visitaaponce.com

Jerman, Belgia, dan Luksemburg Imbau Warga tidak Pergi ke Tiongkok

Jerman, Belgia, dan Luksemburg Imbau Warga tidak Pergi ke Tiongkok
Calon penumpang beraktivitas di Bandara Internasional Harbin Taiping di Harbin, Tiongkok.(AFP/Hector RETAMAL)

JERMAN, Belgia, dan Luksemburg, Sabtu (7/1), mengimbau warga negara mereka untuk tidak melakukan perjalanan Tiongkok saat negara terpadat di dunia itu mengalami lonjakan kasus covid-19 setelah melonggarkan pembatasan yang ketat.

"Kami meminta warga tidak melalukan perjalanan ke Tiongkok. Alasannya sedang ada lonjakan kasus covid-19 yang membuat fasilitas kesehatan di sana kewalahan," ujar Kementerian Luar Negeri Jerman lewat Twitter.

Negara tetangga Jerman, Belgia dan Luksemburg segera mengikuti langkah tersebut.

Baca juga: Tiongkok Perlahan Pulih dari Gelombang Covid-19

"Luksemburg mengikuti langkah Jerman dengan mengeluarkan peringatan travel dan meminta warga tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok," ungkap Kementerian Luar Negeri Luksemburg.

Adapun Kementerian Luar Negeri Belgia, di laman daring resmi mereka, mengatakan, "Sejak Desember, Tiongkok mengalami gelombang besar infeksi setelah mengakhiri kebijakan zero-covid."

"Memperhitungkan risiko rumah sakit tidak mampu menampung pasien sehingga pasien tidak bisa ditangani bahkan dalam keadaan daurat, perjalanan ke Tiongkok tidak disarankan pada saat ini," lanjut Kementerian Luar Negeri Belgia.

Lebih dari sepuluh negara di dunia telah memberlakukan pembatasan perjalanan baru bagi pelancong asal Tiongkok.

Pakar Uni Eropa, pekan ini, dengan tegas mengimbau ke-27 negara anggota mereka untuk mewajibkan tes covid-19 sebelum keberangkatan bagi pelancong asal Tiongkok dan menggelar tes acak di bandara saat kedatangan.

Sejumlah negara Uni Eropa, termasuk Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol, telah mewajibkan tes covid-19 bagi pelancong asal Tiongkok.

Amerika Serikat (AS) dan Jepang adalah negara non-Uni Eropa yang mewajibkan hal itu.

Pemerintah Tiongkok mengatakan gelombang pertama covid-19 telah mencapai puncaknya di sejumlah kota termasuk Beijing dan Tianjin.

Namun, akhir dari gelombang itu belum diketahui dan pejabat kesehatan memperingatkan sejumlah puncak akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan saat warga di kota besar akan kembali ke kampung mereka saat libur musim dingin.

Meski peningkatan kasus covid-19, pemerintah Tiongkok akan menghadiri kewajiban karantina bagi pelancong yang tiba mulai Minggu (8/1) dan mengizinkan warga Tiongkok melakukan perjalanan ke luar negeri setelah pembatasan selama tiga tahun.

Pada Selasa (3/1), Tiongkok mengecam kewajiban tes covid-19 bagi pelancong asal negara mereka oleh sejumlah negara dan mengancam akan mengambil langkah balasan.

Tiongkok dikritik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena menurunkan kriteria mengenai kematian akibat covid-19 sehingga angka yang dirilis Beijing dianggap tidak merefleksikan jumlah sebenarnya dari kasus virus korona di negara itu. (AFP/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat