visitaaponce.com

Orangtua Diminta Bersikap Terbuka dan Memahami Remaja

Orangtua Diminta Bersikap Terbuka dan Memahami Remaja
Ilustrasi(Freepik)

DOSEN Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Vidya Anindhita menegaskan bersikap terbuka, memahami kebutuhan anak, serta belajar mendengarkan pendapat anak merupakan hal yang penting dalam mendidik remaja.

"Seiring anak tumbuh dan belajar sesuai usia mereka, orangtua juga perlu belajar bersikap sesuai dengan usia anak mereka karena menjadi orangtua adalah proses belajar seumur hidup," ujar Vidya, dikutip Kamis (18/1)

Ia mengatakan penerapan pola asuh pada setiap fase pertumbuhan anak, baik ketika bayi, balita, usia prasekolah, maupun remaja, memiliki tantangannya tersendiri. Masa remaja sering kali dianggap sebagai fase dengan tantangan pola asuh terbesar.

Baca juga: Prihatin! Tawuran Remaja Marak di Tangerang, 4 Tewas dan 19 Terluka  

Dia menilai hal itu karena remaja memiliki keinginan yang lebih kuat untuk menyampaikan aspirasi, kebutuhan, keinginan, serta pendapat mereka yang dipengaruhi oleh perkembangan aspek kognitif, bahasa, dan emosional.

Selain itu, di fase remaja, anak sedang mengeksplorasi identitas serta ingin mencari konformitas, kenyamanan, dan keseruan dengan teman-teman sebaya agar dapat menjadi lebih dekat dan diterima oleh kelompoknya.

Dosen Unpad tersebut mengatakan hal itu mengakibatkan fungsi orangtua seolah tergeser oleh fungsi teman karena anak merasa memiliki lebih banyak kesamaan dan lebih diterima oleh teman daripada saat berinteraksi dengan orangtua.

Baca juga: Penjualan Rokok Ketengan Bisa Meningkatkan Perokok Remaja

Agar anak tidak terbawa arus pergaulan yang tidak sesuai dengan norma, dia menuturkan orangtua perlu menjadi teladan yang baik bagi perilaku anak dan mengingatkan terus menerus secara verbal atau maupun, serta berdialog secara rutin dengan anak.

"Remaja butuh untuk didengar dan dipahami. Sering kali orangtua hanya berusaha mendengar atau justru kadang cenderung cepat memotong penjelasan anak tanpa berupaya memahami," ucapnya.

Vidya mengakui berupaya untuk saling memahami memang tidak mudah, sehingga baik anak maupun orang tua membutuhkan hati dan pikiran yang tenang tanpa ada stigma atau persepsi buruk untuk dapat saling mengerti.

Oleh karena itu, ia mengajak para orangtua untuk melepas persepsi mereka pada remaja saat berdiskusi, memahami perkembangan remaja, membuka hati untuk mengerti mereka, serta mendengarkan kebutuhan dan pendapat mereka.

"Setelah itu, baru orangtua sampaikan pandangan atau harapan mereka agar anak mau mencoba sesuatu yang orangtua anggap baik bagi anak atau agar anak tidak melakukan sesuatu yang orangtua anggap berbahaya," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat