visitaaponce.com

Pasca-Kerusuhan, Brasil Tingkatkan PenjagaanGedung Pemerintahan

Pasca-Kerusuhan, Brasil Tingkatkan Penjagaan Gedung Pemerintahan
CCTV menunjukkan seorang pendukung Jair Bolsonaro merusak jam yang ada di dalam Istana Presiden saat penyerbuan 16 Januari 2023 lalu.(Brazilian Presidency / AFP)

Pihak berwenang di Ibu Kota Brasil meningkatkan keamanan di gedung-gedung pemerintahan yang sempat diserbu ribuan pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro.

Pemerintah mengecam tindakan tersebut sebagai serangan anti-demokrasi.

Otoritas Distrik Brasilia mengatakan bahwa mereka akan melipatgandakan pengerahan keamanan di Esplanade of Ministries dan Three Powers Square, area yang merupakan pusat pemerintahan. 

Penjabat Gubernur Distrik Celina Leao juga mengatakan kepada wartawan bahwa batalion polisi militer yang bertanggung jawab atas keamanan akan ditingkatkan dari 248 personel menjadi 500 personel secara permanen.

Perubahan tersebut terjadi lebih dari seminggu setelah para pendukung Bolsonaro menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan Brasil pada tanggal 8 Januari lalu.

Penyerbuan pendukung Bolsonaro tidak menerima kekalahan Bolsonaro dan menentang pemerintahan baru dari presiden terpilih Luiz Inacio Lula da Silva.

Lula dan para pemimpin pemerintah Brasil lainnya telah mengecam serangan itu sebagai tindakan teroris dan kriminal, vandalisme yang mendorong kudeta.

Baca juga: Gaya Hidup Mewah Bolsonaro Terkuak, Keluarkan 24 Juta untuk Jajan Es Krim

Presiden sayap kiri, yang secara resmi dilantik pada 1 Januari, secara tipis mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan presiden bulan Oktober lalu.

Pemilihan presiden tersebut disebut sebagai pemilihan yang membuat perepecahan masyarakat Brasil dalam sejarah negara Amerika Selatan itu.

Selama berbulan-bulan menjelang pemungutan suara, Bolsonaro selalu mengklaim bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap penipuan yang meluas.

Pernyataan Bolsonar yang mantan kapten angkatan darat itu akan menggugat hasilnya telah mengundang kekhawatiran terjadinya konflik.

Setelah kekalahannya pada bulan Oktober, Bolsonaro ternyata memang menolak untuk menyerah dan para pendukungnya turun ke jalan, mendirikan blokade dan menuntut agar hasil pemilu dibatalkan.

Banyak yang meminta militer Brasil untuk campur tangan untuk mengembalikan pemimpin sayap kanan itu ke tampuk kekuasaan.

Bolsonaro meninggalkan Brasil ke Amerika Serikat hanya beberapa hari sebelum pelantikan Lula. Namun dia telah membantah tuduhan bahwa ia membantu memicu kerusuhan di Brasilia.

Di media sosial, dia melontarkan pernyataan setelah kerusuhan bahwa protes damai adalah bagian dari demokrasi tetapi vandalisme dan invasi bangunan publik adalah pengecualian dari aturan tersebut.

Namun, Mahkamah Agung Brasil setuju untuk menyelidiki Bolsonaro atas kemungkinan penghasutan dan memprovokasi yang memicu tindakan anti-demokrasi yang mengakibatkan vandalisme dan kekerasan di Brasilia.

"Tokoh-tokoh masyarakat yang terus berkonspirasi secara pengecut melawan demokrasi yang mencoba membangun negara pengecualian akan dimintai pertanggungjawaban," kata Hakim Alexandre de Moraes, yang menyetujui permintaan jaksa federal untuk melakukan penyelidikan.

Moraes memimpin penyelidikan atas kerusuhan yang dilakukan para pendukung Bolsonaro yang tak mau menerima hasil pilpres.

Menurut pihak berwenang Brasil akan fokus tidak hanya pada mereka yang berpartisipasi dalam menggeledah gedung-gedung pemerintah, tetapi juga siapa saja yang mendanai atau membantu melaksanakan peristiwa tersebut. (Aljazeera/Fer/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat