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia menjelaskan sejalan dengan visi Bayer: Health for All, Hunger for None, pihaknya berkomitmen meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.
"Hadirnya Finerenone sebagai obat inovatif bertujuan mencegah progresi sejak dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. PGK pada pasien Diabetes tipe 2 tahap lanjut dapat berakibat gagal ginjal dan cuci darah. Kondisi ini akan menjadi beban ekonomi yang sangat berat bagi pasien dan keluarga mereka," jelas Jeff Lain, dalam keterangan yang diterima, Senin (15/1).
Sedangkan Dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia menjelaskan Finerenone merupakan pengobatan inovatif yang disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risiko perburukkan ginjal pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. "Obat ini secara khusus menargetkan penurunan risiko inflamasi dan fibrosis, yang menjadi keunggulan utama pengobatan ini, khususnya bagi pasien PGK dengan Diabetes tipe 2," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH mengatakan penyebab utama progresi pada PGK pada pasien Diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Disebutkan, ketika mengalami fibrosis, artinya ada kegagalan dari respon fungsi penyembuhan dan perbaikan yang ada pada ginjal. Sehingga, progresi menuju gagal ginjal akan semakin cepat.
"Tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK adalah faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi & fibrosis. Sejauh ini, obat-obatan PGK yang sudah ada lebih menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik," ujarnya. (RO/R-2)
Terkini Lainnya
Serba-serbi Transplantasi Ginjal
Hati-hati! Ini 12 Gejala dari Penyakit Ginjal
Pentingnya Skrining dan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis
Peringati Hari Ginjal Sedunia, Etana Beri Edukasi untuk Masyarakat
Ini Gejala dan Cara Agar Terhindar dari Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit Ginjal Kronis Bisa Dicegah dengan Rutin Periksa Fungsi Ginjal dan Urine
6 Cara Mengatasi Flu dengan Bawang Putih
Minum Obat Hipertensi Harus Terus Dilakukan Sampai Tekanan Darah Normal
Kenali Jenis Batuk, Waspada Jika Kerap Terjadi pada Malam Hari
Ini Tips Memberi Obat Tuberkulosis pada Anak
Obat Tuberkulosis Dipastikan tidak Berbahaya Bagi Ibu Hamil
3 Obat Pereda Pilek yang Tersedia di Apotek
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap