Usai Dikuasai Rusia, Berdyansk dan Mariupol Bangkit
![Usai Dikuasai Rusia, Berdyansk dan Mariupol Bangkit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/eab520248aba5ec5ae840a1cc0754f63.jpg)
SEBUAH pesawat militer Rusia terbang di langit di atas Berdyansk, sebuah kota di Ukraina selatan.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata seorang wanita tua yang duduk di bangku di alun-alun kecil di sore akhir pekan yang cerah. "Itu salah satu milik kita," sambungnya.
Pasukan Rusia mengambil alih kota pelabuhan di Laut Azov ini pada hari-hari pertama kampanye militer yang mereka luncurkan di Ukraina pada akhir Februari, hampir tanpa perlawanan.
Setelah itu pasukan Moskow dan separatis pro-Rusia menyerang daerah untuk menghubungkan Ukraina timur dan selatan. Wilayah Berdyansk dan Melitopol menjadi bagian penting dan strategis bagi Rusia karena menghubungkan ke Krimea.
Baca juga: 100 Ribu Warga Mariupol Masih Terperangkap Konflik
Di kedua kota tersebut, Moskow telah membentuk pemerintahan lokal yang bertugas mengembalikan kehidupan normal.
"Kami berada dalam fase transisi, dari Ukraina ke Rusia," kata kepala pemerintahan baru di Berdyansk, Alexander Saulenko, kepada wartawan di kota itu.
"Kami melihat masa depan kami dengan Rusia," sambungnya.
Beberapa langkah sudah diambil, dengan rencana mulai membayar gaji dan pensiun sektor publik dalam rubel Rusia, bukan hryvnia Ukraina. Kekurangan dana untuk menjaga kota tetap berjalan, Saulenko mengatakan "kami akan meminta bantuan Rusia".
Kota yang terbagi
Wilayah Melitopol, sebuah spanduk komunis berkibar di atas Lapangan Kemenangan pusat dan lagu-lagu patriotik era soviet dikumandangkan dari pengeras suara truk militer. Di tempat lain di kota, itu adalah bendera tiga warna Rusia yang dipajang.
Situasi di keduankota itu tidak terlihat jejak pertempuran atau kehancuran akibat peperangan. Itu kontras dengan Mariupol yang hanya 70 kilometer (40 mil) timur Berdyansk.
"Semua pasukan (Ukraina) meninggalkan kota" sebelum kedatangan pasukan Rusia, kata Svetlana Klimova, seorang mantan pekerja pompa bensin berusia 38 tahun di Berdyansk. "Jika mereka tetap tinggal, itu akan seperti Mariupol."
Beberapa warga di kota itu mengungkapkan kelegaan mereka karena telah lolos dari nasib Mariupol, dan beberapa antusias dengan kehadiran Rusia.
"Ketika saya mendengar (tentang kedatangan Rusia), saya sangat senang hingga air mata saya berlinang," kata Valery Berdnik, seorang mantan buruh pelabuhan berusia 72 tahun dengan kumis besar berwarna abu-abu.
Dia mengatakan kota-kota lain di Ukraina, seperti Zaporizhzhia atau Kharkiv akan dikuasai Rusia. Tentara Rusia sudah berpatroli di jalan-jalan.
Tidak semua orang di Berdyansk memiliki antusiasme yang sama dengan Berdnik, dengan Saulenko mengakui bahwa populasi kota telah turun menjadi antara 60.000 dan 70.000, dari sebelumnya 100.000.
"Di Melitopol kota ini terbagi," kata Elena, seorang guru sekolah berusia 38 tahun yang berjalan di jalan dengan kacamata hitam besar, anting berbentuk salib di satu telinga.
"Ada yang senang, ada juga yang mengkritisi keadaan tersebut,” ujarnya.
Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov sempat ditahan selama beberapa hari oleh pasukan Rusia pada bulan Maret, dan akhirnya meninggalkan kota.
Beberapa demonstrasi terjadi sejak awal menentang kehadiran Rusia, tetapi sekarang telah berhenti, kata seorang warga Melitopol lainnya.
Olga Chernenko, 50, penduduk Mariupol yang memilih untuk berada di Berdyansk. Ia mengatakan Ukraina menyerahkan Berdyansk merupakan pilihan yang tepat.
"Jika kita ingin menyelamatkan nyawa, kita tidak bisa bertarung di kota," katanya.
Berdyansk dan Melitopol mungkin tampak tenang, tetapi antrian di depan bank dan kantor penukaran mata uang mengingatkan bahwa situasinya jauh dari normal.
"Tidak ada uang tunai, mesin bank tidak berfungsi," kata Klimova, yang berharap rusia akan membantu dengan membayar tunjangan dan pensiun.
Pihak berwenang di kedua kota ingin membawa penduduk berpihak dengan mengembalikan kehidupan normal sesegera mungkin.
Di Melitopol, wartawan dibawa ke peresmian arena skating, di mana beberapa orang berseluncur sebentar, lalu menghilang saat kamera dimatikan. Di Berdyansk, terdapat kantor pernikahan lokal yang kembali dioperasikan. (France24/Cah/OL-09)
Terkini Lainnya
PM Israel Benjamin Netanyahu: Militer Mendekati “Akhir Tahap Penghapusan” Hamas di Gaza
Video Tunjukkan Warga Palestina Mengungsi dari Khan Younis Setelah Perintah Evakuasi Israel
Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik ke Arah Timur
Mengenal Juan Jose Zuniga Macias, Sosok Di Balik Kudeta Bolivia
Presiden Bolivia Luis Arce Terima Kasih Usai Hadapi Upaya Kudeta
Istana Presiden Bolivia Diserbu Tentara, Presiden Luis Arce Serukan Perlawanan
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap