visitaaponce.com

60 Konsumen di Asia Pasifik Lebih Pilih Kendaraan Listrik Hibrida

60% Konsumen di Asia Pasifik Lebih Pilih Kendaraan Listrik Hibrida
Mobil Tesla berada di stasiun Tesla Supercharger pada 15 Februari 2023 di Sausalito, California.(AFP/Justin Sullivan.)

PRODUSEN otomotif tengah berada di bawah tekanan untuk mengakomodasi preferensi konsumen yang semakin besar terhadap kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dalam waktu dekat. Mereka harus membuat perencanaan untuk melalukan transisi mulus ke kendaraan listrik yang memiliki persyaratan yang sangat berbeda, mulai dari bahan baku hingga perakitan akhirnya. Berbagai prioritas yang didorong oleh teknologi akan difokuskan pada peningkatan otomatisasi, mengembangkan teknologi secara in-house, dan memperluas visibilitas produksi dan rantai pasokan.

Meskipun ekonomi tengah mengalami fluktuasi, produsen otomotif siap berinvestasi dalam inovasi teknologi. Sebanyak 7 dari 10 pengambil keputusan (74% di dunia, 69% di Asia Pasifik) berencana menambah pengeluaran mereka untuk teknologi dan 6 dari 10 pengambil keputusan (67% di dunia, 63% di Asia Pasifik) berencana meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur manufaktur mereka pada 2023.

Itu sejumlah temuan dalam Automotive Ecosystem Vision Study yang dirilis Zebra Technologies Corporation. Survei ini dilakukan dari Agustus hingga September 2022 diikuti oleh 1.336 responden di dunia yang meliputi para pengambil keputusan, manajer armada, dan konsumen. Di Asia Pasifik, 350 responden yang disurvei berasal dari India, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. 

Survei ini mencerminkan bahwa dalam waktu dekat akan terjadi pergeseran dalam preferensi. Lebih dari setengah konsumen (53% di dunia, 60% di Asia Pasifik) mengindikasikan untuk memilih hybrid electric vehicle (HEV). Namun, menjawab peningkatan permintaan untuk EV akan menghadapi banyak tantangan karena 68% pengambil keputusan di industri otomotif (60% di Asia Pasifik) mengatakan bahwa mereka di bawah tekanan besar untuk memproduksi kendaraan generasi selanjutnya (listrik), sementara 75% dari mereka (71% di Asia Pasifik) berada di bawah tekanan untuk menyediakan produk yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan (sustainability), dan lebih aman untuk lingkungan.

Penelitian itu juga mendapati bahwa konsumen dari berbagai generasi mendorong produsen otomotif untuk melakukan akselerasi inovasi teknologi. Sebanyak 8 dari 10 mengatakan berkelanjutan dan ramah lingkungan adalah prioritas utama mereka dalam menentukan pembelian dan penyewaan kendaraan. Sebanyak 87% dari kaum milenial memprioritaskan aspek berkelanjutan untuk kendaraan mereka diikuti oleh 78% Gen X dan 76% generasi Baby Boomer. Di wilayah Asia Pasifik, 85% konsumen sejalan dengan prioritas ini, yakni 92% milenial, 83% Gen X, dan 72% generasi Baby Boomer memprioritaskan berkelanjutan.

Konsumen juga semakin mendorong penekanan pada personalisasi yakni kemampuan untuk melakukan kustomisasi kendaraan sesuai keinginan mereka. Hampir 4 dari 5 konsumen mengatakan opsi personalisasi adalah faktor yang menentukan pengambilan keputusan pembelian kendaraan. Sebanyak 8 dari 10 manajer armada memiliki persyaratan yang sama untuk berkelanjutan dan personalisasi. Konsumen di Asia Pasifik paling menggambarkan hal ini dibandingkan konsumen di dunia. Sebanyak 86% memprioritaskan opsi personalisasi saat memutuskan untuk melakukan pembelian. Sebanyak 92% dari manajer armada memiliki persyaratan yang sama.  

Hampir 80% pengambil keputusan dalam industri otomotif di dunia (77% di Asia Pasifik) mengakui konsumen memang berharap ada lebih banyak opsi kendaraan yang bisa dipersonalisasikan saat ini. Sekitar 7 dari 10 mengatakan sulit untuk mengejar peningkatan permintaan kustomisasi ini. Hasilnya, tiga dari empat produsen otomotif di dunia mengatakan membangun kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk produksi generasi selanjutnya adalah prioritas utama. Jumlah ini lebih rendah di Asia Pasifik, masing-masing 72% dan 64%.

"Menurut penelitian ini, konsumen sedang tertarik dengan masa depan otomotif yang lebih ramah lingkungan dengan preferensi yang lebih besar terhadap kendaraan listrik," ucap Tan Aik Jin, Vertical Solutions Marketing Lead APAC, Zebra Technologies. "Ini menjadi sinyal yang kuat bagi para pengambil keputusan di dunia otomotif bahwa mereka harus berinvestasi secara proaktif pada teknologi yang tepat, sehingga bisa memformulasikan infrastruktur manufaktur yang lebih kuat sehingga bisa melayani tuntutan konsumen yang semakin besar ini dengan lebih baik."

Transparansi data dan informasi sangat penting bagi konsumen dan manajer armada. Mereka menginginkan lebih banyak visibilitas dalam ekosistem otomotif. Saat mempertimbangkan untuk membeli atau menyewa kendaraan, 81% konsumen di dunia (85% di Asia Pasifik) dan 86% manajer armada (92% di Asia Pasifik) mengindikasikan bahwa mereka ingin tahu asal bahan baku dan onderdil kendaraan mereka. Kaum milenial paling depan dalam menuntut transparansi yang lebih besar dalam manufaktur otomotif, karena lebih dari delapan dari 10 (di dunia dan di Asia Pasifik) mengatakan penting untuk bisa mengakses informasi produsen dan mengetahui sumber bahan baku dan onderdilnya berkelanjutan dan mengetahui cara kendaraannya diproduksi dari end-to-end.  

Selain meraih visibilitas yang lebih besar terhadap proses manufaktur otomotif, setelah mereka mendapatkan kendaraannya, 88% konsumen (82% di Asia Pasifik) dan 86% manajer armada (88% di Asia Pasifik) ingin tahu data dari kendaraan mereka akan digunakan oleh ekosistem otomotif. Setelah membeli kendaraan, 83% konsumen dan 84% manajer armada berharap bisa memiliki dan mengontrol data yang dihasilkan oleh kendaraan mereka. Sentimen ini sama dengan Asia Pasifik oleh 86% konsumen dan 88% manajer armada. 

Sebagian besar konsumen (79% di dunia, 83% di Asia Pasifik) dan manajer armada (81% di dunia, 84% di Asia Pasifik) menginginkan visibilitas menyeluruh (end-to-end) dalam proses produksi kendaraan mereka. Namun, hanya sekitar 3 dari 10 pengambil keputusan di industri otomotif yang mengatakan bahwa mereka akan memprioritaskan upaya menghubungkan sistem data secara real-time (30% di Asia Pasifik) agar mereka bisa mengetahui kegiatan operasional mereka secara holistik dan meningkatkan visibilitas atas seluruh produksi dan rantai pasokan dalam lima tahun mendatang (32% di Asia Pasifik). "Dengan melakukan digitalisasi pada kegiatan operasional mereka melalui pengenalan teknologi yang tepat seperti RFID atau bahkan perangkat mobile, para produsen otomotif dapat meraih visibilitas yang lebih besar di seluruh rantai pasok mereka guna memastikan bahwa segala peraturan dan syarat keberlanjutan sudah dipenuhi secara efektif dan efisien," tambah Tan. 

Lebih dari sepertiga original equipment manufacturers (OEMs) di dunia dan di Asia Pasifik mengatakan autonomous mobile robots (AMRs), RFID, rugged handheld mobile computer, dan pemindai, serta industrial machine vision akan meningkatkan pengelolaan rantai pasokan. Sama halnya bagi pemasok, sepertiga dari responden survei ini mengatakan bahwa mobile barcode label printer/thermal printer, wearable computer, dan teknologi lokasi adalah teknologi yang dapat melakukan hal-hal tersebut. "Para produsen otomotif saat ini menghadapi banyak rintangan yang harus dilewati," ucap Eric Ananda, Country Manager Indonesia Zebra Technologies. "Dengan dilengkapi portofolio yang luas, meliputi otomatisasi industri, teknologi lokasi, fixed industrial scanning, machine vision, dan banyak lagi, Zebra menempati posisi terbaik untuk bisa memberikan saran dan membantu produsen meningkatkan kemampuan operasional mereka dan mengatasi berbagai rintangan tersebut."

Hal ini lebih dari sekedar implementasi teknologi, tetapi implementasi teknologi yang tepat pada waktu yang tepat. Zebra selalu berambisi untuk memberikan tool dan teknologi yang tepat untuk membantu mengakselerasi kemampuan human-to-machine serta mencapai enterprise asset intelligence yang sesungguhnya dalam produksi otomotif melalui berbagai solusi seperti  DS3600-KD ultra-rugged scanner, MC9300 ultra-rugged mobile touch computer, TC53 mobile computer, TC73 mobile computer, L10ax Rugged Tablet, RFD90 ultra-rugged UHF RFID sleds, ZT411 industrial printer, RFID specialty labels, Workforce Connect, MotionWorks dan VisibilityIQ Foresight. Secara keseluruhan, sekitar 7 dari 10 pengambil keputusan di industri otomotif (76% di dunia, 67% di Asia Pasifik) setuju bahwa transformasi digital adalah prioritas strategis untuk organisasi mereka. Dalam lima tahun mendatang, mereka akan memperluas pemakaian teknologi mereka, dengan 47% (di dunia dan Asia Pasifik) berfokus pada additive manufacturing/3D printing dan 45% di dunia (46% di APAC) pada solusi perencanaan rantai pasokan. (RO/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat