visitaaponce.com

Tempati Gedung Baru, SPM Tekankan Pendidikan Transformatif

Tempati Gedung Baru, SPM Tekankan Pendidikan Transformatif
Upacara pembukaan kampus SMP dan SMA atau Junior Senior High School (JSHS) SPM baru, di Panglima Polim, Jakarta, Rabu (24/1).(Ist)

SEKOLAH Perkumpulan Mandiri (SPM), salah satu lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pembelajaran dan karakter, segera menempati gedung baru di Kampus Panglima Polim, Jakarta Selatan.

Hal itu terungkap saat upacara topping off sekaligus pembukaan kampus Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Junior Senior High School (JSHS) SPM baru, di Panglima Polim, Jakarta, hari ini.

Turut hadir dalam pembukaan Kampus SMP dan SMA baru antara lain, Edwin Soeryadjaya (Board Member SPM), Linda Suwahjo (Board of Director), Gary Tan (Board Member), Aryo Djojohadikusumo (Board Member), Yenny Chandra (Board of Director), dan Glenn Thompson (Board of Director).

Baca juga: Program Competitive Fund Fasilitasi Perguruan Tinggi Lebih Transformatif

Board of Director yang juga Direktur Akademik JSHS SPM Yenny Chandra menyampaikan SPM berkomitmen untuk memberikan pengalaman pendidikan yang transformatif.

"Dengan pembukaan kampus baru di Panglima Polim pada Juli 2024 ini diharapkan siswa dapat mengikuti petualangan belajar yang luar biasa di kampus sekolah menengah yang baru," ujar Yenny.

Sebelumnya, JSHS SPM menempati kampus di Jalan Samratulangi, Jakarta Pusat. Di kampus lama itu, terdiri dari beberapa jenjang pendidikan mulai dari TK hingga SMA.

Dengan berdirinya gedung baru, kampus lama nantinya hanya ditempati anak-anak TK hingga Sekolah Dasar (SD), sedangkan kampus baru untuk jenjang SMP dan SMA.

Di kampus baru Panglima Polim, terdapat fasilitas seperti ruang kelas dengan layar besar, laboratorium teknologi tinggi, area maker space untuk eksperimen sains dan ekspresi bakat seni, serta fasilitas olahraga luar dan dalam ruangan.

Baca juga: Perkuat Pendidikan Karakter Anak Muda untuk Menuju Indonesia Emas 2045

Sekolah yang mengadopsi dua kurikulum yaitu kurikulum Cambridge dan kurikulum nasional itu menempatkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar.

Guru Sosiologi SPM, Arif Sapta Diputra, menambahkan SPM juga mengadopsi 7 Habits sebagai upaya lembaga pendidikan untuk menanamkan karakter kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun di kehidupan mereka kelak.

Guru Bimbingan Konseling SPM Azizah Suli menjelaskan pengembangan karakter merupakan inti filosofi SPM. Dengan menerapkan tujuh kebiasaan orang yang sangat efektif, SPM memastikan kesuksesan akademis dan pertumbuhan pribadi.

“Ini kebiasaan memberdayakan siswa dengan alat agar bisa unggul dalam perekonomian abad ke-21 dan menjadi pemimpin masa depan,” pungkas Suli. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat