Iran Kutuk Keras Sanksi AS atas Peretasan Albania
IRAN pada Sabtu (10/9) mengecam keras keputusan AS untuk menjatuhkan sanksi kepada kementerian intelijennya yang dipersalahkan atas serangan siber besar-besaran terhadap sekutu NATO, Albania. Albania memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Rabu setelah menuduhnya melakukan serangan dunia maya pada 15 Juli yang gagal melumpuhkan layanan publik serta mengakses data dan sistem komunikasi pemerintah.
Sebagai tanggapan pada Jumat, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada kementerian intelijen Iran dan menterinya Esmail Khatib. AS mengatakan serangan itu mengabaikan norma-norma perilaku negara masa damai yang bertanggung jawab di dunia maya.
Pada Sabtu, juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani mengatakan, "Kementerian luar negeri mengutuk keras tindakan departemen perbendaharaan AS yang berulang kali memberikan sanksi kepada kementerian intelijen republik Islam. Dukungan langsung Amerika untuk tuduhan palsu pemerintah Albania menunjukkan bahwa perancang skenario ini bukanlah yang terakhir, tetapi pemerintah Amerika," tambahnya dalam suatu pernyataan.
Baca juga: Serang Albania, AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran
Kanani menuduh AS memberikan dukungan penuh kepada kelompok teroris. Ini mengacu pada oposisi People's Mujahedeen of Iran atau Mujahedeen-e-Khalq (MEK) yang anggotanya diterima oleh Albania.
Albania setuju pada 2013 untuk menerima anggota MEK dari Irak atas permintaan Washington dan PBB dengan ribuan orang menetap di negara Balkan tersebutselama bertahun-tahun. "Organisasi kriminal ini terus memainkan peran sebagai salah satu alat Amerika dalam melakukan tindakan teroris, serangan dunia maya," terhadap Iran, tambah pernyataan itu.
Baca juga: NATO Kutuk Dugaan Serangan Siber Iran di Albania
MEK mendukung Ayatollah Ruhollah Khomeini dalam revolusi 1979 yang menggulingkan Shah tetapi dengan cepat berselisih dengan otoritas Islam baru dan memulai kampanye untuk menggulingkan rezim. MEK kemudian memihak Irak di bawah Saddam Hussein dalam perang Iran-Irak 1980-1988. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Kerja Sama Ketenagakerjaan antara Indonesia dan Albania Dimulai
Euro 2024: Kalahkan Albania, Luciano Spalletti Ingin Italia Lebih Kejam saat Lawan Spanyol
Awas, Italia Punya Lini Serang yang Hebat
Pelatih Swedia Jon Dahl Tomasson akan Ubah Line-up Saat Menghadapi Albania
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Tiba di Albania Jelang Konferensi Keamanan
Kane dan Mount Antar Inggris Kalahkan Albania
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap