Biden Berharap Kebijakan Perdagangannya Dapat Dukungan Dunia
![Biden Berharap Kebijakan Perdagangannya Dapat Dukungan Dunia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/11/2c62ba4320aa22e20d5fa8d7a4bc298c.jpg)
PRESIDEN terpilih Joe Biden mengatakan Amerika Serikat harus bergabung dengan negara demokrasi dunia lainnya untuk menghadirkan front persatuan dalam kebijakan perdagangan global sebagai penyeimbang Tiongkok.
"Gagasan bahwa kami menusuk jari kami di mata teman-teman kami dan merangkul otokrat tidak masuk akal bagi saya," kata Biden dalam konferensi pers untuk membahas rencana ekonominya, Senin (16/11).
Dia berjanji untuk merilis rincian agenda kebijakan perdagangannya pada 21 Januari atau sehari setelah dia menjabat. Selama ini pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump menggunakan kebijakan perdagangan agresif terhadap kawan dan musuh. Seperti memberlakukan tarif pada baja, aluminium dan barang-barang lain dari Kanada, Meksiko dan Uni Eropa termasuk Tiongkok. Untuk itu Biden sangat ingin kebijakan ekonominya mendapat dukungan dari negara-negara mitra agar Tiongkok tidak bisa mendikte AS.
Pada Pemerintahan Trump menghindari organisasi multilateral, dan melumpuhkan Organisasi Perdagangan Dunia karena dianggap tidak adil bagi AS. Trump juga melumpuhkan badan penyelesaian perselisihan dan memblokir penamaan direktur jenderal baru. Retorika Trump umumnya lebih bersahabat dengan Rusia dan Korea Utara.
baca juga: Trump Sempat Mengaku Kalah
Biden mengatakan dia telah berbicara dengan beberapa pemimpin dunia secara umum tentang masalah perdagangan, tetapi menolak untuk membahas secara spesifik dengan mereka tentang apa yang mungkin dia lakukan. Termasuk apakah dia akan bergabung dengan pakta perdagangan bebas Asia-Pasifik yang baru.
Biden juga mengatakan dia tidak akan mengejar kebijakan perdagangan yang"menghukum, melainkan bertujuan untuk membuat pekerja Amerika lebih kompetitif.
"Dan memastikan para pemimpin serikat tenaga kerja ada di meja dalam setiap kesepakatan perdagangan yang kita buat," tegasnya.
Biden juga mengulangi janjinya untuk bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kesepakatan iklim Paris yang ditolak Trump. (AFP/OL-3)
Terkini Lainnya
RDKB OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
AS dan Tiongkok Sepakat Perlunya Pertumbuhan Ekonomi yang Seimbang
Refleksi Hari Buruh, Investasi Gagal Serap Tenaga Kerja Efek Deindustrialisasi Dini
Dalam 'Perang Ekonomi', AS Klaim Bisa Kalahkan Tiongkok
Perang Dagang Tiongkok AS Jadi Peluang Peningkatan Ekspor Indonesia
Indonesia Jangan Terjebak dalam Isu Perang Dagang AS-Tiongkok
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap