visitaaponce.com

Gelombang Panas Mencapai Rekor Tertinggi, Apa Penyebabnya

Gelombang Panas Mencapai Rekor Tertinggi, Apa Penyebabnya? 
Cuaca panas ekstrem(AFP)

GELOMBANG panas naik ke rekor tertinggi di beberapa kota yang melanda kawasan Asia Tenggara pada (30/4). Suhu tertinggi dalam beberapa hari terakhir terjadi di Kyauk, Myanmar, dan Manila, ibu kota Filipina. 

Hal ini bahkan membuat pihak berwenang di Thailand memperingatkan akan adanya kondisi yang buruk. Sementara pihak berwenang di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India, dan Bangladesh memperkirakan suhu akan melebihi 40 derajat Celsius. 

Dikutip dari instagram @straits_times, beberapa kota tersebut diantaranya, Vientiane (47 derajat celcius), Phnom Penh (44 derajat celcius), Bangkok (43 derajat celcius), Hanoi (42 derajat celcius), Manila (41 derajat celcius),  Naypyitaw (41 derajat celcius), Jakarta dan Singapura (40 derajat celcius), dan Kuala Lumpur (38 derajat celcius).

Baca juga : Gara-gara Gelombang Panas, Aroma Cuan Durian Thailand tidak Lagi Semerbak Dulu

Apa Penyabab Terjadinya Gelombang Panas?

Para ahli yakin perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih sering, lebih intens, dan berlangsung lebih lama.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, sebuah badan PBB, Asia juga mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global. Faktor-faktor lain juga berperan, termasuk penggundulan hutan yang mengurangi naungan dan meningkatkan luas permukaan kering, serta efek pulau panas perkotaan (urban heat island effect), yaitu struktur beton, kaca, dan baja menyerap panas, bukan memantulkannya.

Disisi lain, Badan Anak-Anak PBB UNICEF bulan ini memperingatkan bahwa 243 juta anak di Pasifik dan Asia Timur berisiko terkena gelombang panas.

Baca juga : 61 Warga Thailand Tewas Akibat Gelombang Panas

Panas ekstrem secara tidak proporsional berdampak pada anak-anak, orang lanjut usia, dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan. Anak-anak, orang lanjut usia, dan orang yang pernah menderita penyakit atau cacat mungkin akan mengalami kepanasan lebih cepat.

Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan seringkali kekurangan solusi pendingin di rumahnya atau terpaksa bekerja di lingkungan yang tidak memiliki perlindungan panas yang memadai.

Bagaimana reaksi negara-negara?

Mengenai hal ini, pihak berwenang di beberapa negara telah mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah. Rumah sakit di Nepal disiagakan dan pihak berwenang Kamboja meminta sekolah umum untuk menjaga pintu dan jendela tetap terbuka untuk ventilasi.

Tindakan lebih lanjut diambil di Bangladesh dan Filipina, dengan sekolah-sekolah ditutup selama beberapa hari. Namun, masih banyak anak yang tidak memiliki lingkungan sejuk di rumah.

Suhu panas di Bangladesh diperkirakan akan mereda paling cepat hingga 2 Mei, dan para peramal cuaca telah memperingatkan bahwa curah hujan tahunan di Thailand bisa mencapai akhir bulan Mei, beberapa minggu lebih lambat dari biasanya. (Z-10)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat