Dalam Perang Ekonomi, AS KlaimBisa Kalahkan Tiongkok
![Dalam 'Perang Ekonomi', AS Klaim Bisa Kalahkan Tiongkok](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/2d4cd6b44d7c27051d4472145d396c19.jpg)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengumbar pernyataan bahwa negaranya akan dapat mengalahkan Tiongkok. Kedua negara bersaing dalam mendominasi perekonomian dunia.
“Era pasca-Perang Dingin telah berakhir, dan persaingan sedang berlangsung antara kekuatan-kekuatan besar untuk membentuk apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dalam pidato di Universitas Georgetown untuk mengungkap strategi keamanan nasional.
Ia mengatakan AS akan menekan dominasi Tiongkok di kancah perekonomian dunia. Langkah itu akan dibarengi AS dalam menekan Rusia di ranah kekuatan militer.
“Kami akan memprioritaskan mempertahankan keunggulan kompetitif yang bertahan lama di atas RRC sambil membatasi Rusia yang masih sangat berbahaya,” jelasnya.
Baca juga: Korut Uji Sepasang Rudal yang Mampu Bawa Nuklir
Dia menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin banyak menimbulkan ancaman langsung terhadap sistem internasional yang bebas dan terbuka.
"Dengan ceroboh mencemooh hukum dasar tatanan internasional hari ini, seperti yang ditunjukkan oleh perang agresi brutal terhadap Ukraina," tambahnya.
Tiongkok, kata dia, satu-satunya pesaing AS dalam membentuk kembali tatanan internasional dan, semakin, kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi.
Upaya menentang Tiongkok tertunda karena AS terfokus menghabiskan sebagian besar tahun ini untuk mengumpulkan sekutu melawan Rusia. Washington mengumpulkan miliaran dolar senjata ke Kyiv.
Tetapi sebagian besar Biden tetap konsisten menjalankan strateginya melawan Tiongkok yang ditetapkan tak lama setelah ia menjabat pada Januari. 2021.
"Saya tidak percaya bahwa perang di Ukraina telah secara fundamental mengubah pendekatan Joe Biden terhadap kebijakan luar negeri, yang sama dengan sebelum presiden AS sebelumnya (Donald Trump) ," tambah Sullivan.
Tiongkok menginginkan menjadi kekuatan terkemuka ekonomi dunia. AS tidak keberatan dengan kemajuan ekonomi dan teknologi Beijing.
Tetapi, AS keberatan jika kedua sektor tersebut digunakan Tiongkok untuk menerapkan sistem otoritarianisme.
Meskipun Beijing berulang kali menyangkal bahwa pihaknya berupaya menghegemoni seperti di kawasan Indo-Pasifik.
"Kami tidak ingin persaingan menjadi konfrontasi atau Perang Dingin baru dan kami tidak melibatkan setiap negara hanya sebagai medan pertempuran proksi," kata Sullivan. (AFP/Cah/OL-09)
Terkini Lainnya
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap