Guatemala Tahan Ratusan Migran Honduras yang Ingin Masuk ke AS
![Guatemala Tahan Ratusan Migran Honduras yang Ingin Masuk ke AS](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/01/c38f23b6fabf13f475adab3727a483bb.jpg)
TENTARA Guatemala menahan ratusan migran di perbatasan negara dengan Honduras. Mereka adalah sebagian dari ribuan orang, termasuk anak kecil, yang sedang dalam perjalanan menuju Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan karavan.
Juru bicara militer Guatemala mengungkapkan, 600 migran ditahan di perbatasan pada Jumat dan dipindahkan ke otoritas imigrasi. Otoritas Guatemala juga mengembalikan 102 migran Honduras lainnya ke Honduras, setelah kelompok pertama dalam karavan berangkat dari San Pedro Sula.
Palang Merah memperkirakan bahwa hingga 4.000 orang kemungkinan ikut dengan karavan, karena Honduras dilanda kekerasan dan kehancuran ekonomi akibat Covid-19.
“Kami menderita kelaparan,” kata Óscar García saat berjalan menuju perbatasan Guatemala.
Pekerja perkebunan pisang itu mengatakan, rumahnya telah hancur pada badai November dan dia melarikan diri ke utara berharap mendapatkan cukup uang untuk menghidupi ibu dan putrinya yang masih kecil.
“Tidak mungkin tinggal di Honduras. Tidak ada pekerjaan, tidak ada apa-apa," tambahnya.
Karavan migran pertama tahun ini datang kurang dari seminggu sebelum Joe Biden menjabat sebagai Presiden di AS.
Sementara Presiden terpilih AS Joe Biden telah menjanjikan pendekatan yang lebih manusiawi untuk migrasi, berbeda dengan kebijakan anti-imigran Donald Trump.
Guatemala, Honduras, El Salvador dan Meksiko mengoordinasikan langkah-langkah keamanan dan kesehatan masyarakat mereka sendiri yang bertujuan untuk membatasi migrasi tidak teratur di seluruh wilayah.
Pada Kamis (14/1), Guatemala mengutip pandemi untuk mengumumkan kekuatan darurat di tujuh provinsi perbatasan yang sering digunakan para migran untuk transit dalam perjalanan ke Meksiko. Langkah tersebut membatasi demonstrasi publik dan mengizinkan pihak berwenang untuk membubarkan pertemuan publik, kelompok, atau demonstrasi dengan paksa.
Pada Jumat, Meksiko juga mengerahkan tentara dan polisi anti huru hara ke perbatasannya dengan Guatemala. Amerika Tengah sedang terhuyung-huyung dari krisis kelaparan yang semakin meningkat akibat badai dan perubahan iklim yang menghancurkan, serta korupsi, kekerasan, dan virus korona. (Aiw/The Guardian/OL-09)
Terkini Lainnya
Pos Pelayanan Imigrasi di Lembata Diharap Mampu Berantas TPPO
Renstra BP2MI Diharapkan Jawab Tantangan Pekerja Migran di Masa Depan
Satgas TPPO Polres Lembata belum Tindak Tegas Dugaan TPPO
Polri Komitmen Perjuangkan Hak dan Jamin Perlindungan Buruh
Lebaran dan Keragaman Budaya Kaum Urban
Taiwan Diguncang Gempa Besar, Kemenlu Pantau WNI
Pelantikan Arevalo di Guatemala Ditunda Akibat Ketegangan di Kongres
Bunuh Aktivis Lingkungan, Anggota DPR Guatemala Divonis 12 Tahun Penjara
6 Orang Meninggal, 13 Orang Hilang Akibat Banjir Sungai di Guatemala
Dugaan Kecurangan Bayangi Kemenangan Calon Presiden Guatemala Arevalo
Mantan Presiden Guatemala Mengakui Korupsi, Diberi Hukuman 8 Tahun Penjara Tambahan
Kuda Hitam Menangi Pilpres Guatemala
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap