visitaaponce.com

Lula dan Simpati para Penunggang Kuda

Lula dan Simpati para Penunggang Kuda
Para pemain rodeo di Brasil mengejar banteng(Carl De Sauza/AFP)

Jose Vasconcelos merupakan salah satu dari puluhan rider (penunggang kuda) dalam permainan Pega de Boi, olahraga sejenis rodeo ala Brasil. Dalam permainan ini, para penunggang kuda yang gagah berani, biasanya akan mengejar seekor banteng, menyerbu melewati semak belukar yang tebal dan dipenuhi kaktus. Mereka berlomba untuk mengambil label kulit dari leher hewan tersebut.

Meski gagal menangkap banteng buruannya, dia tampak berseri-seri. " Wow, sangat menantang adrenalin. Saya bahkan tidak bisa menjelaskannya," kata pria bertubuh tegap berusia 29 tahun, yang sebelumnya pernah mengalami patah tulang lengan, kaki, dan tulang selangka saat bertanding.

Wilayah Sertao yang keras dan semikering di timur laut Brasil, adalah tempat lahirnya olahraga tradisi yang unik ini. Wilayah itu merupakan kampung halaman Luiz Inacio Lula da Silva, salah seorang kandidat kuat dalam Pemilu Presiden tahun ini. Ia bersaing dengan presiden petahana sayap kanan, Jair Bolsonaro.

Nuansa politik

Selain teriakan koboi dan bau barbekyu, ada sedikit nuansa politik di Fazenda Piuta, sebuah peternakan sapi di luar Cabrobo, di negara bagian Pernambuco, lima jam berkendara dari kampung halaman Lula. Di sinilah Vasconcelos ikut bermain rodeo. Seperti umumnya para pemain rodeo, Vasconcelos bukanlah penggemar petahana. "Saya tidak tahu banyak tentang politik, tapi saya tahu Bolsonaro bukan presiden yang baik," katanya, seperti dikutip AFP, Selasa (18/10).

Pemilu di Brasil telah digelar pada 2 Oktober lalu. Namun, karena presiden petahana sayap kanan Jair Bolsonaro dan mantan presiden sayap kiri Lula da Silva, belum mampu mengklaim kemenangan mutlak (di atas 50%), pemilu dilanjutkan ke putaran kedua yang akan digelar pada 30 Oktober mendatang. Pada putaran pertama  Lula memperoleh 48% suara, sementara Bolsonaro mendapatkan 43,6% suara.

Timur laut, wilayah termiskin dan terpadat kedua di Brasil, sangat condong ke arah Lula, yang berasal dari wilayah tersebut. Sebaliknya, para pengusaha besar agrobisnis di Brasil mendukung Bolsonaro. Mereka berkoalisi dengan semboyan tiga B, Bible, Bullets, and Beef (Alkitab, Peluru dan Daging).

Akan tetapi, persoalan ekonomi, terutama inflasi menjadi keluhan utama masyarakat di masa pemerintahan Bolsonaro saat ini. “Pada zaman Lula, bensin lebih murah," Begitu umumnya pandangan masyarakat. Lula sebelumnya pernah menjadi Presiden Brasil pada 2003-2011. Ia pernah tersandung kasus korupsi dengan dugaan menerima suap dari perusahaan minyak negara Petrobas. Namun, tahun lalu Mahkamah Agung membatalkan putusan hukum terhadap Lula karena menilai hakim sudah bertindak bias. Hak politiknya pun kembali diberikan, termasuk untuk nyapres.

Pertarungan Bolsonaro dari sayap kanan vs Lula yang kiri, sangat menarik. Terlebih di tengah kebangkitan para pemimpin sayap kanan di berbagai negara selama beberapa tahun terakhir, termasuk kemenangan Giorgia Meloni yang berhaluan fasis dalam pemilihan umum di Italia. Popularitas Lula yang sejauh ini unggul atas Bolsonaro,  tentu kebalikan dari tren yang terjadi selama ini.

"Brasil adalah negara yang relevan secara ekonomi dan politik, jadi ini akan menjadi kemunduran bagi sayap kanan," kata Dr Vinicius de Carvalho dan Pusat Studi Brasil dan Amerika Latin di King's College London, seperti dikutip BBC. (AFP/M-3)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat