Korut Ancam Kirim Tentara ke DMZ
MILITER Korea Utara (Korut) memperingatkan siap memasuki zona demiliterisasi (DMZ) yang membagi kedua Korea--penyangga di sepanjang perbatasan yang telah memisahkan kedua negara sejak Perang Korea pada 1950-an.
Ancaman ini sebagian sebagai tanggapan terhadap kelompok-kelompok pembelot di Korea Selatan (Korsel) yang mengirim selebaran atau materi propaganda ke Korut, biasanya dikirim lewat balon udara.
Selama akhir pekan, Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, mengatakan dia telah memerintahkan tentara untuk mempersiapkan langkah tersebut.
Militer Pyongyang mengatakan siap untuk mengubah garis depan menjadi benteng dan meningkatkan kewaspadaan militer.
“Kami sedang mempelajari rencana aksi bagi tentara untuk bergerak ke zona," ujarnya.
Staf Umum mengatakan pihaknya dalam siaga tinggi dan siap cepat dan menyeluruh menerapkan keputusan apa pun oleh pemerintah.
Pernyataan itu muncul setelah saudara perempuan pemimpin Korut mengancam aksi militer terhadap Korsel, Sabtu.
"Saya merasa ini saatnya untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah Korea Selatan," kata Kim Yo-jong, yang memegang peran senior dalam hierarki politik Korut.
Dia berjanji untuk mengambil tindakan, mengatakan dia telah menginstruksikan militer, dan mengakhiri pernyataannya dengan, "Sampah harus dibuang ke tempat sampah."
Baca juga: Kedubes AS di Seoul Copot Spanduk Black Lives Matter
Seoul menanggapi ancaman ini dengan serius. Kementerian Pertahanan Korsel, Selasa (16/6), menanggapi ancaman baru dengan mengatakan pihak mereka bekerja sama dengan AS untuk memonitor secara dekat pergerakan militer di Korut.
Intelijen telah ditingkatkan di sepanjang DMZ dan Presiden Moon Jae-in telah meminta para pihak memajukan langkah-langkah yang mendorong keteduhan--mendesak Pyongyang untuk menghindari meningkatnya ketegangan.
Korsel sebelumnya telah berjanji untuk mencegah selebaran propaganda antirezim yang diterbangkan melewati perbatasan sebagai bagian dari perjanjian antar-Korea antara Presiden Moon dan Kim pada 2018.
Pyongyang marah pada Seoul karena tidak menantang desakan Amerika Serikat sanksi tegas harus tetap diberlakukan.
Baru-baru ini Korut tanpa alasan yang jelas dan dengan tiba-tiba memotong jalur komunikasi rutin dengan Korsel--meskipun kemudian diaktifkan kembali.
Serangkaian langkah terbaru Korut mungkin sebagai upaya membangun krisis untuk menghukum Korsel dan menggunakan ketegangan sebagai pengaruh dalam pembicaraan di masa depan. (BBC/A-2)
Terkini Lainnya
5 Drama Korea Tayang Juli 2024, Aksi Rain dalam Red Swan Paling Dinanti
Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas
Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik ke Arah Timur
Lagu Smeraldo Garden Marching Band dari Album Solo Jimin BTS yang Ke-2 Dirilis
Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal dengan Kemampuan Hulu Ledak Ganda
Rekaman CCTV Ungkap Detik-Detik Kebakaran Maut di Pabrik Baterai Lithium
Kembali, Tentara Korea Utara Lintasi Perbatasan ke Korea Selatan
Korut: Seruan untuk Akhiri Perang Korea Terlalu Dini
Korea Utara Ancam Tingkatkan Kehadiran Militer di Sekitar DMZ
Korut Peringatkan AS tidak Ikut Campur dalam Urusan antar-Korea
Korut dan Korsel Baku Tembak di Perbatasan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap