visitaaponce.com

Kepala Intelijen Israel akan Temui Pejabat AS tentang Kesepakatan Iran

Kepala Intelijen Israel akan Temui Pejabat AS tentang Kesepakatan Iran
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz (kiri) bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan di Washington, DC, 26 Agustus 2022.(AFP/GPO.)

KEPALA badan mata-mata atau intelijen Israel, Mossad, akan mengunjungi Amerika Serikat pada awal September. Ini dilakukan untuk pembicaraan tentang kemungkinan kebangkitan kesepakatan nuklir Iran.

Kunjungan yang diumumkan itu merupakan upaya terbaru dalam upaya negara Yahudi itu untuk menggoyahkan kekuatan Barat dari kesepakatan untuk kembali ke kesepakatan penting 2015 dengan Teheran. Israel mengatakan kesepakatan itu akan memfasilitasi pendanaan militan yang didukung Iran dan tidak mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. Tujuan tersebut selalu dibantah Iran.

Kepala Mossad David Barnea akan, "Mengunjungi Washington dalam seminggu untuk berpartisipasi dalam pertemuan tertutup di Kongres mengenai kesepakatan Iran," kata seorang pejabat senior Israel kepada AFP dengan syarat anonim tanpa memberikan rincian lebih lanjut, Minggu (28/8).

Minggu pagi, Perdana Menteri Yair Lapid mengatakan bahwa perjuangan diplomatik Israel terhadap kesepakatan itu termasuk penasihat keamanan nasional dan menteri pertahanannya mengadakan pertemuan baru-baru ini di Amerika Serikat. "Kami melakukan upaya bersama untuk memastikan Amerika dan Eropa memahami bahaya yang terlibat dalam perjanjian ini," kata Lapid. 

Ia menekankan yang ditandatangani pada 2015 bukan kesepakatan yang baik. Bahkan, imbuhnya, yang saat ini sedang dirumuskan mengandung bahaya yang lebih besar.

Baca juga: Media Saudi: F-35 Israel Tembus Wilayah Iran Beberapa Kali dalam Dua Bulan

Pada 2018, presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian yang dirancang untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Penggantinya Joe Biden telah berusaha untuk kembali ke kesepakatan, dan setelah hampir satu setengah tahun pembicaraan, kemajuan baru-baru ini telah membuat negara Yahudi itu gelisah.

Menurut Lapid, perjanjian baru harus mencakup tanggal kedaluwarsa dan pengawasan yang lebih ketat akan mengatasi program rudal balistik Iran dan keterlibatannya dalam terorisme di seluruh Timur Tengah. "Kami dapat mencapai kesepakatan seperti itu jika ancaman militer yang kredibel diletakkan di atas meja, jika Iran menyadari bahwa pembangkangan dan penipuan mereka akan menimbulkan harga yang mahal," kata Lapid. 

Ia menambahkan bahwa tentara dan Mossad telah, "Menerima instruksi dari kami untuk bersiap terhadap skenario apa pun." Pada Rabu, Lapid mengatakan kesepakatan baru itu akan memberi Iran dana segar hingga US$100 miliar per tahun yang akan digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran yaitu Hamas, Hizbullah, dan Jihad Islam. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat