visitaaponce.com

Peningkatan Kasus Ginjal Kronik di Indoensia Sering Disertai Diabetes dan Hipertensi

Peningkatan Kasus Ginjal Kronik di Indoensia Sering Disertai Diabetes dan Hipertensi
Ilustrasi(MI)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti mengatakan masih terjadi penigkatan kasus ginjal yang diikuti peningkatan faktor risiko diabetes melitus (DM) dan hipertensi di Indonesia.

"Sehingga harus ingat DM dan hipertensi pengobatannya harus teratur jadi gula dan tekanan darahnya harus terkontrol, tidak boleh berhenti berobat. Kalau tidak terkontrol maka akan menjadi penyakti ginjal," kata Eva dalam konferensi pers secara daring, Kamis (14/3).

Penyakit ginjal kronik pada dewasa paling tinggi disebabkan ginjal hipertensi sekitar 37%; netropati diabetik 32%; glomerulonefritis dewasa 9%; netropati obstruksi 2%; dan lainnya sekitar 20%. Sedangkan penyakit gagal ginjal kronik pada anak mayoritas disebabkan glomerulonefritis anak 56,4%; Congenital Anomalyof Kidney and Urinary Tract 40%; dan lainnya 3,6%.

Baca juga : Beleid Cukai Minuman Berpemanis Bisa Turunkan Kasus Obesitas hingga Jantung Koroner

Diketahui bahwa presentase PTM kematian terbanyak pada stroke 19,4%; kardiovaskular 14,4%; kanker 13,5%; diabetes melitus dan komplikasi lainnya sekitar 6,2%. Sementara beban penyakit berdadsarkan faktor risiko sekitar 3,33 juta jiwa.

"Jika dilihat keseluruhan maka beban biaya yang dihabiskan untuk PTM yakni Rp34,8 triliun lebih jika dilihat keseluruhan. Pada 2023 gagal ginjal memiliki beban pembiayaan sampai Rp2,9 triliun sehingga terjadi peningkatan jikat kita tidak bisa menjaga dan mengupayakan hipertensi dan diabetes terkontrol juga pembiayaanya akan meningkat," jelass dia.

Faktor risiko yang sebabkan PTM adalah karena aktif merokok, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi gula garam yang tinggi, serta kurang mengonsumsi buah dan sayur.

Baca juga : Promosikan Gaya Hidup Sehat, Kemenkes Gunakan Momen Car Free Day ASEAN 27 Agustus

"Hal itu dikarenakan pembebanan pembebanan pembiayaan di Indonesia maka pembiayaanya juga harus terintegrasi dengan seluruh multisektor terkait," ucapnya.

Kemenkes. lanjut Eva, berupaya melakukan penanggulangan penyakit ginjal dengan transformasi pelayanan kesehatan melalui promosi kesehatan, deteksi dini, peningkatan pelayanan kesehatan pengaturan pengawasan layanan, pengembangan dalam pengobatan penyakit ginjal.

Namun peran masyarakat juga dibutuhkan untuk meningkatkan perubahan pola hidup masyarakat yang menjadi lebih sehat.

Peringatan hari ginjal sedunia dimaknai sebagai upaya meningkatkan kesadaran kepada masyarakat agar bisa menjaga kesehatann karena permaslahan ginjal kronis sebenarnya bisa dicegah. Permasalahan ginjal kronis dipicu yang bisa dicegah dengan berbagai upaya terutama bahwa di Indonesia prevalensi hipertensi dan diabetes yang merupakan permasalahan yang bisa menyangkut pada ginjal kronis. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat