visitaaponce.com

Hamas Peringatkan Israel terhadap Pelanggaran selama Ramadan

Hamas Peringatkan Israel terhadap Pelanggaran selama Ramadan
Para wanita menyatakan dukungan bagi tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, di luar markas Komite Palang Merah Internasional (ICRC).(AFP/Mohammed Abed.)

GERAKAN Islam Palestina, Hamas, memperingatkan Israel pada Selasa (14/3) bahwa pihaknya akan bereaksi terhadap kemungkinan pelanggaran di tempat suci di Jerusalem selama bulan suci Ramadan mendatang. Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengeluarkan peringatan itu kurang dari dua minggu sebelum dimulainya Ramadan dan saat eskalasi konflik Israel-Palestina di bawah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Salah al-Aruri, wakil kepala biro politik Hamas, mengatakan risiko eskalasi sepenuhnya bergantung pada pelanggaran pendudukan Israel di seluruh Palestina dan di masjid Al-Aqsa yang terletak di Jerusalem timur yang dianeksasi.

Al-Aqsa, kompleks masjid yang dikelola Yordania, ialah situs tersuci ketiga dalam Islam. Itu dibangun di atas tempat oleh orang Yahudi disebut Temple Mount, situs tersuci Yudaisme.

Baca juga: Serangan Israel di Tepi Barat Berlanjut, Enam Warga Palestina Tewas Dihantam Roket

Setiap upaya Israel untuk memaksakan kebijakannya selama Ramadhan akan ditanggapi dengan, "Reaksi rakyat kami," kata Aruri dalam sambutannya yang dimuat di situs resmi gerakannya. Hamas, sementara itu, tidak memiliki rencana untuk memulai eskalasi selama Ramadan, menurut pernyataan Aruri versi bahasa Inggris, meskipun klarifikasi semacam itu tidak muncul dalam versi bahasa Arab.

Di bawah status quo lama, non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu-waktu tertentu tetapi tidak diizinkan untuk berdoa di sana. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi, kebanyakan dari mereka ialah nasionalis Israel, yang diam-diam berdoa di kompleks tersebut sebagai perkembangan yang dikecam oleh warga Palestina.

Baca juga: Tentara Israel Tembak Mati Tiga Orang Palestina Bersenjata di Tepi Barat

Menteri Keamanan Nasional ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, memicu kecaman global pada Januari ketika dia mengunjungi situs tersebut. Kunjungan kontroversial pada 2000 oleh pemimpin oposisi saat itu Ariel Sharon menjadi salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, yang berlangsung hingga 2005.

Sejak awal tahun, konflik Israel-Palestina telah merenggut nyawa 81 orang dewasa dan anak-anak Palestina, termasuk militan dan warga sipil. Tiga belas warga Israel, termasuk tiga anak dan satu polisi, dan satu warga sipil Ukraina telah tewas selama periode yang sama, menurut penghitungan AFP berdasarkan sumber resmi dari kedua belah pihak. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat