visitaaponce.com

Tiga Ratus Pendukung Bolsonaro Ditangkap

Tiga Ratus Pendukung Bolsonaro Ditangkap
Polisi berpatroli di sekitar gedung kongres Brasil( Mauro PIMENTEL / AFP)

PIHAK keamanan Brasil mengamankan 300 demonstran pendukung eks Presiden Jair Bolsonaro. Dugaan sementara, mereka mendalangi penyerbuan istana kepresidenan, Mahkamah Agung (MA) dan parlemen.

Kekacauan ini bertujuan untuk memancing militer keluar dari barak dan mengembalikan Bolsonaro ke tampuk kekuasaan. Skenario lain dari gejolak ini menggulingkan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva atau Lula yang baru dilantik menggantikan Bolsonaro.

Demonstrasi yang kini membara di Brasilia lebih masif dari pemberontakan 6 Januari 2021 di Capitol Amerika Serikat (AS). Peserta aksi yang didominasi pendukung Bolsonaro bentrok dengan aparat kepolisian, memecahkan jendela, merobohkan furnitur, melemparkan komputer dan printer ke tanah dari gedung-gedung pemerintahan.

Mereka juga menghancurkan meja berbentuk U tempat para hakim MA bersidang, merobek pintu salah satu kantor kehakiman, dan merusak patung ikonik di luar gedung itu. Sejumlah bangunan monumental turut menjadi sasaran pengrusakan.

Otoritas Brasil mengatakan gedung-gedung itu akan dijadikan bukti termasuk sidik jari dan rekaman CCTV untuk meminta pertanggungjawaban para pelakunya. Menteri Kehakiman Flavio Dino mengatakan tindakan itu termasuk teror dan percobaan kudeta.

Pihak berwenang telah mulai melacak pihak yang membayar bus untuk mengangkut pengunjuk rasa ke ibu kota Brasil. “Mereka tidak akan berhasil menghancurkan demokrasi Brasil. Itu perlu kita sampaikan sepenuhnya, dengan segala ketegasan dan keyakinan. Kami tidak akan menerima jalur kriminalitas untuk melakukan pertarungan politik di Brasil. Penjahat diperlakukan seperti penjahat," katanya.

Baca juga:

Sejauh ini, lanjut dia, 300 orang telah ditangkap. Menurut seorang profesor ilmu politik di Universitas Brasilia pendukung Bolsonaro meniru strategi yang sama dengan simpatisan Trump.

“Episode sedih hari ini mewakili upaya lain untuk menggoyahkan demokrasi. Di sisi lain itu menunjukkan radikalisme otoriter dan populis dari sayap kanan ekstrim Brasil tetap aktif di bawah komando mantan Presiden Bolsonaro," paparnya.

Kerusuhan di Brasil kali ini menarik perhatian Presiden AS Joe Biden. Dia mengatakan bahwa gejolak itu adalah serangan terhadap demokrasi dan transfer kekuasaan secara damai di Brasil.

Sementara Lula membacakan keputusan yang baru ditandatangani agar pemerintah federal memegang kendali keamanan di distrik federal. Dia mengatakan pihak-pihak yang berada di balik kekisruhan ini harus mendapatkan sanksi hukum.

Bolsonaro mengatakan protes damai adalah bagian dari demokrasi, tetapi vandalisme dan invasi gedung-gedung publik adalah pengecualiannya. Dia tidak menyebutkan secara spesifik tindakan para pengunjuk rasa di Brasilia.

“Dia (Bolsonaro) jelas mentor intelektual dari apa yang terjadi, jadi dia tidak bisa melepaskan diri darinya,” kata Analis Politik di Medley Advisors Mario Sérgio Lima.(France24/OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat