Aksi Militer di PLTN Zaporizhzhia Jadi Ancaman bagi Dunia
![Aksi Militer di PLTN Zaporizhzhia Jadi Ancaman bagi Dunia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/702955e10bd4699be042026de7874460.jpg)
DIREKTUR Jenderal Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Robert Mardini, menyerukan penghentian semua operasi militer di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaphorizhzhia, Ukraina, yang dikuasai Rusia.
Menurut dia, serangan militer terhadap fasilitas tersebut dapat menyebabkan bencana bagi dunia. "Kesalahan perhitungan sekecil apa pun dapat memicu kehancuran yang akan kita sesali selama beberapa dekade," katanya.
Ia juga memperingatkan konsekuensi dari serangan itu bisa menjadi bencana bagi Ukraina, Rusia, dan penduduk di sekitarnya. "Sudah saatnya untuk berhenti bermain api dan sebagai gantinya mengambil tindakan nyata untuk melindungi fasilitas ini dan fasilitas lain seperti itu dari operasi militer apa pun," tambah Mardini.
Terpisah, Tim Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tiba di Kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, pada Rabu (31/8). Mereka menjalankan misi untuk mencegah kecelakaan nuklir.
"Ini adalah misi yang berusaha untuk mencegah kecelakaan nuklir," kata Ketua IAEA, Rafael Grossi.
Baca juga: Rusia Pastikan Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Terkendali
Grossi bersama anggota mencapai kota 55 kilometer dari pabrik. Mereka kemungkinan akan bermalam sebelum tiba di fasilitas pada Kamis (1/9). Rusia menyambut baik niat IAEA untuk mendirikan misi permanen di pabrik tersebut.
Namun, kepala pemerintahan Rusia di daerah itu, Yevgeny Balitsky, mengatakan pemeriksaan IAEA harus dilakukan hanya dalam satu hari.
"Jika kami dapat membangun kehadiran permanen, atau kehadiran berkelanjutan, maka itu akan diperpanjang. Tetapi segmen pertama ini akan memakan waktu beberapa hari," kata Grossi.
PLTN itu menjadi yang terbesar di Eropa yang dijalankan oleh tenaga kerja Ukraina untuk memasok 20% listrik negara itu. Kiev mengatakan, Moskow telah menggunakan pabrik itu sebagai perisai untuk menyerang kota-kota besar dan kecil.
Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa tingkat radiasi di pabrik itu normal. Moskow balik menuduh Ukraina menembaki pabrik itu untuk mencoba menimbulkan kemarahan internasional yang diharapkan Kiev akan menghasilkan zona demiliterisasi. (Aljazeera/OL-16)
Terkini Lainnya
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap