visitaaponce.com

Trump Tawarkan Pengampunan untuk Assange, Asal...

Trump Tawarkan Pengampunan untuk Assange, Asal...
Pendiri WikiLeaks Julian Assange(AFP/Daniel LEAL-OLIVAS)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut menawarkan pengampunan kepada pendiri WikiLeaks Julian Assange. Syaratnya, Assange harus mengatakan Rusia tidak terlibat dalam membocorkan surat elektronik (surel) kampanye Partai Demokrat dalam pemilihan presiden AS 2016.

Pengacara Assange, Jennifer Robinson, mengatakan Trump menyampaikan tawaran itu melalui mantan anggota Kongres AS Dana Rohrabacher.

Hal tersebut mengemuka dalam sidang di Pengadilan Westminster Magistrates sebelum sidang ekstradisi, pekan depan.

Pengacara Assange lainnya, Edward Fitzgerald QC, mengatakan ada bukti mengenai tawaran pengampunan yang dilakukan Rohrabacher tersebut.

Baca juga: Tekan Venezuela, AS Bidik Perusahaan Minyak Rusia Rosneft

Pada Agustus 2017, Rohrabacher mengunjungi kedutaan Ekuador tempat Assange tinggal.

"Rohrabacher akan menemui Assange dan mengatakan atas instruksi dari Presiden, ia menawarkan pengampunan atau jalan keluar lain, jika Assange mengatakan Rusia tidak ada hubungannya dengan kebocoran surel DNC (Democratic National Committee)," katanya, seperti dikutip dari BBC, Kamis (20/2).

Dikutip dari AFP, Gedung Putih dengan cepat membantah  bahwa Trump telah menawarkan pengampunan kepada Assange seperti yang disampaikan pengacara pendiri WikiLeaks tersebut.

"Presiden nyaris tidak mengenal Dana Rohrabacher selain dia adalah mantan anggota Kongres. Dia tidak pernah berbicara dengannya mengenai hal ini atau hampir semua topik. Itu adalah rekayasa dan kebohongan total," kata sekretaris pers Trump, Stephanie Grisham, dalam sebuah pernyataan.

Rohrabacher juga membantah tuduhan bahwa dia telah menawarkan Assange kesepakatan.

"Ketika berbicara dengan Julian Assange, saya mengatakan kepadanya jika dia dapat memberikan saya informasi dan bukti siapa yang sebenarnya memberinya surel DNC. Saya kemudian akan meminta Presiden Trump untuk mengampuni dia," katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya.

"Tidak pernah saya menawarkan kesepakatan yang dibuat oleh Presiden, saya juga tidak mengatakan saya mewakili Presiden," tambahnya.

Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan Rusia meretas ke dalam server komputer DNC selama masa kampanye Trump melawan saingannya Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

WikiLeaks kemudian mempublikasikan email-email tersebut menjelang pemungutan suara 2016. Email yang terbukti secara politis merusak pencalonan kandidat Clinton tersebut berisi rincian memalukan tentang Partai Demokrat.

Trump telah membantah keterlibatan Rusia dalam kebocoran email DNC, termasuk ketika ia tampak memihak Presiden Rusia Vladimir Putin atas penilaian agen intelijennya sendiri tentang apa yang terjadi. (BBC/AFP/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat