Dalam 4 Tahun, 70 Bahasa Daerah Berhasil Direvitalisasi
![Dalam 4 Tahun, 70 Bahasa Daerah Berhasil Direvitalisasi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/669cb671c28ac4bcbfc05b988d1ae047.jpg)
MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengatakan dirinya sangat senang dengan fakta bahwa setiap tahun terjadi peningkatan jumlah bahasa daerah yang direvitalisasi.
“Dalam empat tahun saja, kita berhasil merevitalisasi 70 bahasa daerah di 226 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia,” ungkapnya dalam pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Badan Bahasa Kemendikbud Ristek, di Jakarta, Kamis (2/5).
Lebih lanjut, menurut Nadiem, masalah kepunahan bahasa menjadi hal yang penting dan telah terjadi di mana-mana bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
Baca juga : Badan Bahasa Apresiasi pada Tunas Bahasa Ibu Terpilih lewat FTBIN
“Jadi kita harus terus mengeluarkan energi dan sumber daya untuk memastikan bahwa bahasa daerah tetap lestari, bahwa jika suatu bahasa daerah terkena akan berpengaruh terhadap kebudayaan.Saya mengajak semua untuk menjadi penggerak di lapangan dan melakukan kolaborasi di daerah masing-masing dan tidak kalah penting semangat para peserta FTBIN menjadi modal berharga untuk memastikan tunas penutur bahasa daerah terus ada,” kata Nadiem.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP) sekaligus Bunda Bahasa Ibu, Franka Makarim menuturkan bahasa daerah semakin kehilangan tempatnya. Pasalnya bahasa asing dianggap lebih penting lebih tinggi derajatnya.
“Perspektif ini harus kita ubah dan telah kita upayakan selama beberapa tahun ini dalam program Merdeka Belajar,” ujar Franka.
Baca juga : 21 Februari Hari Bahasa Ibu Internasional, Ini Seruan Kemendikbud
Dia menekankan bahwa bahasa daerah harus dilestarikan dan dikembangkan karena menjadi bagian yang sangat penting dari identitas bangsa Indonesia. Tidak digunakannya lagi bahasa daerah berarti Indonesia akan kehilangan warisan lokal.
“Dalam hal ini orang tua khususnya ibu punya peran penting dalam menciptakan lingkungan rumah yang mencintai bahasa daerah. Banyak hal positif yang bisa didapatkan anak-anak dengan menggunakan bahasa daerah di rumah,” tuturnya.
“Banyak penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa anak-anak yang fasih berbahasa ibu menunjukkan perkembangan kognitif dan intelektual yang lebih cepat. Kecakapan berbahasa daerah juga berkaitan dengan kemampuan literasi dan komunikasi. Keduanya adalah kemampuan fondasi yang perlu ditumbuhkan sejak usia dini,” sambung Franka.
Baca juga : Kongres Bahasa XII Hadirkan 56 Ahli, Nasib Bahasa Ibu Jadi Sorotan
Bahasa Daerah Aset Bangsa
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz menegaskan bahwa pihaknya meyakini bahasa daerah sesungguhnya adalah aset yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia yang berbhineka dengan 718 bahasa daerah.
“Kondisi ini sungguh sangat unik dan kalau dikapitalisasi dengan cepat dan cermat, aset tersebut akan berdampak sangat dahsyat bagi kehidupan dan kemaslahatan bangsa. Situasi yang semakin global tidak akan pernah bisa menggeser hal-hal unik yang menjadi jati diri hakiki sebuah masyarakat. Bahkan keunikannya itulah yang akan selalu dirindukan oleh masyarakat,” ucap Amin.
Menurutnya, revitalisasi bahasa daerah bahasa awalnya hanya diikuti oleh 3 provinsi di 2021, kemudian meningkat menjadi 12 provinsi pada 2022, dan pada 2023 menjadi 25 provinsi dengan lebih dari 300 kabupaten kota yang menyatakan berpartisipasi.
Baca juga : Badan Bahasa Beberkan Dua Kendala Pelestarian Aksara Daerah
“Pada 2024, semua provinsi yaitu 38 provinsi akan ambil bagian dalam program revitalisasi bahasa daerah dengan 93 bahasa daerah,” tuturnya.
Amin menekankan bahwa banyak pihak yang menyatakan berbahasa daerah itu kampungan dan tidak menimbulkan keuntungan ekonomi. Namun, sikap seperti ini lambat laun berubah setelah Badan Bahasa memperkenalkan konsep pelestarian bahasa daerah yang lebih menitikberatkan kepada penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan nyata melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan minat para penutur bahasa daerah.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Bahasa Daerah Aset Bangsa
Bahasa Bali Terancam Punah, Generasi Z Diminta Gunakan dalam Keseharian
5 Warisan Budaya Komering Resmi Tercatat dan Diakui Negara
Buku Pengantar Linguistik Nariq Edang, Ikhtiar Revitalisasi Bahasa Daerah di Lembata
Sejumlah Upaya untuk Melindungi Bahasa Daerah
Bahasa Betawi Hampir Punah, Ini Upaya untuk Mencegahnya
Gen Z Sering Pakai Bahasa Inggris, Ini Plus Minusnya
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
Keraton Yogyakarta Lestarikan Objek Literasi Budaya
Badan Bahasa Bangkitkan Semangat Membaca di Kalangan Masyarakat
Badan Bahasa: Perkembangan Pelestarian Bahasa Daerah Sudah Berjalan Positif
Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional Tunjukkan Indonesia Punya Kekayaan Bahasa yang Luar Biasa
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap