visitaaponce.com

Perusahaan AS Bersedia Jual 2 Unit Drone Pengintai ke Ukraina Rp 15 Ribu

Perusahaan AS Bersedia Jual 2 Unit Drone Pengintai ke Ukraina Rp 15 Ribu
Drone atau pesawat tak berawak Grey Eagle buatan General Atomic Aeronautical Systems.(AFP)

PRODUSEN pesawat terbang nirawak atau drone asal Amerika Serikat (AS) mengumumkan kesediaan menjual dua unit ke Ukraina hanya dengan US$1 atau sekitar Rp15 ribu. Mereka meminta pemerintah AS untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

Perusahaan dengan nama General Atomic Aeronautical Systems mengatakan pihaknya telah mendesak Washington selama berbulan-bulan untuk mengizinkan pengiriman pesawat tak berawak Grey Eagle dan Reaper yang untuk Ukraina.

Unit serupa telah digunakan pasukan AS untuk melakukan pengawasan dan serangan yang ditargetkan di Afghanistan, Suriah, Irak, dan zona konflik lainnya.

Baca juga : Amerika Tambah Bantuan Militer US$1,2 Miliar untuk Ukraina

Drone yang dapat terbang jarak jauh di ketinggian menengah, adalah salah satu teknologi peningkat kekuatan yang paling dibutuhkan Ukraina dalam melawan pasukan Rusia.

Militer AS telah memberi Ukraina sejumlah drone serang dan pengintai kecil, tetapi tidak dengan teknologi canggih dan kemampuan jarak jauh seperti pesawat tak berawak General Atomic.

“Sejak awal invasi Rusia, kami mulai mencari opsi untuk menanggapi permintaan pasukan Ukraina dengan produk kami, termasuk MQ-9 Reaper dan MQ-1C Grey Eagle,” kata Kepala Eksekutif General Atomics Linden Blue dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Ukraina Klaim Kantongi Janji Bantuan Jet Tempur dari Barat

Dia mengatakan perusahaan itu telah menawarkan untuk melatih operator Ukraina tanpa biaya kepada pemerintah AS atau Ukraina.

Pihaknya siap menyerahkan dua pesawat latihnya, bersama dengan stasiun kendali darat dan perangkat keras lainnya, dengan harga simbolis hanya US$1.

"Tawaran itu adalah kesepakatan luar biasa tanpa pamrih. Yang diperlukan hanyalah persetujuan dari pemerintah AS. Dari sudut pandang kami, sudah lama berlalu untuk memungkinkan pasukan Ukraina dengan dominasi informasi yang dibutuhkan untuk memenangkan perang ini," katanya. (AFP/Cah/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat