visitaaponce.com

Trauma Pascakecelakaan Bisa Pengaruhi Kehidupan

Trauma Pascakecelakaan Bisa Pengaruhi Kehidupan
Ilustrasi(Medcom/Mohammad Rizal)

MENGALAMI kecelakaan ternyata bisa memberikan efek trauma atas hal-hal berkaitan yang akan berpengaruh kepada kehidupan korban pascakejadian sehingga perlu dikenali ciri-cirinya dan diatasi.

Psikolog Anak dan Keluarga Sani B Hermawan mengatakan setelah mengalami kecelakaan, tidak jarang seseorang mengalami trauma pascakecelakaan yang berkaitan dengan proses kecelakaan itu sendiri, tempat kejadian, atau bahkan waktu kejadian.

"Dalam kecelakaan, tentunya ada trauma terhadap suatu kejadian, bisa jadi trauma terhadap prosesnya, kejadiannya, tempatnya atau bahkan waktunya (pagi, siang, atau malam), hingga trauma di jalanan," kata Sani, yang juga Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani tersebut, dikutip Kamis (16/5).

Baca juga : Diduga Alami Trauma, Kementerian PPPA Utamakan Pendampingan Psikologis Anak Korban KDRT di Pati

Sani menambahkan beberapa ciri-ciri umum dari orang yang mengalami trauma pascakecelakaan adalah adanya upaya untuk menghindari hal-hal yang berkaitan dengan rasa perih atau sakit yang dialami selama kejadian tersebut.

Para korban mungkin merasa sedih, panik, atau takut ketika menghadapi situasi yang mengingatkan mereka atas kejadian traumatis tersebut.

Dalam mengatasi trauma pascakecelakaan, langkah-langkah pemulihan yang tepat menjadi sangat penting.

Baca juga : Perjalanan Pemulihan Luka Batin dalam Buku Sulung dan Nyonya Ai

Pertama, penting bagi individu yang mengalami trauma untuk mencari bantuan profesional dari seorang psikolog atau terapis yang terlatih dalam penanganan trauma.

"Harus berkonsultasi ke psikolog untuk mengetahui tips-tipsnya, karena setiap orang yang mengalami kejadian yang sama bisa saja traumanya berbeda, karena penjiwaan seseorang, kekuatan dan kerapuhan seseorang itu sangat berkontribusi terhadap seberapa berat trauma yang terjadi," katanya.

Selain itu, penting juga untuk memiliki dukungan sosial yang kuat dari keluarga, atau orang terdekat untuk mendiskusikan pengalaman mereka dengan orang-orang yang dipercayai dapat membantu individu merasa didengar tanpa dihakimi dan didukung dalam proses pemulihan mereka.

Berikutnya, menurut Sani, adalah harus menerima bahwa kejadian tersebut sudah menjadi takdir yang dialami, dan sudah suratan Tuhan.

Oleh karena itu, pendekatan diri kepada Tuhan melalui spiritual dan ibadah itu menurutnya sangat penting, karena di sini korban juga akan mendapat ketenangan. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat