visitaaponce.com

Jalur Gaza Palestina Mulai Bangun Cagar Alam Pertama

Jalur Gaza Palestina Mulai Bangun Cagar Alam Pertama
Foto udara menunjukkan pemandangan Wadi Gaza, area lahan basah di Jalur Gaza tengah, pada 10 Februari 2022.(AFP/Mohammed Abed. )

JALAN berkelok menuju Lembah Gaza itu terkenal dengan bau pencemaran. Baunya mencekik kehidupan tumbuhan dan hewan yang pernah tumbuh subur di lahan basah terbesar dalam wilayah kantong Palestina itu.

Syukurnya, kondisi itu diperkirakan berubah setelah habitat yang tercemar itu dinyatakan sebagai cagar alam pertama Gaza. Penetapan itu merupakan upaya pembersihan pencemaran selama satu dekade yang didukung PBB di bawah penguasa Hamas di wilayah itu.

"Lembah itu akan kembali ke keadaan alaminya yang indah untuk dilalui dan dinikmati oleh penduduk setempat," kata Jaber Abu Hajeer, wali kota wilayah yang dikenal sebagai Wadi Gaza. Pengotoran lembah dengan air limbah dan sampah merupakan konsekuensi dari keterbelakangan kronis di jalur yang telah diblokade oleh Israel sejak 2007.

Infrastruktur Gaza yang buruk tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan oleh populasi yang berkembang pesat menjadi 2,3 juta. Selama lebih dari tiga dekade, limbah dipompa langsung ke Wadi Gaza dan sebagian menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga dan puing-puing konstruksi.

Daerah yang dulunya cagar alam yang indah secara bertahap menjadi, "Rawa yang penuh dengan serangga, ular, dan bakteri, serta tempat pembuangan yang tidak terkendali," kata Abdel-Fattah Abd Rabbo, seorang spesialis lingkungan di Universitas Islam Gaza. Sampai tahun lalu, sekitar 16.000 meter kubik air limbah dipompa ke lembah setiap hari, kata pihak berwenang setempat, menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi keluarga yang tinggal di sepanjang jalur air yang bermuara ke Laut Mediterania.

Penduduk setempat Abdulkarim al-Louh mengatakan, "Sayangnya, karena situasi politik yang kita jalani, cagar alam itu hancur dan berubah menjadi rawa air limbah." Dia berharap bahwa upaya itu akan membersihkan area dari penyakit, limbah air, serangga, dan nyamuk yang diderita semua penduduk Wadi Gaza.

Sabuk hijau

Pemompaan limbah yang tidak diolah ke lembah berhenti tahun lalu, ketika pabrik pengolahan baru dibuka di Gaza tengah. Akan tetapi rehabilitasi penuh Wadi Gaza membutuhkan waktu.

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung upaya 10 tahun senilai US$66 juta, yang dipimpin oleh lima pemerintah lokal Gaza, yang bertujuan menjadikan daerah itu sebagai oasis ekologi yang sangat dibutuhkan. Koordinator proyek UNDP, Muhammad Abu Shaaban, mengatakan tujuannya menciptakan sabuk hijau yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Langkah pertama yaitu pembersihan. Staf kotamadya berada di lokasi itu minggu lalu mencoba membersihkan sungai dari kotoran. Tahap selanjutnya yakni penanaman pohon besar-besaran, menjelang perbaikan infrastruktur termasuk akses jalan yang lebih baik untuk membuat kawasan itu menarik bagi wisatawan lokal.

Abu Shaaban mengatakan rencana induk itu bertujuan menyelesaikan semua masalah lingkungan di lembah, termasuk polusi, perambahan, pelanggaran bangunan, dan banjir yang diderita lembah selama bertahun-tahun. Penduduk Gaza, yang telah mengalami blokade yang melumpuhkan dan gelombang konflik antara Hamas dan Israel, memiliki sedikit ruang rekreasi di luar ruangan selain garis pantai.

Baca juga: Pemukim Israel Cabuti Ratusan Pohon Zaitun Sumber Pendapatan Warga Palestina

Israel dan Mesir secara ketat mengontrol akses masuk dan keluar dari Gaza dan pengunjung asing sebagian besar dijauhkan. Wali Kota Hajeer berjanji bahwa ketika proyek restorasi selesai, Wadi Gaza akan menjadi atraksi budaya, olahraga, dan wisata.

Abdulrahim Abu al-Konboz, direktur pengelolaan limbah padat di Gaza, mengatakan semua warga akan mendapat manfaat dari program ini karena air yang mengalir melalui Wadi Gaza akan bersih dan bebas dari polutan ketika mencapai laut. "Pantai Gaza di musim panas akan bebas dari polusi yang dulunya berasal dari kawasan Wadi Gaza." (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat