Ribuan Orang Kurdi Padati Paris hadiri Pemakaman Korban Penembakan
![Ribuan Orang Kurdi Padati Paris hadiri Pemakaman Korban Penembakan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/2afc3cc8320fafddd6b3a7a690a560b8.jpg)
RIBUAN orang Kurdi memadati kota Paris, Prancis untuk melepas tiga jenazah dari suku itu ke dalam liang lahat. Ketiganya merupakan korban penembakan bermotif kebencian terhadap warga non-Prancis.
Peti mati tiga ketiganya, satu wanita dan dua laki-laki dibungkus dengan bendera Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Massa juga disediakan layar raksasa untuk menyaksikan prosesi pemakaman.
Di samping layar itu disematkan potret pemimpin PKK Abdullah Ocalan, yang menjalani hukuman seumur hidup di sebuah pulau penjara di lepas pantai Istanbul, Turki. Seorang pria bersenjata xenophobia diduga membunuh ketiganya pada 23 Desember.
Para korban ditembak di dalam dan di depan gedung Ahmet-Kaya milik organisasi budaya untuk komunitas Kurdi di distrik ke-10 Paris. Ketiga korban diidentifikasi sebagai penyanyi Abdurrahman Kizil, pencari suaka politik Mir Perwer dan pemimpin Gerakan Wanita Kurdi di Prancis Emine Kara.
Pelaku yang bernama William Malet, 69, secara resmi didakwa dengan tuduhan pembunuhan. Dia mengaku membenci orang asing dan migran.
Masyarakat Kurdi yang beranggotakan 150ribu orang menolak pengakuan Malet. Merdeka meyakini bahwa motif politik kemungkinan besar menjadi pendorong aksi Malet.
"Kemarahan orang-orang yang berkumpul hari ini sekali lagi membuktikan kepada kami betapa komunitas Kurdi percaya pembunuhan ini bersifat politis," kata juru bicara Dewan Demokratik Kurdi di Prancis.
Pada Januari 2013, tiga aktivis perempuan Kurdi, termasuk Sakine Cans?z, salah satu pendiri PKK, ditembak mati di dekat lokasi yang sama. Pelakunya, Omer Guney, seorang warga negara Turki yang diyakini memiliki hubungan dengan dinas rahasia Ankara.
Guney meninggal karena tumor otak di sebuah rumah sakit Paris pada 2016 dalam penahanan pra-sidang. Baru-baru ini, pria dipukuli dengan jeruji besi pada April di pusat budaya Kurdi di kota Lyon, Prancis timur.
Serangan itu dilakukan oleh anggota kelompok ultra-nasionalis Turki yang dilarang, Serigala Abu-abu. PKK, yang telah mengobarkan perjuangan bersenjata hampir empat dekade untuk mendapatkan hak yang lebih besar bagi minoritas Kurdi Turki, dikategorikan sebagai kelompok teroris oleh Ankara, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. (Aljazeera/OL-13)
Baca Juga: AS Sebut Kunjungan Menteri Israel ke Al-Aqsa Bisa Tingkatkan Ketegangan
Terkini Lainnya
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Teroris Bersenjata yang Serang Gereja di Dagestan telah ‘Disingkirkan’
Seorang Pemuda di Kabupaten Merangin Tewas Ditembak Orang
Penembakan di Pinggiran Kota Detroit, 9 Terluka Termasuk 2 Anak-Anak
PM Slovakia Robert Fico Kembali Hadir di Publik Setelah Percobaan Pembunuhan
Seorang Pria Suriah Menembak Kedutaan AS di Libanon
Pahami Etika Digital agar Bijak Bersosial Media
Narendra Modi Dituduh Hina 200 Juta Muslim India
Paskah, Kasih, dan Kebencian
Diduga Ada Pembiaran terhadap Pelanggaran Pemilu 2024
Hoaks Pemilu Ibarat Gas Beracun yang Mengancam Demokrasi
TKN Minta Pendukung Paslon tidak Buat Masyarakat Terpecah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap