Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika
![Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/b4ad876e5edf1d93a12728df24418126.jpg)
Saat ini ada puluhan ribu karya seni Afrika di museum-museum Prancis. Hal ini menjadi tugas berat bagi para kurator untuk mencoba mengidentifikasi karya seni mana yang dijarah selama pemerintahan kolonial pada abad ke-19 dan ke-20 dan harus dikembalikan.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun. Hal ini juga mendorong negara-negara bekas kolonial lainnya, termasuk Belgia dan Jerman, untuk melakukan inisiatif serupa.
Pada 2021, Prancis memulangkan (repatriasi) 26 benda seni milik kerajaan yang diambil tentaranya dari Benin, Nigeria, selama mereka menjajah negeri itu.
Baca juga : Topeng Afrika dari Abad ke-19 ini Dihargai Rp64 Miliar
Upaya tersebut terhenti, dan pada Maret pemerintah menunda tanpa batas waktu rancangan undang-undang yang mengizinkan pengembalian artefak budaya Afrika dan lainnya, menyusul adanya perlawanan dari kelompok sayap kanan di senat.
Museum-museum di Prancis masih mempelajari asal-usul sekitar 90 ribu benda seni Afrika dalam arsip mereka.
Sebagian besar atau 79 ribu di antaranya berada di museum Quai Branly di Paris yang menjadi tempat untuk menyimpan karya seni asli dari Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika.
Baca juga : Baju Besi dari Abad-16 yang Pernah Dicuri ini Akhirnya Ditemukan
“Tugas ini sangat berat tapi menggembirakan,” kata Emilie Salaberry, kepala Museum Angouleme, yang menampung sekitar 5.000 benda seni dari Afrika.
Mengidentifikasi asal suatu benda menjadi hal yang penting dalam pekerjaan kurator museum, namun melacak informasi yang diperlukan sulit dan memakan waktu.
Museum Angkatan Darat Prancis memulai inventarisasinya pada 2012 tetapi hanya mampu mempelajari sekitar seperempat dari 2.248 karya seni Afrika yang ada.
Baca juga : Menlu AS Antony Blinken di Paris Bahas Ukraina dan Gaza
Meskipun terdapat hipotesis yang masuk akal bahwa banyak di antaranya adalah rampasan perang, namun mereka kesulitan untuk membuat kesimpulan yang pasti. “Kesulitan utama adalah kurangnya sumber,” kata juru bicara museum kepada AFP.
Emilie Giraud, presiden ICOM Prancis, yang mengawasi 600 museum, mengatakan: "Ini adalah pekerjaan investigasi nyata yang memerlukan pemeriksaan silang atas petunjuk dan menemukan sumber yang mungkin tersebar, terkadang di luar negeri, atau bahkan mungkin tidak ada sama sekali."
Universitas Paris-Nanterre memperkenalkan kursus untuk keahlian semacam ini pada tahun 2022, dan Universitas Louvre mengikutinya pada 2023. Jerman dan Prancis meluncurkan dana tiga tahun senilai 2,1 juta euro (US$2,2 juta) untuk penelitian benda-benda seni ini pada Januari lalu.
“Kami harus transparan dalam segala hal, termasuk kekurangan dalam katalog kami,” kata Katia Kukawka, kepala kurator Museum Aquitaine. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Kota Kuno yang bisa Menjembatani Keretakan Hubungan Turki-Armenia
Sejumlah Lukisan Dinding Ditemukan di Bekas Reruntuhan Kota Kuno Romawi
Seorang Pria Jerman Diduga Curi Artefak Kuno dari Timur Tengah
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Lebih dari 50 Situs Bersejarah Ukraina Rusak Akibat Invasi Rusia
Pameran Seni Tanah Liat Albert Yonathan
Eugene Museum Bakal Hadir di Bali Mulai 2026
Revitalisasi KCBN Muarajambi Upaya Menjaga Kebudayaan Masa Lampau
Tingkatkan Peran Museum sebagai Rumah Belajar, Entitas Sejarah, dan Budaya
Butuh Inovasi untuk Pengelolaan Museum
Tata Kelola Museum di Indonesia masih Carut-Marut
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap