visitaaponce.com

Wajib Kamu Ketahui 4 Sifat Mustahil Bagi Rasul dan Artinya

Wajib Kamu Ketahui! 4 Sifat Mustahil Bagi Rasul dan Artinya
Sifat mustahil bagi Rasulullah SAW(Freepik)

SEBAGAI utusan Allah SWT, Rasul memikul tanggung jawab besar dalam menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Mereka dibekali dengan sifat-sifat tertentu yang wajib dan mustahil bagi seorang rasul.

Sifat mustahil adalah atribut yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang rasul. Ini berlawanan dengan sifat wajib yang merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh para rasul. Menurut para ulama, terdapat empat sifat mustahil yang tidak ada pada seorang rasul. Keempat sifat tersebut adalah Kidzib (kebohongan), Khianat (pengkhianatan), Kitman (menyembunyikan kebenaran), dan Baladah (kekerasan atau kekasaran).

Para rasul yang diutus oleh Allah SWT bertugas memberikan petunjuk, menyampaikan kabar gembira, serta memberikan peringatan kepada umat manusia. Oleh karena itu, kepribadian mereka tercermin dalam sifat wajib dan mustahil yang menjadi bagian integral dari pelaksanaan tugas mereka yang agung.

Baca juga: Kumpulan Doa untuk Orang Sakit agar Cepat Sembuh Sesuai Ajaran Rasulullah Saw

Sifat Wajib Rasul

Sifat yang wajib dimiliki oleh para Rasul adalah atribut yang selalu ada pada mereka dan tercermin dalam cerita-cerita sehari-hari mereka. Berikut ini adalah beberapa sifat wajib yang dimiliki oleh para rasul.

1. Siddiq

Siddiq memiliki arti yang berarti benar. Ini mengindikasikan bahwa setiap ucapan atau pesan yang disampaikan oleh seorang rasul selalu benar. Hal ini berlaku baik dalam menyampaikan wahyu yang berasal dari Allah SWT maupun dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dunia.

Konsep Siddiq sebagai salah satu sifat yang wajib bagi para rasul juga ditegaskan dalam Al-Qur'an, seperti dalam surah Maryam ayat 41, di mana disebutkan tentang Nabi Ibrahim sebagai contoh kebenaran yang luar biasa.

Baca juga: Kapan Puasa Rajab 2024? Ini Hari yang Disarankan Rasulullah SAW


وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi,”

Kata Siddiq dalam konteks sifat khusus yang dimiliki oleh para rasul juga disebutkan dalam surah Maryam ayat 50, yang menegaskan bahwa mereka diberikan kemurahan rahmat Allah dan dijadikan sebagai pembawa pesan yang baik dan mulia.


وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا

Artinya: “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia.”

Dengan demikian, bagi para rasul, menjadi seorang pendusta adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

2. Amanah

Sifat wajib bagi para rasul yang berikutnya adalah amanah, yang berarti dapat dipercaya. Para rasul selalu berusaha untuk menjaga diri mereka dari melakukan dosa agar kepercayaan umat terhadap mereka tetap terjaga.

Bukti bahwa para rasul memiliki sifat amanah ditemukan dalam surah An-Nisa ayat 58, di mana Allah memerintahkan umat-Nya untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan menetapkan hukum dengan adil ketika diberi tanggung jawab untuk memutuskan perselisihan di antara manusia.

۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dengan demikian, bagi para rasul, menjadi pengkhianat adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Mereka senantiasa diharapkan untuk menjaga amanah yang telah diberikan kepada mereka oleh Allah SWT.

3. Tablig

Tablig merupakan sifat wajib bagi para rasul yang mengandung arti menyampaikan wahyu. Dalam menjalankan tugas kerasulannya, seorang rasul diwajibkan untuk menyampaikan wahyu yang harus dipercayai dan diyakini oleh umat manusia.

Wahyu yang disampaikan oleh para rasul bisa berupa pengetahuan, syariat, pedoman, atau pesan kenabian lainnya. Meskipun seringkali wahyu tersebut sulit atau tidak menyenangkan, para rasul tetap akan menyampaikannya tanpa mengurangi sedikit pun, sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 67.


۞ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

Dengan demikian, sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh para rasul adalah kitman, yaitu menyembunyikan wahyu yang telah diterima. Tidak ada ajaran yang boleh disembunyikan oleh para rasul atas alasan pribadi atau kepentingan lainnya.

4. Fatanah

Sifat wajib terakhir bagi para rasul adalah fatanah, yang berarti pandai, cerdas, dan bijaksana. Sebagai utusan Allah SWT bagi umat manusia, para rasul memiliki kemampuan untuk memahami berbagai permasalahan umat serta memberikan solusinya.

Allah SWT memberikan kepada para rasul kebijaksanaan dalam menyampaikan ajaran di antara kaum mereka. Hal ini termasuk saat mereka berargumen dengan kaum yang menentang ajaran Allah, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-An'am ayat 83,

وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui.”

Sifat Mustahil Rasul

Para Rasul memiliki sifat-sifat yang menjadi prinsip dasar dalam menjalankan tugas suci mereka. Terdapat beberapa sifat mustahil yang tidak mungkin dimiliki oleh para Rasul, yang merupakan bagian integral dari integritas dan keutamaan mereka.

1. Kidzib

Kidzib adalah sifat pertama yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang Rasul. Kidzib berarti berbohong, dan sebuah prinsip fundamental adalah bahwa seorang Rasul tidak akan pernah berbohong. Mereka selalu menyampaikan informasi dan berita sesuai dengan fakta yang ada. Sifat ini sejalan dengan prinsip kejujuran yang menjadi landasan ajaran Islam. Rasul pasti memiliki sifat sidiq, atau kejujuran, yang ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh HR. Bukhari.

2. Khianat

Khianat adalah sifat kedua yang merupakan mustahil bagi seorang Rasul. Khianat mencakup perilaku munafik yang suka berbohong dan melanggar janji. Dalam ajaran Islam, melanggar janji dan berbohong merupakan tindakan yang sangat tidak dianjurkan. Rasul haruslah teladan dalam menjaga kepercayaan dan integritas.

3. Kitman

Kitman adalah sifat ketiga yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang Rasul. Kitman merujuk pada kecenderungan untuk menyembunyikan sesuatu. Seorang Rasul tidak mungkin memiliki sifat menyembunyikan informasi penting dari pengikutnya. Mereka selalu menyampaikan kebenaran dan wahyu apa adanya, tanpa ada yang disembunyikan.

4. Baladah

Baladah adalah sifat yang mustahil bagi seorang Rasul. Baladah merujuk pada kebodohan, yang tidak sesuai dengan kebijaksanaan yang diperlukan dalam menyampaikan ajaran dan wahyu ilahi. Kebodohan bukanlah karakteristik yang akan dipilih oleh Allah untuk menjadi bagian dari utusan-Nya.

Dalam keseluruhan ajaran Islam, keempat sifat mustahil ini adalah prinsip yang tidak dapat dilanggar oleh seorang Rasul, yang menegaskan integritas, kejujuran, kepercayaan, dan kebijaksanaan yang mereka wakili dalam misi ilahi mereka. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat