Kasus Genosida Etnik Muslim Rohingya Kembali Digelar di Mahkamah Internasional
![Kasus Genosida Etnik Muslim Rohingya Kembali Digelar di Mahkamah Internasional](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/02/90bafcb196103d674cbd44f306cd4934.jpg)
JUNTA militer Myanmar akan menggantikan Aung San Suu Kyi di pengadilan tinggi PBB pada Senin (21/2) ketika berusaha untuk menghentikan kasus atas dugaan genosida yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya.
Suu Kyi secara pribadi mempresentasikan argumen Myanmar di Mahkamah Internasional (ICJ) ketika kasus itu pertama kali disidangkan pada Desember 2019, tetapi dia digulingkan sebagai pemimpin sipil dalam kudeta militer tahun lalu.
Peraih Nobel perdamaian itu, yang menghadapi kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia atas keterlibatannya dalam kasus itu, sekarang berada di bawah tahanan rumah dan diadili oleh jenderal yang sama yang dia bela di Den Haag.
Dalam keberatan awal pada Senin (21/2), Myanmar akan berargumen bahwa pengadilan tidak memiliki yurisdiksi atas kasus tersebut, dan harus membuangnya sebelum melanjutkan ke sidang substantif.
Baca juga: AS Sebut Rusia Bisa Serang Beberapa Kota di Ukraina
Media lokal Myanmar mengatakan junta memiliki delegasi baru yang dipimpin oleh Menteri Kerja Sama Internasional Ko Ko Hlaing dan Jaksa Agung Thida Oo, yang akan hadir secara virtual. Keduanya terkena sanksi AS atas kudeta tersebut.
Kasus yang dibawa oleh negara Gambia yang mayoritas Muslim di Afrika itu menuduh Myanmar yang mayoritas beragama Buddha melakukan genosida terhadap minoritas Rohingya atas tindakan keras militer berdarah tahun 2017.
ICJ membuat perintah sementara pada Januari 2020 bahwa Myanmar harus mengambil semua tindakan untuk mencegah dugaan genosida terhadap Rohingya sementara proses selama bertahun-tahun sedang berlangsung.
Gambia akan membuat argumen tandingannya pada Rabu (23/2).
Sekitar 850.000 orang Rohingya mendekam di kamp-kamp di negara tetangga Bangladesh, sementara 600.000 orang Rohingya lainnya tetap berada di negara bagian Rakhine di barat daya Myanmar.
ICJ dibentuk setelah Perang Dunia II untuk memutuskan perselisihan antara negara-negara anggota PBB. Putusannya mengikat tetapi tidak memiliki sarana nyata untuk menegakkannya.
Kasus Rohingya di ICJ telah diperumit oleh kudeta yang menggulingkan Suu Kyi dan pemerintahan sipilnya dan memicu protes massa dan tindakan keras militer berdarah. Lebih dari 1.500 warga sipil tewas, menurut kelompok pemantau lokal.
Suu Kyi sekarang menghadapi persidangannya sendiri di Myanmar atas sejumlah tuduhan yang bisa membuatnya dipenjara selama lebih dari 150 tahun.
Menjelang sidang, pemerintah bayangan Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang didominasi oleh anggota parlemen dari partai yang digulingkan mengatakan pihaknya, bukan junta, adalah perwakilan yang tepat dari Myanmar di ICJ dalam kasus tersebut.
NUG juga menolak keberatan awal Myanmar, yang mengatakan sidang untuk itu harus dibatalkan dan pengadilan harus segera turun ke sidang kasus substantif.
NUG tidak memiliki wilayah dan belum diakui oleh pemerintah asing mana pun, dan telah dinyatakan sebagai organisasi "teroris" oleh junta.
Gambia menuduh Myanmar melanggar konvensi genosida PBB tahun 1948. Kasusnya didukung 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam, Kanada, dan Belanda. (AFP/Nur/OL-09)
Terkini Lainnya
Hari Raya Kurban Eratkan Kesetiakawanan Sosial dan Semangat Berbagi
Idul Adha Panggilan Ketulusan dan Keikhlasan bagi Umat Islam
Pos Indonesia dan Treetan Luncurkan PosPay
Muslim Lifefair Bogor Hadirkan Wisata Belanja Produk UMKM Halal
Experience Macao Roadshow: Mempersembahkan Pesona Wisata Macao yang Spektakuler
10 Malaikat yang Wajib Diketahui dan Tugas Mereka
Survei: Boikot Sukses Gerus Penjualan Produk Terafiliasi Israel di Indonesia
Penggemar Kecewa Aespa Jadi Bintang Iklan McDonald's
Dua Lipa Siap Hadapi Reaksi Balik atas Pernyataan Politik tentang Gaza
Konstruksi Perang yang Maskulin Buat Perempuan dan Anak Jadi Korban
Ketua Presidium MER-C Bertemu Menkopolhukam Bahas Situasi Jalur Gaza
Para Demonstran Kecam Kebijakan Gedung Putih
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap