Teknologi PVD dan PHD, Cegah Penurunan Tanah hingga 10 Tahun Mendatang
DALAM upaya menghadapi tantangan penurunan tanah yang sering terjadi di kawasan urban, Summarecon Bandung memperkenalkan teknologi terbaru dalam pemadatan tanah dengan menggunakan Prefabricated Vertical Drains (PVD) dan Preloading High-Density (PHD). Teknologi inovatif ini diharapkan mampu mencegah penurunan tanah selama 10 tahun mendatang, memberikan keamanan dan stabilitas bagi proyek-proyek pembangunan di kawasan tersebut.
Seorang ahli geoteknik dari Universitas Padjadjaran Yuniarti Fadilah mengatakan, PVD dan PHD adalah salah satu metode yang paling efektif dalam mengatasi masalah tanah lunak di kawasan urban.
"Dengan menggunakan PVD dan PHD, Summarecon Bandung tidak hanya mempercepat proses pembangunan, tetapi juga meningkatkan stabilitas dan keamanan tanah secara signifikan. Ini adalah langkah maju dalam industri konstruksi Indonesia," ujarnya saat dihubungi, Rabu (19/6).
Baca juga : Ini Daftar 5 Virus Komputer Paling Berbahaya yang Pernah Dibuat
Menurut dia, teknologi PVD dan PHD bekerja dengan cara mempercepat proses konsolidasi tanah. PVD, yang berupa saluran vertikal prefabrikasi, berfungsi untuk mempercepat aliran air dari tanah lempung atau tanah lunak sehingga mengurangi kadar air dalam tanah.
Sementara itu, teknik PHD digunakan untuk memberikan tekanan beban tambahan pada tanah sehingga mempercepat pemadatan tanah sebelum konstruksi dimulai. Kombinasi kedua teknologi ini memungkinkan tanah mencapai kondisi yang lebih stabil dalam waktu yang lebih singkat.
Penerapan teknologi PVD PHD ini sangat penting mengingat wilayah Bandung Timur, tempat Summarecon Bandung banyak melakukan pembangunan, memiliki karakteristik tanah yang rentan mengalami penurunan.
Baca juga : Peran Orang Tua Jadi Faktor Penting untuk Keamanan Anak di Ruang Digital
“Penurunan tanah dapat menyebabkan berbagai masalah struktural pada bangunan, infrastruktur, dan juga risiko keselamatan bagi penghuni,” jelas dia.
Eksekutif Director Summarecon Bandung Hindarko Hasan menyampaikan, penerapan teknologi ini adalah langkah proaktif untuk memastikan kualitas dan keamanan setiap proyek pembangunan.
"Kami berkomitmen untuk tidak hanya membangun properti yang berkualitas tinggi, tetapi juga memastikan bahwa fondasi tanah di bawahnya stabil dan aman. Penggunaan teknologi PVD PHD adalah investasi jangka panjang untuk mencegah penurunan tanah dan menjaga integritas struktur bangunan selama puluhan tahun ke depan," jelasnya.
Baca juga : Diharapkan Indonesia Raih Kepercayaan Urologi Dunia dari Kongres Asia di Bali
Ia mengatakan, penggunaan teknologi PVD PHD adalah salah satu komitmen yang menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dapat berjalan seiring dengan kemajuan teknologi.
“Dengan inovasi ini, diharapkan kawasan Bandung Timur dapat tumbuh menjadi pusat urban yang modern, stabil, dan berdaya saing tinggi, memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh penghuninya,” kata Hindarko.
Selain itu, lanjut Hindarko, dalam upaya lebih lanjut mendukung keberlanjutan pengembangan Summarecon Bandung seluas 300 meter persegi ini, teknologi ramah lingkungan juga diterapkan. Penggunaan energi terbarukan, sistem pengelolaan air yang efisien, serta bahan bangunan yang ramah lingkungan menjadi bagian integral dari setiap pembangunan.
Baca juga : Telerobotic Surgery jadi Alternatif Keterbatasan Dokter Spesialis di Daerah
Hal ini tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon tetapi juga memberikan lingkungan hidup yang lebih sehat bagi para penghuni
Dengan terus berkembangnya Bandung Timur sebagai pusat pertumbuhan baru, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tetap memperhatikan keseimbangan ekologis.
“Danau dan pepohonan merupakan salah satu upaya menjaga habitat satwa lokal seperti burung kuntul kerbau dan burung blekok,” kata dia.
Prospek Investasi Properti
Properti di proyek Summarecon Bandung juga mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 10% per tahun. Menurut Hindarko Ketika pertama kali diluncurkan, harga properti di Summarecon Bandung adalah Rp6 juta per meter persegi. Saat ini, harga tersebut telah mencapai Rp12 juta per meter persegi.
“Summarecon memperkenalkan Summarecon Bandung pada 2015 lalu dengan menjual produk perdana sebanyak 400 unit rumah. Tapi yang pesan tercatat ada 1.200 calon pembeli, sisanya kami tawarkan untuk klaster selanjutnya,” kata dia. (Z-10)
Terkini Lainnya
Prospek Investasi Properti
Badan Bank Tanah Sediakan Lahan untuk Bangun Ecocity Penunjang IKN
Banyak Lahan di Depok Berstatus Girik dan Rawan Sengketa
Plt Kepala Otorita IKN Bantah Negara Melakukan Perampasan Tanah
Hijau Bumi Tanah Tempat Berpijak
Jalan Penghubung Kelurahan Sawangan Baru Depok Ambles, Arus Kendaraan Lumpuh
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap