Dibantu Hizbullah, Hamas Ingin Rujuk dengan Pemerintah Suriah
![Dibantu Hizbullah, Hamas Ingin Rujuk dengan Pemerintah Suriah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/6ab9e0fa60c3014d57d36890ed701646.jpg)
KELOMPOK perlawanan Palestina, Hamas, bersiap untuk memulihkan hubungan dengan rezim Suriah setelah jeda 10 tahun. Ini dikatakan seorang sumber Palestina pada Selasa (21/6), Anadolu News Agency melaporkan.
"Kedua belah pihak akan membuka fase baru dalam hubungan mereka di periode mendatang," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu kepada Anadolu Agency sebagaimana dilansir Middle East Monitor. Sumber itu mengatakan kelompok Libanon, Hizbullah, mengerahkan upaya tak kenal lelah untuk menengahi antara kedua belah pihak.
Baca juga: Yordania dan Saudi Dukung Dunia Cegah Iran Punya Senjata Nuklir
"Hizbullah diberikan lampu hijau untuk mendekatkan pandangan antara Hamas dan rezim Suriah," tambahnya. Menurut sumber tersebut, langkah untuk membuka halaman baru dalam hubungan dengan rezim Suriah didukung dengan suara bulat oleh kepemimpinan Hamas.
Sejak 1999, Hamas menggunakan Damaskus sebagai markas besar kepemimpinannya di luar negeri. Namun pada 2012 kelompok itu meninggalkan negara tersebut setelah meletusnya konflik Suriah.
Baca juga: Pembukaan Udara Saudi untuk Semua Penerbangan Israel tengah Dibahas
Sumber itu mengatakan rezim Suriah, sampai saat ini, menentang pemulihan hubungan dengan Hamas. Menurut sumber tersebut, pertemuan terjadi baru-baru ini antara pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan seorang pemimpin tinggi Hamas. Mereka menyetujui langkah-langkah menuju normalisasi hubungan dengan rezim Suriah.
Hamas-Rusia
Sebelumnya, delegasi Hamas mengunjungi Moskow pada 4 Mei lalu. Mereka mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia di wisma Kementerian Luar Negeri Rusia. Pembicaraan berakhir pada 5 Mei.
Kunjungan Hamas ke Moskow terjadi pada saat hubungan Rusia-Israel tegang karena posisi Israel yang mengutuk perang Rusia di Ukraina. Delegasi Hamas dipimpin oleh kepala kantor hubungan internasional gerakan itu Moussa Abu Marzouk, termasuk anggota biro politik gerakan, terutama Fathi Hammad dan Hussam Badran.
Setelah bertemu dengan pejabat Rusia, Abu Marzouk mengatakan dalam pernyataannya kepada Al-Mayadeen TV pada 5 Mei, "Pemahaman baru sedang diberlakukan hari ini di sistem global dan ada peluang untuk mengubah status quo dalam sistem global untuk kepentingan yang tertindas di dunia."
Dia menambahkan bahwa perubahan tatanan dunia akan memengaruhi masa depan Israel. Seorang sumber terkemuka di Hamas yang berada di antara delegasi kunjungan ke Moskow mengatakan kepada Al-Monitor dengan syarat anonim bahwa kunjungan ini unik dan luar biasa dalam hal anggota delegasi dan topik yang dibahas dengan pejabat Rusia.
Baca juga: Moskow Prihatin Putusan Israel atas Properti Milik Gereja Jerusalem
Sumber tersebut menjelaskan bahwa delegasi tersebut bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov dan lainnya di Dewan Federasi Rusia dan Senat. Diskusi mereka menyentuh serangan Israel terhadap tempat-tempat suci Kristen dan Islam di Jerusalem.
"Pembicaraan dengan pejabat Rusia, bagaimanapun, lebih terfokus pada pengembangan dukungan Rusia untuk Palestina, membawa hubungan antara Hamas dan Moskow ke tingkat yang baru dan lebih maju, dan mematahkan pengepungan Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza sejak 2007," tambahnya.
Kepala Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar mengumumkan dalam pidatonya di Gaza pada 30 April bahwa garis maritim untuk mematahkan pengepungan Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza akan diresmikan pada periode mendatang berkoordinasi dengan poros Jerusalem. Ini mengacu pada terutama Iran dan Hizbullah, poros yang menyatukan kepentingan dan aliansi dengan Moskow dalam beberapa masalah internasional, terutama konflik Suriah.
Tidak senang
Israel tidak senang dengan kunjungan delegasi senior Hamas ke Rusia pada saat hubungannya dengan Moskow penuh dengan ketegangan.
Dilansir Middle East Monitor, 5 Mei lalu, surat kabar Israel Hayom mengutip sumber-sumber Palestina yang mengatakan bahwa pembicaraan dengan Rusia akan menjadi penting. Delegasi akan membahas dengan Kementerian Luar Negeri di Moskow situasi di Jerusalem dan perkembangan di Palestina. Mereka juga mencatat bahwa kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, berbicara di telepon dengan Menteri Luar Negeri Lavrov, sekitar dua minggu lalu.
Baca juga: Hamas, Garda Revolusi Iran, Hizbullah Bahas Serangan ke Israel
Kunjungan ini dilakukan karena Rusia telah menolak permintaan Israel untuk meminta maaf setelah pernyataan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov tentang Adolf Hitler memiliki akar Yahudi. Lavrov membuat komentarnya dalam wawancara dengan televisi Italia.
Israel sekarang berusaha meredakan ketegangan dengan Moskow karena tidak ingin mencapai situasi di mana Rusia merugikan kepentingan Israel. (OL-14)
Terkini Lainnya
Hamas-Rusia
Tidak senang
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant Ancam Libanon dengan Kemungkinan Perang
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin: Diplomasi Diperlukan untuk Hindari Perang Israel-Hizbullah
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Kanada Bersiap Evakuasi Warganya dari Libanon, jika Perang Skala Penuh Pecah
Kanada Bersiap Evakuasi 45.000 Warganya dari Libanon Jika Perang Pecah
Benjamin Netanyahu: Fase Intens Perang dengan Hamas Akan Segera Berakhir
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap