visitaaponce.com

Obat Sakit Kepala tidak Boleh Dikonsumsi Selama Lebih dari 15 Hari

Obat Sakit Kepala tidak Boleh Dikonsumsi Selama Lebih dari 15 Hari
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis neurologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Henry Riyanto Sofyan, mengingatkan kepada pengidap migrain agar tidak mengonsumsi obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena dapat menyebabkan medication-overuse headache (MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.

"Penggunaan obat itu ada jumlah hari yang diminum. Jadi dibatasi penggunaan obat tersebut tidak boleh lebih dari 15 hari dalam 1 bulan," kata Henry, dikutip Senin (17/6).

Lebih lanjut, Henry menerangkan batas penggunaan obat selama 15 hari dalam 1 bulan khusus untuk obat-obat pereda nyeri kepala sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen. 

Baca juga : Gejala Awal Pneumonia Biasanya Berupa Demam

Sedangkan bagi obat yang bersifat kompleks atau campuran, batas penggunaannya lebih pendek yakni hanya 10 hari konsumsi.

"Ketika dia sudah melebihi penggunaan 10 hari atau 15 hari dalam satu bulan, selama tiga bulan maka nyeri kepalanya akan berubah polanya atau dikatakan memburuk dari sisi kedokteran," ujar Henry.

Obat pereda nyeri kepala, papar Henry, memiliki sifat aborsif atau baru
digunakan ketika gejala nyeri di kepala muncul, berbeda dengan obat demam yang dikonsumsi rutin sesuai jadwal.

Baca juga : Anda Punya Alergi? Perhatikan Obat yang akan Anda Konsumsi

"Namun jangan sampai penggunaannya ini berlebihan. Biasanya saya pakai dalam waktu 1 minggu, ketika dalam 1 minggu batasi kurang dari 3 hari atau 2 hari," kata Henry.

Henry menerangkan pencegahan serangan migrain bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat misalnya dengan melakukan olahraga teratur, menjaga pola makan sehat yang terjadwal dan memiliki gizi seimbang, istirahat cukup, dan manajemen stres.

"Minum obat sesuai anjuran dari dokter, dan ada keadaan-keadaan misalnya mungkin membatasi kafein, hindari alkohol, dan berhenti merokok itu bisa untuk mengurangi atau mencegah frekuensi migrain atau migrainnya menjadi lebih buruk," pungkas Henry. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat