visitaaponce.com

PM Australia Sebut Tidak Ada Gunanya Amerika Terus Kejar Assange

PM Australia Sebut Tidak Ada Gunanya Amerika Terus Kejar Assange
Pendiri WikiLeaks Julian Assange.(AFP/Justin TALLIS)

PERDANA Menteri Australia Anthony Albanese telah menyatakan rasa frustasinya terhadap upaya Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut untuk mengekstradisi pendiri WikiLeaks dan warga negara Australia, Julian Assange.

Dia telah mendekam di penjara dengan tingkat keamanan yang tinggi di Inggris selama empat tahun terakhir ini, sementara ia menghadapi kasusnya.

Albanese, yang berada di Inggris untuk menghadiri penobatan Raja Charles III, mengatakan bahwa ia merasa frustrasi karena belum ada penyelesaian diplomatik atas masalah ini dan khawatir akan kesehatan mental pria berusia 51 tahun itu. "Tidak ada yang bisa dilayani dengan penahanannya yang sedang berlangsung," kata Albanese kepada ABC dalam sebuah wawancara pada hari Jumat (5/5).

Baca juga : Kuasa Hukum Assange Gugat CIA

Albanese mengatakan kasus Assange harus diperiksa dalam hal yang telah ia jalani secara efektif, lebih dari hukuman yang masuk akal jika tuduhan terhadapnya terbukti.

"Saya hanya mengatakan bahwa cukup sudah," kata Albanese.

Baca juga : Assange Menikah di Penjara

"Saya tahu ini membuat frustrasi, saya ikut merasakan frustrasi. Saya tidak bisa berbuat lebih banyak selain memperjelas posisi saya dan pemerintah AS tentu sangat menyadari posisi pemerintah Australia," tambahnya.

Kronologi kasus Julian Assange

Assange, seorang warga negara Australia, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berjuang di pengadilan Inggris untuk mencegah ekstradisinya ke Amerika Serikat, di mana ia dicari atas tuduhan kriminal termasuk spionase atas perilisan catatan militer dan kabel diplomatik rahasia Amerika Serikat pada tahun 2010.

Dia awalnya ditangkap di London pada tahun itu menyusul tuduhan pelecehan seksual di Swedia dan dua tahun kemudian Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa dia harus diekstradisi ke Swedia untuk menghadapi tuduhan tersebut.

Assange kemudian melanggar jaminan dan bersembunyi di kedutaan Ekuador di London di mana ia mencari suaka.

Polisi Inggris secara paksa mengeluarkannya dari kedutaan pada tahun 2019 dan tawaran suaka pun dicabut. Swedia akhirnya membatalkan tuduhan pemerkosaan tetapi proses ekstradisi atas kebocoran itu terus berlanjut.

Inggris menyetujui ekstradisinya pada bulan Juni tahun lalu, dengan mengatakan bahwa pengadilan tidak menemukan bahwa hal itu akan menindas, tidak adil atau menyalahgunakan proses untuk melakukannya. Namun, mereka mengatakan bahwa Assange dapat mengajukan banding, dan ia melakukannya.

Para pendukung Assange mengatakan bahwa dia adalah pahlawan anti-kemapanan yang telah menjadi korban karena dia mengungkap kesalahan AS dalam konflik di Afghanistan dan Irak, dan bahwa penuntutannya adalah serangan bermotif politik terhadap jurnalisme dan kebebasan berbicara.

Analis intelijen Angkatan Darat AS, Chelsea Manning, yang dituduh mencuri kabel diplomatik rahasia dan berkas militer yang kemudian dipublikasikan WikiLeaks, dipenjara selama 35 tahun karena perannya dalam pembocoran tersebut, namun hukumannya diringankan menjadi tujuh tahun oleh Presiden AS saat itu, Barack Obama, dan ia dibebaskan pada tahun 2017.

Albanese mengatakan bahwa sebelumnya ia telah mengadvokasi Assange dalam pertemuan dengan para pejabat Presiden AS Joe Biden. (AFP/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat