Trauma Pascakecelakaan Bisa Pengaruhi Kehidupan
![Trauma Pascakecelakaan Bisa Pengaruhi Kehidupan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/4495a389b20d530a43e0fcd10e6811dd.jpg)
MENGALAMI kecelakaan ternyata bisa memberikan efek trauma atas hal-hal berkaitan yang akan berpengaruh kepada kehidupan korban pascakejadian sehingga perlu dikenali ciri-cirinya dan diatasi.
Psikolog Anak dan Keluarga Sani B Hermawan mengatakan setelah mengalami kecelakaan, tidak jarang seseorang mengalami trauma pascakecelakaan yang berkaitan dengan proses kecelakaan itu sendiri, tempat kejadian, atau bahkan waktu kejadian.
"Dalam kecelakaan, tentunya ada trauma terhadap suatu kejadian, bisa jadi trauma terhadap prosesnya, kejadiannya, tempatnya atau bahkan waktunya (pagi, siang, atau malam), hingga trauma di jalanan," kata Sani, yang juga Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani tersebut, dikutip Kamis (16/5).
Baca juga : Diduga Alami Trauma, Kementerian PPPA Utamakan Pendampingan Psikologis Anak Korban KDRT di Pati
Sani menambahkan beberapa ciri-ciri umum dari orang yang mengalami trauma pascakecelakaan adalah adanya upaya untuk menghindari hal-hal yang berkaitan dengan rasa perih atau sakit yang dialami selama kejadian tersebut.
Para korban mungkin merasa sedih, panik, atau takut ketika menghadapi situasi yang mengingatkan mereka atas kejadian traumatis tersebut.
Dalam mengatasi trauma pascakecelakaan, langkah-langkah pemulihan yang tepat menjadi sangat penting.
Baca juga : Perjalanan Pemulihan Luka Batin dalam Buku Sulung dan Nyonya Ai
Pertama, penting bagi individu yang mengalami trauma untuk mencari bantuan profesional dari seorang psikolog atau terapis yang terlatih dalam penanganan trauma.
"Harus berkonsultasi ke psikolog untuk mengetahui tips-tipsnya, karena setiap orang yang mengalami kejadian yang sama bisa saja traumanya berbeda, karena penjiwaan seseorang, kekuatan dan kerapuhan seseorang itu sangat berkontribusi terhadap seberapa berat trauma yang terjadi," katanya.
Selain itu, penting juga untuk memiliki dukungan sosial yang kuat dari keluarga, atau orang terdekat untuk mendiskusikan pengalaman mereka dengan orang-orang yang dipercayai dapat membantu individu merasa didengar tanpa dihakimi dan didukung dalam proses pemulihan mereka.
Berikutnya, menurut Sani, adalah harus menerima bahwa kejadian tersebut sudah menjadi takdir yang dialami, dan sudah suratan Tuhan.
Oleh karena itu, pendekatan diri kepada Tuhan melalui spiritual dan ibadah itu menurutnya sangat penting, karena di sini korban juga akan mendapat ketenangan. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Anak Korban Pelecehan Seksual oleh Ibu Kandung Dibawa ke Rumah Aman
16 Hari Ditarget Bom Israel, Anak-Anak Gaza Alami Trauma Parah
Selebgram Ini Sembuh dari Trauma Lewat Metode Kenetralan Mental dari Coach Rheo
Bikin Merinding, Begini Kondisi Terkini David Ozora
Trauma Masa Lalu Pengaruhi Pol Pengasuhan Anak
31 Makna Mimpi Gigi Copot Menurut Ahli dan Islam
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Psikolog Forensik Desak Polri Buka Data Anggota Kecanduan Judi Online
Ini Penyebab Anda Sulit Berhenti Merokok
Diri Sendiri Musuh Utama Perokok Sulit Berhenti
Resep Sosial untuk Mengatasi Kesepian di Kalangan Remaja
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap