visitaaponce.com

Inggris dan Yunani Bahas Soal Pahatan Patung Klasik Parthenon Marbles

Inggris dan Yunani Bahas Soal Pahatan Patung Klasik 'Parthenon Marbles' 
'Parthenon Marbles' atau 'Elgin Marbles' karya pematung Phidias dan asistennya yang diambil Inggris dan disimpan di Museum Inggris.(Ist/Wikipedia)

PIHAK Museum Inggris (British Museum) dan Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis tengah berada dalam tahap lanjutan dari pembicaraan rahasia atas kemungkinan pengembalain patung-patung klasik bersejarah Yunani atau Parthenon Marbles atau  Elgin Marbles 

Pembicaraan kedua pihak dilaporkan media lokal pada Sabtu (3/12).

Parthenon Marbles atau Elgin Marbles adalah kumpulan pahatan marmer Yunani Klasik yang dibuat di bawah pengawasan arsitek dan pematung Phidias dan asistennya.

Parthenon Marbles diambil dari kuil Parthenon di Athena pada awal abad ke-19 oleh diplomat Inggris Lord Elgin dan disimpan Museum Inggris. Pihak Yunani meninginkan benda-benda klasik bersejarah itu dikembalikan ke negara.

Ketua Museum Inggris, mantan rektor George Osborne, dilaporkan telah bernegosiasi dengan PM Yunani Kyriakos Mitsotakis sejak November lalu.

Sementara Osborne telah bersumpah untuk tidak membongkar koleksi besar mereka sehingga pembicaraan berada pada tahap lanjut, kata sumber dikutip oleh surat kabar harian Yunani Ta Nea.

Baca juga: Rakyat Mesir Tuntut Inggris Kembalikan Prasasti

Parthenon Marbles dari 17 figur dan dekorasi rumit yang menghiasi kuil Parthenon berusia 2.500 tahun di Akropolis di Athena.

Mereka diambil oleh Lord Elgin pada awal abad ke-19 ketika dia menjadi duta besar Inggris untuk Kekaisaran Ottoman.

Seperti banyak artefak yang diangkut ke Inggris selama era kekaisaran, Parthenon Marbles telah menjadi subyek perselisihan jangka panjang mengenai di mana mereka harus ditampilkan atau dikembalikan.

Pada awal abad ke-19, para pekerja melucuti seluruh jalur dari monumen atas perintah Duta Besar Inggris untuk Kekaisaran Ottoman, Lord Elgin.

Elgin menjual kelereng tersebut kepada pemerintah Inggris, yang pada tahun 1817 menyerahkannya ke British Museum, di mana kelereng tersebut tetap menjadi salah satu pameran paling berharga.

Athena menegaskan patung-patung itu dicuri. Pemerintah Yunani berturut-turut telah gagal membuat kemajuan yang signifikan dalam perselisihan tersebut.

Pada Maret 2021, perdana menteri Inggris saat itu Boris Johnson memberi tahu Harian Ta Nea bahwa dia memahami kekuatan perasaan rakyat Yunani tentang masalah tersebut.

Tetapi mengulangi posisi lama Inggris, dia bersikeras bahwa patung-patung itu diperoleh secara sah oleh Lord Elgin, sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu.

Pada bulan Januari, surat kabar Times, pendukung lama British Museum dalam masalah ini, mengubah posisinya.

"Waktu dan keadaan sedang berubah. Patung-patung itu ada di Athena. Sekarang mereka harus kembali ke sana," kata harian itu. (AFP/Fer/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat