visitaaponce.com

Presiden BrasilCurigai Pihak Intelijen Sekongkol dengan Demonstran

PRESIDEN Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan dinas intelijen telah gagal mencegah demonstrasi besar pada 8 Januari. Massa pendukung eks Presiden Jair Bolsonaro menguasai gedung-gedung pemerintahan Brasil.

Pernyataan baru itu muncul sebagai kritik Lula terhadap dugaan intelijen dan militer melakukan pembiaran terhadap demonstrasi.

"Kami membuat kesalahan mendasar: kecerdasan saya tidak ada (hari itu)," kata Lula.

Baca juga : Polisi Sita Paspor Bolsonaro, Mantan Presiden Brasil yang Dituduh Kudeta 

Dia mengatakan Brasil sia-sia memiliki intelijen Angkatan Darat, intelijen Angkatan Udara, Badan Intelijen Brasil (ABIN) yang tidak menyuplai informasi soal demonstrasi.

Lula sebelumnya mengatakan dia menduga ada kolusi oleh orang-orang di angkatan bersenjata dalam pemberontakan itu.

Ribuan pendukung Bolsonaro menyerbu dan menggeledah gedung Kongres, istana kepresidenan, dan Mahkamah Agung.

Baca juga : Pasca-Kerusuhan, Brasil Pindahkan 40 Tentara dari Kediaman Presiden 

"Saya mendapat kesan itu adalah awal dari kudeta," kata Lula.

Dia menekankan keinginan mempertahankan hubungan yang beradab dengan angkatan bersenjata Brasil yang tidak boleh dipolitisasi.

Lula menjadwalkan untuk bertemu dengan komandan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara akhir pekan ini.

Baca juga : Pasca-Kerusuhan, Brasil Tingkatkan Penjagaan Gedung Pemerintahan

"Saya tidak ingin ada masalah dengan aparat, begitu juga mereka dengan saya. Tapi mereka yang ingin terjun ke politik harus melepas seragam, mundur dari jabatan dan kemudian terjun ke dunia politik," kata Lula.

Awal pekan ini dia memecat lebih dari 50 perwira militer yang menjaga kediaman presiden dan Kantor Penasihat Keamanan Nasional.

Lula mengungkapkan ketidakpercayaannya pada mereka setelah pemberontakan di Brasilia.

Baca juga : Para Pendukung Bolsonaro Dicap Sebagai Teroris

Lula kembali menegaskan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington pada 10 Februari.

Hal itu setelah mendapat undangan ketika para pemimpin dua negara demokrasi terbesar di belahan bumi barat membahas kerusuhan Brasilia melalui telepon.

Pemberontakan Brasil mirip dengan serangan 6 Januari 2021 di Capitol AS oleh pendukung mantan Presiden Donald Trump.

"Saya ingin berdiskusi dengan Biden bagaimana demokrasi berjalan di dunia, apa yang terjadi di sana-sini," kata Lula.

Lula menambahkan akan bertanya kepada mitranya dari Amerika. Dia juga akan bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Brasil akhir bulan ini. (France24/Cah/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat