Hindari Konflik di Sudan, Sejumlah WNI Lakukan Evakuasi Mandiri
WARGA Negara Indonesia (WNI) di Sudan berupaya berlindung dari menjadi korban perang antara militer dengan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF). Selain tidak ke luar rumah, terdapat WNI yang melakukan evakuasi mandiri ketika pertempuran melandai.
"Beberapa mahasiswa WNI melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman atau yang logistiknya lebih tersedia," kata Rois Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan Althof Madani Ahsin kepada Media Indonesia, Rabu (19/4).
Menurut dia, mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di kawasan Bahri melakukan evakuasi dengan berjalan kaki dan juga menumpang kendaraan yang lewat ke Masjid Syambat. Itu merupakan masjid milik Syekh Mukhtar, guru dari kawan PCINU yang menyediakan logistik.
Baca juga : Pertempuran Berlanjut di Sudan, Ribuan Orang Terluka dan Perampokan Merajalela
Selain itu, kata dia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum telah melakukan evakuasi terbatas.
"KBRI telah mengevakuasi 15 WNI termasuk ibu hamil dan anak-anak, di kantor KBRI khartoum," ujarnya.
Baca juga : Ribuan Orang Mengungsi dari Ibu Kota Sudan Menyusul Gagalnya Gencatan Senjata
Sejauh ini, lanjut dia, KBRI Khartoum telah menyediakan dua rumah aman. Selain di kompleks KBRI, juga di sekretaris Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
"Hari ini dikabarkan juga banyak penduduk lokal warga sudan yang mengevakuasikan diri jauh dari ibu kota Khartoum," tegasnya.
Althof mengungkapkan, WNI yang melakukan evakuasi mandiri mayoritas berada di luar titik utama konflik, yakni Khartoum. Misalnya di Kota Bahri yang relatif bisa untuk bepergian.
"Kemudian WNI yang melakukan evakuasi mandiri untuk sementara ini hanya itulah pilihannya dengan menentukan tujuan masing-masing. Karena safe house yang disediakan KBRI di Kantornya agaknya masih diprioritaskan untuk warga tertentu seperti ibu dan anak-anak," terangnya.
Kemudian safe house lainnya, yaitu Sekretariat PPI untuk mahasiswa yang tersebar disekitar ibu kota Sudan.
"Baru tadi pagi mereka dijemput oleh mobil KBRI. Dan saya dengan kawan mahasiswa Indonesia lain masih memilih di sekretariat PCINU karena relatif jauh dari pusat konflik," pungkasnya.
Setidaknya 270 orang telah tewas sejak bentrokan pecah, ungkap Kementerian Kesehatan Sudan. Pertempuran di Sudan berkecamuk meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi secara internasional yang seharusnya berlaku,
Pertempuran terkonsentrasi di sekitar markas tentara dan bandara Internasional Khartoum. Komando umum markas angkatan bersenjata telah menjadi tempat pertempuran sengit sejak dimulai perang.
Markas itu menjadi sasaran RSF. Sebaliknya militer Sudan menyerang Bandara Internasional Khartoum yang menjadi persembunyian RSF.
Warga sipil yang berkerumun di rumah mereka menjadi semakin putus asa, dengan persediaan makanan yang semakin menipis, listrik padam, dan kekurangan air bersih.
Harapan mereka untuk dievakuasi pupus ketika gencatan senjata runtuh dalam beberapa menit dari awal yang diusulkan pada 16:00 waktu setempat pada Selasa (18/4).
Ribuan orang mengambil tindakan sendiri dan, menurut saksi mata, banyak dari mereka yang mulai meninggalkan rumah di Khartoum. Beberapa dari mereka pergi dengan mobil dan lainnya berjalan kaki, termasuk wanita dan anak-anak. (Aljazeera/Z-5)
Terkini Lainnya
Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
Khartoum Tengah Terbakar saat Perang Berkecamuk di Sudan
Perang Saudara di Sudan, 20 Juta Orang Terancam Kelaparan
Belasan Warga Sipil Sudan Tewas dalam Pertempuran di Darfur
Sudan Umumkan Gencatan Senjata Idul Adha
Pemerintah Diminta Prioritaskan Keselamatan WNI di Sudan
Rugi hingga Ratusan Miliar, 800 WNI Menjadi Korban Penipuan Online WN Tiongkok
Jens Raven Resmi Disumpah, Indonesia Kini Punya Striker Baru
Presiden Joko Widodo Kesal Banyak WNI Doyan Nonton Konser Di Singapura
Antisipasi Konflik Meluas, Kemenlu Siapkan Skema Evakuasi WNI dari Lebanon
WNI di Berlin Ikut Terserang Demam Euro 2024
165 WNI Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri, Mayoritas Tersandung Kasus Ini
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap