visitaaponce.com

Tiga Tewas dalam Penembakan Massal Terbaru di AS

Tiga Tewas dalam Penembakan Massal Terbaru di AS
Peta Philadelphia menunjukkan South Street.(AFP.)

TIGA orang tewas dan 11 lain luka-luka setelah beberapa pelaku melepaskan tembakan ke kerumunan di jalan yang sibuk, Sabtu (4/6) malam, di kota Philadelphia, Amerika Serikat. Rentetan malam hari itu menjadi penembakan massal terbaru yang mengguncang AS. 

AS dalam cengkeraman epidemi kekerasan senjata yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Padahal anggota parlemen berebut cara untuk mengurangi pembantaian yang merenggut beberapa ribu nyawa orang Amerika tahun ini.

Inspektur Polisi Philadelphia DF Pace mengatakan kepada wartawan bahwa dua pria dan seorang wanita tewas. Petugas yang menanggapi insiden itu mengamati beberapa penembak aktif yang menembak ke arah kerumunan. "Anda dapat membayangkan ada ratusan orang yang menikmati South Street, seperti yang mereka lakukan setiap akhir pekan, ketika penembakan ini terjadi," kata Pace.

Banyak petugas yang berpatroli di kawasan kehidupan malam yang populer sudah berada di tempat kejadian ketika tembakan pertama terdengar. Pengerahan polisi itu digambarkan Pace sebagai hal yang standar untuk daerah itu pada malam akhir pekan musim panas.

Seorang petugas yang merespons menembaki salah satu penembak. Pelaku lantas menjatuhkan senjatanya dan melarikan diri. Tidak jelas pria itu tertembak, kata Pace, atau tidak.

Media lokal melaporkan bahwa tidak ada penangkapan yang dilakukan. Pada Minggu (5/6) pagi jalan-jalan tempat kekacauan meletus tetap ditutup. Pace mengatakan dua pistol semiotomatis dan satu dengan magasin yang diperpanjang, ditemukan di tempat kejadian.

Dia menambahkan bahwa polisi harus menunggu sampai pagi untuk meninjau rekaman pengawasan dari bisnis terdekat yang tutup pada Sabtu malam. Pace menggambarkan penyelidikan itu belum final karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Amerika Serikat telah diguncang oleh serangkaian penembakan massal dalam beberapa pekan terakhir, termasuk sekolah di Uvalde, Texas, gereja di California, toko kelontong di New York, dan rumah sakit di Oklahoma. Insiden tersebut secara kolektif telah menyebabkan puluhan orang tewas.

Bystander Joe Smith, 23, mengatakan kepada The Philadelphia Inquirer bahwa pikirannya telah melintas ke insiden baru-baru ini ketika dia mendengar tembakan pertama terdengar pada Sabtu. "Begitu dimulai, saya tidak berpikir itu akan berhenti," katanya.

"Terdengar teriakan parau," tambahnya. "Aku baru saja mendengar teriakan."

Saksi lain, Eric Walsh, menggambarkan kepada Inquirer bahwa orang-orang yang melarikan diri dari penembakan itu berada di jalan dengan cipratan darah di sepatu kets putih serta lutut dan siku. The Inquirer melaporkan bahwa orang lain ditembak mati hanya beberapa blok dari tempat kejadian sekitar dua jam kemudian, tetapi polisi mengatakan bahwa dua insiden itu diyakini tidak terkait.

Selama bulan-bulan hangat, kekerasan senjata cenderung melonjak di Amerika Serikat. Diperkirakan ada 393 juta senjata yang beredar pada 2020 alias lebih banyak dari jumlah orang.

Presiden AS Joe Biden pekan lalu dengan tegas menyerukan undang-undang pengendalian senjata baru sebagai tanggapan atas kekerasan baru-baru ini. Ia sedih terhadap tempat-tempat yang menjadi aksi pembunuhan. Selama dua dekade terakhir, "Lebih banyak anak usia sekolah yang tewas akibat senjata api daripada gabungan petugas polisi yang bertugas dan militer yang bertugas aktif. Pikirkan itu," kata Biden.

Baca juga: Biden Dikabarkan Tunda Perjalanan ke Arab Saudi dan Israel

Sekelompok bipartisan senator AS bertemu pada Kamis untuk membahas paket kontrol senjata api, tetapi Partai Republik secara historis menolak undang-undang senjata yang lebih ketat. Kekerasan senjata di Amerika Serikat telah menewaskan 18.564 sejauh ini pada 2022, menurut Arsip Kekerasan Senjata, yang melacak penembakan secara nasional.

Hampir 10.300 dari perbuatan itu berupa bunuh diri. Sejak pembantaian Uvalde pada 24 Mei, setidaknya 26 penembakan massal baru telah terjadi. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat