visitaaponce.com

Ini Perbedaan Tornado dan Puting Beliung Versi BMKG

Ini Perbedaan Tornado dan Puting Beliung Versi BMKG
BMKG mendefinisikan puting beliung sebagai fenomena pusaran angin pada skala yang lebih kecil jika dibandingkan dengan tornado(Humas Pemprov bandung)

PASCAKEJADIAN fenomena cuaca ekstrem berupa angin kencang di Rancaekek, Jawa Barat, banyak perdebatan mengenai penetapan fenomena tersebut, apakah tornado atau puting beliung.

Menanggapi itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengungkapkan, BMKG mendefinisikan puting beliung sebagai fenomena pusaran angin pada skala yang lebih kecil jika dibandingkan dengan tornado yang terjadi di lintang menengah- tinggi. Adapun skala yang dimaksud ini mengacu pada skala kerusakan yang diakibatkan pusaran angin tersebut di daratan.

“Selain skala dampak yang lebih kecil, puting beliung juga diidentifikasi sebagai fenomena pusaran angin yang lebih lemah dan waktu hidup yang lebih singkat jika dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di daerah lintang menengah-tinggi,” ucap Andri saat dihubungi, Selasa (5/3).

Baca juga : Hadapi Perubahan Cuaca Ekstrem dengan Mitigasi Tepat dan Sosialisasi Berkelanjutan

Meskipun demikian, lanjut dia, BMKG juga mendefinisikan puting beliung berdasarkan mekanisme kejadiannya. Mengacu pada klasifikasi tornado dari World Meteorologycal Organization (WMO), terdapat 3 kategori tornado yakni tornado tipe 1 yang berasosiasi dengan awan cumulonimbus jenis supercell, yang umumnya memiliki kekuatan dan memberikan dampak yang paling besar.

Lalu tornado tipe 2 yang berasosiasi dengan awan cumulonimbus dengan tipe multicell, baik yang linear maupun tidak linear dan tornado tipe 3 yang umumnya terbentuk dari proses konvektif lokal, yang mencakup fenomena landspot, waterspout dan cold air funnel

“Dari ketiga klasifikasi yang disebutkan di atas, BMKG menganalisis puting beliung yang sering terjadi di Indonesia merupakan fenomena pusaran angin yang masuk kategori 2 dan 3,” kata Andri.

Baca juga : BMKG: Sejumlah Wilayah Indonesia Berawan Hari Ini

Sementara itu, tornado tipe 1 yang terjadi di lintang menengah-tinggi berasosiasi dengan supercell yakni dari proses pertemuan massa udara hangat dari ekuator dengan pertemuan massa udara dingin dari kutub (front).

“Berdasarkan penjelasan di atas, sangat jelas BMKG tidak hanya mengidentifikasi puting beliung dari tingkat kerusakan yang diakibatkannya, namun juga dari mekanisme pembentukannya,” ucapnya.

Ia memastikan BMKG akan memberi informasi yang bijak kepada masyarakat untuk menyiapkan upaya adaptasi dan mitigasi dampak yang ditimbulkannya secara tepat dan proposional.

"Oleh karenanya, istilah puting beliung yang menunjukkan fenomena pusaran angin yang umumnya terjadi di Indonesia menjadi terminologi yang sesuai untuk masyarakat," tuturnya.

Ia menjelaskan, puting beliung merupakan fenomena alam yang umum terjadi di indonesia dan sulit dihindari karena durasi kejadiannya yang singkat.

"BMKG mengimbau kepada masyarakat terus mencermati informasi BMKG yang telah didesiminasikan melalui web, mobile Apps, dan kanal media sosial BMKG serta mengenali, mengetahui tanda, gejala sebelum terjadi puting beliung," pungkas dia. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat