Indonesia Perkuat Riset dan Inovasi untuk World Water Forum 2024
![Indonesia Perkuat Riset dan Inovasi untuk World Water Forum 2024](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/29ae97764143cd29a031183f27e03488.jpg)
ISU krisis air saat ini menjadi pembahasan dunia global yang harus dicarikan solusi bersama. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memperkuat riset dan inovasi mengatasi krisis air serta memberikan dukungan penuh melalui kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18 hingga 24 Mei 2024.
"Pertemuan kita hari ini pun menjadi bagian dari upaya kita menyambut World Water Forum nanti. Kami melihat bahwa peran riset dan inovasi menjadi penting untuk mencari solusi mengatasi krisis air," ujar Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito pada konferensi pers bertajuk Riset dan Inovasi Solusi Krisis Air yang digelar secara daring Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Mego pun mengakui di Indonesia perubahan iklim terus menampakkan dampaknya. Suhu terus meningkat sebesar 0,3 derajat celsius dengan curah hujan yang juga terus menurun setiap tahun sebesar 2%-3%. "Musim hujan menjadi lebih pendek dan sebaliknya musim kemarau perlahan-lahan menjadi lebih panjang. Perubahan ini tentu berdampak pada proses hidrologi dan sumber daya air, perubahan siklus air, kenaikan suhu bumi, kenaikan muka air, dan iklim ekstrem," ujarnya.
Baca juga : Perubahan Iklim Perparah Intensitas Cuaca Ekstrem
Mego pun menegaskan mengatasi krisis air harus dilakukan bersama-sama, sinergi, dan kolaborasi berbagai lembaga terkait. "Perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat besar bagi pembangunan dan keamanan manusia," katanya.
Dalam kaitan dengan World Water Forum nanti, katanya, perubahan iklim tentu berdampak pada ketersediaan sumber daya air (SDA), sehingga Indonesia perlu menggaungkan aksi bersama untuk mengendalikannya. Indonesia dikatakannya bisa mendorong aksi nasional yang telah dilakukan dan menjadi contoh pada World Water Forum ke-10. Pendekatan sinergi dilakukan melalui pengembangan wilayah atau tata ruang, pembangunan sektoral, penguatan inisiasi komunitas, dan bisnis hijau. "Pengendalian perubahan iklim didukung kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk membantu pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif," terang Mego.
Aksi sinergi dan kolaborasi akan meningkatkan manajemen prasarana sumber daya air dalam rangka mendukung penyediaan air dan ketahanan pangan. Kemudian disaster risk management banjir, tanah longsor, dan kekeringan yang semakin terukur. Lalu meningkatkan manajemen dan pengembangan prasarana sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air.
Namun, yang terpenting ialah mampu pendorong kesadaran dan peran serta masyarakat tentang penyelamatan air, serta ketersediaan dan akses terhadap data dan informasi terkait dampak perubahan iklim. "Intinya memang mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air menjadi sangat penting dan harus dikuatkan," ujar Mego.
Baca juga : Indonesia Perlu Bentuk Komite Cuaca Ekstrem
Langkah tersebut akan mampu menginventarisasi tempat pengambilan air baku untuk air minum di sungai (intake) dan daerah irigasi yang terkena dampak kenaikan muka air laut dan upaya-upaya penanganannya. Kemudian secara berkesinambungan akan memperbaiki jaringan hidrologi di tiap wilayah sungai sebagai pendeteksi perubahan ketersediaan air maupun sebagai perangkat pengelolaan air dan sumber air. "Dengan mitigasi dan adaptasi akan menginventarisasi daerah aliran sungai (DAS) yang mengalami pencemaran namun tingkat penggunaan airnya sangat tinggi untuk ditentukan prioritas penanganannya. Yang paling penting ialah melanjutkan gerakan hemat air untuk segala keperluan air minum, domestik, pertanian, industri, pembangkit listrik, dan sebagainya," ujar Mego.
Pada kesempatan tersebut, Mego berharap daerah di Indonesia bahkan dunia bisa melihat pengelolaan SDA berbasis masyarakat yang dilakukan di Bali dengan sistem Subak. Sistem pengairan dengan Subak berkembang dalam pengaruh nilai agama Hindu dan suatu kearifan lokal. Petani dapat hidup serasi dengan alam agar memperoleh hasil panen optimal.
Pola pertanian sesuai lanskap Bali, terutama dalam penciptaan sawah berundak-undak. Masyarakat mengelola pengairan lahan pertanian sesuai kondisi kontur daerah dengan cara membuat terasering di lereng bukit dan menggali kanal untuk mengairi lahan, sehingga memungkinkan mereka untuk menanam padi. "Sistem ini dapat diterapkan di daerah manapun dengan penyesuaian kearifan lokal yang ada, dan bisa diperkuat dengan pemanfaatan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kemampuan dan budaya masyarakatnya," ujar Mego. Maka itu, BRIN dikatakan Mego telah membuat skema-skema untuk mengajak kolaborasi dan kerja sama negara-negara maju dan berkembang dalam agenda Word Water Forum cara menangani perubahan iklim terkait pengelolaan sumber daya air melalui progrem riset skala internasional. (Z-2)
Terkini Lainnya
BRIN: Butuh Langkah Mitigasi Strategis untuk Kurangi Dampak 'Pulau Panas Perkotaan'
Murah dan Mudah Didapat, Cegah Stunting Anak dengan Konsumsi Daun Kelor hingga Ikan
Peneliti OceanX Temukan Rangkaian Gunung Bawah Laut Indonesia
Kota Berpredikat Layak Anak Tak Selalu Ramah Anak
Dua Skema BRIN terkait Pendanaan Riset dan Inovasi
BRIN Bantu Jawa Barat Turunkan Stunting
Mengenal Hujan Asam, Penyebab dan Dampaknya
Warga Palu Diimbau Waspadai Penyakit DBD
DBD Meningkat di Tasikmalaya, Capai 500 Kasus
Mengenal Angin Muson Penyebab Indonesia Alami Perubahan Musim
Pj Gubernur Jateng Ajak Pencegahan dan Inovasi Teknologi dalam Penanganan Bencana 2024
Pengertian Musim dan Pembagian Musim di Indonesia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap