visitaaponce.com

Narendra Modi Dituduh Hina 200 Juta Muslim India

Narendra Modi Dituduh Hina 200 Juta Muslim India
Calon perdana menteri petahana India, Narendra Modi, menghadapi tuduhan menyakiti perasaan umat Muslim India(AFP)

CALON perdana menteri petahana, Narendra Modi, dituduh menyakiti perasaan 200 juta umat muslim India dengan ujaran kebencian di tengah agenda kampanyenya. Dia menyebut penganut agama Islam sebagai penyusup yang memiliki banyak anak dan pencuri.

Pihak oposisi menuduh Modi secara terang-terangan ucapan Modi di depan para pendukungnya di Rajasthan pada Minggu (21/4), sangat tercela. India kini berada di tengah-tengah pemilihan umum, Modi dan partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) sedang mencari masa jabatan ketiga.

Pemungutan suara akan dilanjutkan secara bertahap hingga awal Juni. Dalam pidatonya, Modi mengklaim pemerintahan sebelumnya, yang dipimpin oleh partai oposisi utama Kongres, memposisikan Muslim sebagai kelompok yang mempunyai hak pertama atas kekayaan negara.

Baca juga : Muslim India Protes Larangan Penggunaan Hijab di Sekolah

Modi menambahkan penguasaan kembali Kongres oleh oposisi dalam pemilu saat ini akan melahirkan kebijakan serupa di masa mendatang. 

“Apakah menurut Anda uang hasil jerih payah Anda harus diberikan kepada penyusup? Maukah kamu menerima ini?,” Modi bertanya para pendukungnya.

Komentar tersebut memicu reaksi keras di kalangan lawan politik dan masyarakat sipil, yang menuduh Modi mengobarkan ketegangan agama dan memicu konspirasi palsu mengenai Muslim.

Baca juga : Bawaslu Bakal Tindak Buzzer Pemilu yang Lakukan Pelanggaran Kampanye

Presiden Partai Kongres, Mallikarjun Kharge, menuduh Modi melanggar aturan pemilu yang melarang rapat umum dan mengeluarkan pernyataan yang bersifat inklusif. Sebagai tanggapan, Kongres mengajukan keluhan kepada komisi pemilu, dengan tuduhan komentar perdana menteri yang memecah belah, tidak pantas dan jahat.

“Pelanggaran terang-terangan dan langsung terhadap undang-undang pemilu. Pernyataan tersebut jauh lebih buruk daripada yang pernah dibuat perdana menteri yang menjabat dalam sejarah India”, tambah pengaduan tersebut.

Sejak BJP berkuasa pada 2014 dengan agenda nasionalis Hindu, partai ini dituduh melakukan kebijakan dan retorika yang menyasar kelompok minoritas, khususnya Muslim. Umat minoritas ini diduga menjadi sasaran kekerasan dan penganiayaan yang meningkat baik oleh negara maupun oleh kelompok main hakim sendiri sayap kanan Hindu.

Baca juga : India Ajak ASEAN Bangkit Pascapandemi Covid-19

BJP tidak memiliki satu pun kandidat pejabat publik Muslim dalam pemilu kali ini. Tokoh senior BJP seperti Yogi Adityanath, seorang biksu Hindu garis keras yang merupakan ketua menteri Uttar Pradesh, dituduh melontarkan komentar yang menghina umat Islam dalam pidatonya.

Namun, sebagai Perdana Menteri Modi cenderung menghindari penyebutan Muslim secara eksplisit, dan malah dituduh melakukan politik “dog whistle” dan rujukan tidak langsung untuk menyebut Muslim.

Hampir satu miliar orang terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu, dengan pemungutan suara tahap pertama diadakan Jumat (19/4). Pemilu ini diperkirakan akan mengembalikan Modi dan BJP ke tampuk kekuasaan ketika hasilnya dihitung pada 4 Juni.

Baca juga : Presiden: ASEAN-India Harus Perkuat Kerja Sama di Sektor Maritim

Pada Senin (22/4), pemungutan suara harus diulang di 11 TPS di negara bagian Manipur, wilayah timur laut, yang dilanda bentrokan etnis selama berbulan-bulan. Laporan kekerasan dan kerusakan pada mesin pemungutan suara menyebabkan pihak berwenang menyatakan pemungutan suara tersebut batal.

Setidaknya ada enam kejadian kelompok yang mencoba mengambil alih tempat pemungutan suara dilaporkan di ibu kota negara bagian Imphal, kata seorang pejabat pemilu. “Massa bersenjata datang dan mencoba menguasai TPS,” katanya.

Partai Kongres menuntut pemilihan ulang di 47 TPS di Manipur, dengan tuduhan bahwa tempat pemungutan suara telah direbut dan pemilu dicurangi. (The Guardian/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat